Chapter 11.

5.2K 230 33
                                    

Suasana jadi canggung setelah apa yang terjadi semalam, Rizal menyesal sekarang. Hubungan keduanya hanya sebatas dokter dan pasien kenapa bisa sampai bercinta seperti semalam.

Rizal menoleh untuk melihat Gilang yang masih tertidur, dia bisa melihat tanda kemerahan di leher hingga dada. Melihat itu Rizal jadi mengingat berapa liarnya mereka semalam, Gilang memang baru pertama kali tapi benar-benar membuat Rizal puas.

"Rizal sadar, masih pagi jangan mikir kotor" Rizal menjambak rambutnya, masih pagi tapi pikirannya kotor dan malah ingin membuat Gilang menangis memohon kepadanya.

Untuk beberapa hari Rizal sepertinya harus menjauh dari Gilang agar bisa bersikap seperti biasa, selain itu butuh waktu untuk menghilangkan bayangan malam panas mereka jadi untuk beberapa hari Rizal tidak bisa melihat Gilang.

Rizal menghela nafas panjang rasanya ingin memutar kembali waktu dan mencegah kejadian semalam, meski Gilang semalam memberikan izin tapi tetap saja salahnya karena memulai terlebih dahulu dan membuat Gilang terbawa suasana.

Seharusnya Rizal lebih mengendalikan diri apalagi setelah ciuman yang pertama, rasanya untuk sekarang ini dia ingin sekali menghilang saja. Rizal masih memiliki rasa tanggung jawab tidak mungkin dia meninggalkan Gilang untuk pulang sendirian.

Rencana untuk menghabiskan waktu liburan berdua harus hancur, seharusnya kemarin mereka quality time menghabiskan waktu untuk bersenang-senang tapi malah Rizal melakukan hal tidak senonoh dengan Gilang.

Rizal mereka sudah melakukan kesalahan besar karena mengajarkan adegan dewasa pada Gilang, meski Gilang sudah berusia 21 tahun tetap saja tidak pantas bagi Rizal untuk melakukan hal seperti semalam.

"Pak dokter" Rizal menoleh melihat Gilang yang masih belum sadar sepenuhnya dengan mata yang sayu dan suara yang serak.

"Cepat pakai baju, kita pulang sekarang sebelum nanti hujan" Setelah mengatakan itu Rizal meninggalkan Gilang yang masih linglung dan kebingungan.

Rizal duduk di depan tenda menunggu Gilang selesai memakai bajunya kembali, semalam Gilang kelelahan dan Rizal hanya membersihkan tubuhnya dengan tisu basah dan langsung menutupinya dengan selimut begitu saja.

"Pak dokter ayo" Gilang keluar dari tenda dengan pakaian yang sudah rapi, Rizal masih bisa melihat tanda kemerahan yang di tinggalkannya semalam.

Tanpa banyak bicara Rizal langsung bangkit dan berjalan menuju parkiran motor, Gilang mengikutinya dengan sedikit kesulitan karena rasa perih yang dirasakan pada lubangnya.

Rizal menatap Gilang yang sedikit kesusahan untuk duduk di atas jok motornya, pasti rasanya akan sangat tidak nyaman harus duduk di motor setelah apa yang terjadi semalam. Rizal tidak bisa membantu Gilang karena tidak membawa salep atau obat-obatan lainnya, yang dilakukannya hanyalah mengendarai motor se-pelan mungkin dan sebisanya menghindari jalan berlubang.

Jangan tanya bagaimana keadaan Gilang, tentu saja dia ingin menangis rasanya menyakitkan ini berbeda dari semalam. Gilang hanya berharap jika keduanya cepat sampai agar dia bisa langsung merebahkan tubuhnya di kasur untuk meredakan perih di pantatnya dan nyeri yang dirasakan di punggungnya.

Padahal semalam dia tidak bekerja keras tapi tubuhnya terasa lelah dan nyeri semua seperti baru saja menyelesaikan pelatihan militer, padahal biasanya meski harus praktek sampai jam 12 malam tubuh Gilang masih baik-baik saja.

Gilang jadi bertanya-tanya apakah orang setelah bercinta akan kesakitan seperti ini atau hanya dirinya saja, selama menonton film dewasa mereka sepenuhnya menikmatinya dan tidak ada rasa kesakitan atau apapun tapi kenapa Gilang berbeda.

"Apa gara-gara pak dokter ya" Gilang bergumam pelan.

"Kamu bilang apa Gilang?" Rizal tidak begitu mendengar apa yang Gilang katakan, sepanjang perjalanan baru kali ini Gilang membuka mulutnya.

Bukanya menjawab Gilang memilih untuk mengeratkan pelukannya pada Rizal, dia ingin cepat pulang karena sudah tidak tahan lagi. Gilang jadi memikirkan bagaimana nanti jika dia ingin buang air besar, rasanya pasti akan sangat menyakitkan.

###

Motor Rizal berhenti di depan rumah Gilang, Gilang langsung turun tanpa mengucapkan selamat tinggal dan basa-basi meminta Rizal untuk mampir ke rumah seperti biasanya. Gilang tidak marah atau kesal dia hanya tidak tahan lagi dengan rasa sakitnya dan ingin segera berbaring di kamar.

Rizal yang melihat Gilang pergi begitu saja menghela nafas panjang dan melajukan motornya,mengira jika Gilang marah padanya dan mungkin saja benci dan tidak ingin melihatnya lagi, sepanjang perjalanan Gilang diam saja padahal biasanya mengoceh seperti burung beo.

Disini lain Gilang langsung merebahkan tubuhnya dengan posisi tengkurap, jarinya bergerak cepat menyusuri beberapa artikel untuk menghilangkan rasa nyeri.

"Harusnya gue tanya pak dokter aja tadi, gara-gara udah gak tahan gue sampai gak bilang bye bye" Gilang mengerucutkan bibirnya, rasanya masih sakit dan berdenyut denyut membuatnya tidak nyaman untuk duduk dan berjalan.

"Tapi ya apa yang gue lakuin sama pak dokter itu boleh kan ya" Gilang jadi memikirkan apa yang baru saja dia lakukan dengan Rizal.

Gilang memang sering mendengar cerita dari trio cabe-cabean tentang hubungan sesama jenis. Memikirkan apa yang terjadi Gilang jadi meragukan kelurusan nya, saat bersama Rizal Gilang merasa nyaman dan tidak aneh saat melakukan skinship berlebihan.

Dengan pacarnya Gilang selaku merasa aneh jika berciuman sampai saling bertukar saliva, tapi saat kemarin Rizal melakukan hal seperti itu Gilang malah menginginkan lebih. Kemarin rasanya yang tidak pernah dia rasakan saat Rizal memasukan jarinya membuat Gilang ketagihan meski sakit di awal.

"Gue beneran gay ya?" Gilang jadi bertanya-tanya apakah dia sudah jadi gay atau masih setengah-setengah.

Gilang mencoba membayangkan jika yang menyentuhnya laki-laki lain tapi malah merinding geli, rasanya berbeda saat dia membayangkan jika Rizal yang melakukannya. Gilang merasa ada yang salah dengan tubuhnya, biasanya butuh waktu untuk membuat penisnya berdiri tapi saat ini hanya dengan membayangkan Rizal melakukan tindakan cabul terhadapnya penisnya langsung berdiri.

"Kayaknya gue perlu tanya apa yang terjadi sama tubuh gue ke trio cabe-cabean dah" Gilang harus bertanya, karena untuk urusan seperti ini tiga boti itu paling berpengalaman.

Gilang tidak bisa tenang jika menduga-duga karena dirinya sendiri tidak pernah mengerti dunia pelangi, junior sepertinya harus belajar pada senior seperti trio cabe-cabean. Setelah memastikan jika Gilang benar-benar jadi gay maka dia akan mengatakan pada Rizal untuk meminta pertanggung jawaban.

"Sekarang gue istirahat aja lah, besok aja ajak trio cabe-cabean buat tanya-tanya" Gilang merasa jika tubuhnya mulai terasa tidak nyaman memutuskan untuk tidur.

Matanya terasa panas dan nafasnya juga berat membuat Gilang tidak bisa tidur nyenyak, tubuhnya terus bergerak berganti-ganti posisi. Tubuhnya kedinginan padahal sudah memakai selimut dan AC tidak menyala tapi Gilang merasa seperti ada di daerah puncak dan kehujanan.

Kepalanya juga berdenyut-denyut, perutnya terasa seperti diaduk-aduk yang membuatnya mual tapi karena tidak sanggup berdiri Gilang hanya bisa menahannya. Tubuhnya yang terasa tidak nyaman membuat Gilang menangis dan merengek seperti anak kecil.

"Mama dingin badan Gilang sakit semua" Gilang menangis memanggil mamanya, mesti tidak tau mama akan datang atau tidak.

Tunggal yang mendengar Gilang memanggil mamanya masuk ke kamar Gilang dan melihat adiknya itu tengah menangis, Tunggal memeriksa suhu tubuh Gilang dengan termometer dan ternyata demam, suhu tubuh Gilang 38,2 derajat.

Tunggal mengambil plester penurun panas dan Paracetamol membangunkan Gilang untuk membantunya meminum obat, setelah minum obat Gilang bisa tidur dengan nyaman.

Karena baju Gilang basah karena keringat Tunggal memilih untuk menggantinya dengan kaos tipis agar lebih nyaman, saat membuka bajunya Tunggal mengerti kenapa Gilang tiba-tiba demam seperti sekarang tanda kemerahan yang banyak cukup untuk menjelaskan semuanya.

Setelah selesai Tunggal meninggalkan Gilang untuk istirahat tapi dia kembali untuk menaruh salep beserta sticky note berisi cara pemakaian salep tersebut.

###

TBC

Gilang mulai krisis identitas abis kena coblos pak dokter

Love DiagonosisWhere stories live. Discover now