chapter 08.

4.5K 252 57
                                    

halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen

happy reading

###

Gilang tengah menunggu Rizal di kantin fakultas teknik, tadi sebelum kelas terakhir dia sudah mengirimkan pesan kepada Rizal. Kali ini Gilang akan mentraktir Rizal padahal biasanya Gilang yang di traktir, sebagai anak kost tentu tidak akan menolak itung-itung menghemat biaya makan.

Gaji sebagai dokter kan banyak memberi makan anak yatim-piatu sepertinya tidak akan membuat Rizal miskin, anggap saja sebagai amal baik. Untuk hari ini Gilang akan mentraktir Rizal sebagai ucapan terimakasih.

Gilang tidak menyangka Rizal akan mengantarkan tugasnya padahal waktu di rawat dia hanya mengatakan sekali dan tidak menyebut secara spesifik tugasnya yang mana, Rizal benar-benar penyelamat untuknya dan anak satu kelas. Jika saja kemarin dia tidak mengumpulkan pasti satu kelas akan kuis dadakan atau paling parah mendapat tugas dengan deadline semalam.

"Gilang" Gilang yang menyesap susunya mendongak, Rizal sudah datang ternyata tampilannya benar-benar keren.

"Pak dokter!" Gilang berteriak saking senangnya, rasanya ada kupu-kupu yang berterbangan di dadanya saat melihat Rizal.

"Kita berangkat sekarang?" Rizal sedikit bingung kenapa Galang mengajaknya makan berdua, ditambah ingin mentraktir dirinya.

Biasnya saat akhir bulan saja Gilang akan meminta traktir alasannya bersedekah kepada anak yatim-piatu, Rizal tidak keberatan sebenarnya bahkan untuk menghidupi Gilang dia mampu.

Gilang berjalan sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya, Rizal hanya tertawa kecil di belakangnya. Keduanya pergi dengan tenang tanpa menyadari jika semua mata menatap Rizal yang tampak asing di fakultas teknik.

"Gilang"

"Halo sayang" Gilang berhenti saat pacarnya memanggilnya

"Kamu gak nganter aku pulang?" Melihat pacarnya cemberut Gilang jadi bingung.

"Aduh maaf ya aku gak bawa motor, kamu pulang sendiri aja ya aku pesenin taksi online" Gilang benar-benar lupa jika biasanya dia menjemput Cindy untuk ke kampus.

"Oke deh, tapi siapa cowok ganteng di belakang kamu?" Cindy terfokus pada Rizal yang menatapnya datar seakan-akan ingin memakannya.

"Oh ini" Gilang menarik Rizal agar sejajar dengannya "Pak dokter ini Cindy pacar saya" Gilang memperkenalkan Rizal pada Cindy.

"Rizal" Tidak ada perkenalan lebih Rizal hanya menjabat tangan Cindy sebentar.

"Sayang, aku mau pergi dulu ya nanti kamu tunggu aja taksi online nya aku udah pesan kok" Gilang melambaikan tangannya meninggalkan Cindy.

"Tebak mana seme mana ukenya" Rachel yang sejak tadi diam memperhatikan keduanya.

"Jelas pak dokter itu yang seme, mana mungkin Gilang lihat sendiri wajahnya manis gitu" Cindy ini memang agak lain, bukanya marah saat pacarnya di pasangkan dengan laki-laki malah mendukung.

Lagipula dia berpacaran dengan Gilang niat awalnya untuk di kenalkan dengan sepupunya, tapi malah bertemu dengan seme yang lebih tampan dari sepupunya. Cindy akan membuat mereka berpacaran, jangan panggil dia fujoshi gila jika tidak bisa membuat Gilang yang lurus seperti jalan menjadi belok.

"Chel kita harus buat mereka jadian" Cindy dan Rachel bertatapan penuh makna.

Sekedar informasi Rachel itu mantan Gilang saat mahasiswa baru mereka putus karena Gilang tidak tahan terus di jodohkan dengan pria-pria asing. Karena baru berpacaran dengan Gilang selama dua minggu, belum ada pergerakan dan dia juga tidak seagresif Rachel.

Sebenarnya yang merasa keren dan tampan itu hanya Gilang, semua mahasiswi di universitas merasa jika Gilang itu manis dan imut. Mereka semua bukan ingin jadi pacar tapi jadi mommy untuk Gilang, motif tersembunyi mereka adalah mencarikan Gilang seme yang tampan dan mapan.

###

Restoran yang Gilang pilih adalah Solaria, bukanya pelit dia hanya menyesuaikan budget yang ada dan Gilang benar-benar suka nasi goreng seafood disini.

"Pak dokter pesen aja yang pak dokter mau, hari ini gue yang traktir" Gilang menatap sombong Rizal, tadi sebelum pergi dia sudah meminta transfer dari abangnya untuk mentraktir Rizal.

"Saya pesan apa yang kamu pesan aja, saya gak tau menu yang enak di sini" Rizal sebenarnya berbohong, siapa yang tidak tau menu Solaria bahkan anak TK saja tau.

"Oke kalo gitu, gue bakal pesen menu yang enak disini" Gilang menatap buku menu dengan serius.

Mulai memesan makanan yang pernah dia coba dan rasanya enak, sebagai Foodies Gilang tentu tau rasa makanan yang enak. Dan di Solaria semua menu tidak pernah gagal harga dan rasanya worth it makanya banyak yang suka.

"Jangan pesan yang pedas, minumnya susu aja jangan jus jeruk" Rizal mengingatkan Gilang agar tidak makan pedas dan asam saat Gilang akan memesan jus jeruk.

"Iya pak dokter, mbak saya pesan susu coklat satu sama es tehnya" Gilang cemberut padahal jus jeruk enak diminum saat cuaca panas seperti ini.

"Kamu kenapa kok tumben mau traktir saya?" Rizal masih kebingungan dengan motif Gilang mentraktirnya.

"Gini loh pak dokter, gue tuh mau berterimakasih pak dokter kan udah bantuin ngumpulin tugas gue kan" Gilang menatap Rizal dengan penuh rasa syukur "kalo pak dokter gak bantuin gue, pasti gue bakal ngulang semester depan terus semua temen kelas gue kena kuis dadakan" Gilang mengatakannya dengan nada yang dramatis bahkan agar lebih meyakinkan dia seakan menghapus air mata.

"Masa kamu cuma traktir saya makan padahal udah menyelamatkan kamu dari mengulang semester" Rizal jelas akan mengambil kesempatan untuk bisa menghabiskan waktu dengan Gilang.

"Pak dokter mau apalagi kan udah kaya, masa tega sama anak yatim-piatu kayak gue" Gilang tetap akan mengusahakan untuk memenuhi keinginan Rizal asal jangan meminta mobil baru, dia belum mampu untuk membelinya.

"Minggu nanti kamu temani saya seharian" Rizal ingin berkencan dengan Gilang jadi dia akan memintanya untuk menghabiskan weekend bersama.

"Oke cuma nemenin kan? kecil itu mah, pak dokter mau saya temenin seumur hidup juga bisa" Gilang asal saja mengatakan jika akan menemani Rizal.

"Kalo untuk teman seumur hidup mungkin nanti" Rizal pasti akan membuat Gilang bersamanya, tapi tidak sekarang.

Keduanya makan sambil berbicara, sebenarnya lebih banyak Gilang yang menceritakan apa saja yang dialami hari ini. Trio cabe yang mengatakan Rizal seperti sugar daddy juga diceritakan intinya apapun Gilang ceritakan.

Rizal hanya mendengarkan saja sambil memandang wajahnya yang manis dan imut, saat makan kedua pipi Gilang akan mengembung membuat Rizal ingin mencubitnya. Tapi yang paling menarik adalah saat Gilang tersenyum, matanya akan menyipit itu terlihat manis.

"Pak dokter tau gak sih, kemarin waktu nganter tugas gue pak dokter jadi viral di fakultas teknik" Gilang ingat jika banyak temannya yang bertanya siapa Rizal padahal bahkan ada yang meminta akun instagramnya.

"Kenapa? saya kan tidak melakukan apa-apa" Rizal tidak mengerti kenapa bisa viral di fakultas teknik.

"Ya gara-gara ganteng lah, pak dokter tau sendiri anak teknik bentuknya kayak apa" Gilang mengatakannya dengan penuh semangat "Pak dokter itu ganteng jadi mereka suka buat cuci mata, jarang ada yang bening-bening di fakultas teknik" mahasiswa teknik hanya akan terlihat keren saat acara penerimaan mahasiswa baru dan masa orientasi selebihnya akan tampak seperti gembel.

"Aneh-aneh aja temen kamu itu" Rizal tidak mengerti kenapa tampilannya di bilang keren, saat jadi mahasiswa kedokteran dulu tampilan seperti itu sudah biasa.

"Pak dokter gak akan ngerti karena bukan anak teknik" Gilang merasa kesal, jelas sekali Rizal tidak akan paham bagaimana tampilan mahasiswa teknik.

Penampilan mahasiswa teknik dan kedokteran jelas beberapa jauh, anak teknik akan benar-benar terlihat seperti gembel jika di sandingkan dengan anak kedokteran dan mungkin akan tampak seperti gelandang jika dengan mahasiswa fakultas bisnis.

####

TBC

Love DiagonosisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang