Chapter 12.

4.1K 217 20
                                    

halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen

happy reading

###

Setelah demam selama tiga hari Gilang sudah membaik, tanda kemerahan yang tertinggal juga sudah menghilang. Sebenarnya Gilang merasa malu dengan abangnya apalagi setelah melihat salep yang sengaja ditinggalkan untuknya.

Meski Tunggal tidak mengatakan secara langsung tapi tindakannya menjelaskan jika abangnya itu tau apa yang sudah dia lakukan. Tidak ada yang salah dengan itu tapi Gilang malu saja dia yang mendapatkan julukan playboy malah kena coblos.

sejujurnya khawatir saat melihat salep dan note yang ditulis Tunggal, bagaimana jika semuanya tidak bisa menerima orientasi seksualnya dan malah mengusirnya seperti yang ada di film-film, tapi ternyata hanya ketakutannya saja karena semua orang menerimanya.

Untuk dokter Rizal, Gilang merasa aneh karena sejak kembali liburan dokter Rizal jadi cuek dan terkesan menjauh darinya, saat dia mengirim pesan jika sakit hanya di balas agar banyak-banyak minum air putih dan istirahat padahal biasanya akan langsung datang untuk menjenguk.

Pesan yang mengatakan untuk tidak terlambat makan dan istirahat teratur juga tidak Gilang dapatkan lagi, intinya sekarang jika Gilang tidak mengirimkan pesan Rizal tidak akan mengirimkan pesan.

"Pak dokter sibuk kali ya makanya gak sempet chat" Gilang menaruh kepalanya di meja menatap room chat nya dengan Rizal yang terakhir kali dibuka pagi kemarin.

Gilang merasa tidak semangat melakukan apapun hanya karena chatnya tidak di balas oleh Rizal dibaca saja tidak. Padahal biasanya masih sempat di bahas meski sudah jam 12 malam, tapi kenapa sekarang hanya dibaca saja.

"Woy Gilang masih pagi dah lemes aja kek abis ngewe" Trio cabe-cabean yang datang berkumpul di depan mejanya. Kemarin Gilang sudah mengirimkan chat jika ingin bertanya sesuatu yang rahasia kepada mereka.

"Kalian cepet duduk gue mau tanya sesuatu yang menyangkut masa depan gue" Gilang mengisyaratkan mereka untuk duduk di dekatnya agar bisa berbisik-bisik.

"Tanya apaan sih tumben banget" Raka heran kenapa Gilang bertanya kepada mereka yang tidak jelas masa depannya ini.

"Sebelum gue tanya kalian bertiga harus janji gak akan bocorin ini ke orang lain dan tolong banget jangan heboh, suara kalian jangan sampai kayak toa masjid" Gilang harus mewanti-wanti mereka agar tidak mengatakan ini kesemua orang yang ada di kampus, karena jujur saja mentalnya masih belum mampu.

"Aman itu mah, jadi cepetan lu mau tanya apaan" Radit benar-benar penasaran apa yang akan Gilang tanyakan sampai harus di rahasiakan.

"Gue gay ya?" Pertanyaan tanpa aba-aba Gilang membuat ketiganya kaget bahkan Raihan sampai terjatuh dari kursinya.

"Bangke lo, kenapa tanya kayak gini sih" Raihan yang kembali duduk dengan benar mengumpati Gilang yang mengajukan pernyataan aneh seperti itu.

"Gue kan ciuman sama cowok dan gue gak ngerasa jijik atau geli, rasanya kayak gak jauh beda kalo ciuman sama cewek itu artinya gue gay kan" Gilang menatap ketiganya yang sepertinya merasa frustasi dengan pertanyaannya.

"Sebentar, lo cuma ciuman aja atau lebih" Radit ingin memastikan terlebih dahulu ciuman yang Gilang maksud ini tipe yang hanya kecupan atau ciuman panas "maksudnya gini lo cuma sekedar kecupan atau benar-benar ciuman yang sampai di lumat bibirnya" Radit kembali mejelaskan maksudnya agar Gilang tidak bingung.

"Ciuman yang di lumat bahkan ludahnya sampai masuk ke mulut gue terus gak cuma ciuman aja, tapi itunya juga masuk ke anu gue" Gilang membisikan yang bagian akhir agar tidak ada yang mendengar.

"Hah lo udah jebol" Ketiganya kompak berteriak saat mendengar jika tidak hanya ciuman saja yang telah Gilang lakukan tapi juga adegan dewasa lainya.

"Jangan teriak bisa gak sih kalo ada yang denger gimana" Gilang belum siap jika ada yang tau masalah ini, apalagi jika pacarnya tau bisa sedih nantinya.

"Kalo udah kayak gitu jelas sih lo jadi boti dan pastinya lo gay" Raihan mengatakan kesimpulannya, jelas jika mereka sudah berhubungan badan dengan sesama dan masih mengaku lurus itu hanya pengalihan isu.

Gilang terdiam memikirkan jika dirinya sekarang menjadi gay tapi pelaku yang membuatnya belok malah menghilang dari peradaban, jika sudah seperti ini Gilang harus apa. Dia tidak ingin jadi gay sendirian, Rizal juga harus ikut apalagi dia sudah membobol pantatnya.

"Lang yang jadi seme lu siapa?" Raka masih penasaran dengan sosok yang menjadi pihak atasnya Gilang.

"Pak dokter Rizal" Gilang menjawabnya dengan enteng.

"Anjir jadi pas nganu sama dia lu cosplay jadi pasien gitu terus dia pake baju dokter dong" Raihan berkata dengan heboh padahal ya belom tentu jika Gilang bercinta seperti yang ada di adegan film dewasa.

"Ya gak lah aneh-aneh lo" Gilang memukul kepala Raihan, bagaimana bisa dia berfantasi jika dia memakai baju pasien dan bercinta dengan Rizal.

"Pak dokter itu cowok ganteng yang nganter tugas lo itu?" Radit hanya menduga saja karena terlihat pria yang cocok untuk jadi seme Gilang hanya dua dosen muda mereka pak Iyan dan pria yang mengantarkan tugasnya.

"Iya, tapi kalian tau gak sih pak dokter sekarang kayak berubah masa dia sering cuekin chat gue padahal sebelumnya pasti di bales kadang kalo senggang dia telfon" Gilang jadi murung saat ingat Rizal yang terkesan menjauh darinya setelah kejadian liburan itu.

"Sejak kapan dia begitu"

"Abis kita nganu paginya pak dokter jadi gak banyak omong, biasanya emang gak banyak omong tapi kali ini gue ngerasa dia kayak menjauh gitu" Rizal mungkin tidak banyak bicara tapi tetap melakukan perhatian kecil untuknya tapi setelah kejadian waktu itu Rizal berubah tidak perhatian lagi dan terkesan menjauhinya.

"Jangan cuma galau gini, masa iya lo mau diem aja padahal dia udah ambil keperawanan lo" Raihan menggoyang-goyangkan tubuh Gilang. Dia paling tidak suka jika ada seme yang hanya menginginkan bercinta dengan uke lalu pergi begitu saja setelah selesai.

"Terus gue harus apa" Gilang menatap sedih ketiganya, dia tidak tau harus melakukan apa meski rencana awalnya ingin menghampiri Rizal dan mengatakan jika dia jadi gay gara-gara pak dokter itu, tapi keberaniannya tidak mengungkung.

"Ya cari dia minta pertanggung jawaban lah, jangan diem aja sambil nangis" Raihan memang uke tapi dia tidak ingin jadi menye-menye.

"Gue gak berani"

"Kita temenin lo nanti, inget pulang kampus kita ke tempat kerja seme brengsek itu"

Gilang mengangguk saja, tidak ada salahnya jika membawa teman jika nanti dia tahan berani mengatakannya ada temannya yang akan mengatakan dan membelanya kan.

"Jangan jadi menye-menye gini lo harus ambil tindakan kalo dia gak nembak ya lu yang nembak dia" Raka bukan uke yang menunggu untuk di tembak, karena dasarnya dia cowok bukan cewek yang menunggu.

Gilang langsung mengirimkan pesan ke Rizal untuk bertanya apakah dia ada di rumah atau rumah sakit, tapi menurut Gilang Rizal ada di rumah sakit karena ini jadwalnya jaga pagi. Tidak ada salahnya untuk bertanya karena bisa jadi jika Rizal mengalami perubahan jadwal, meski Gilang harus kembali lesu karena pesannya hanya centang satu.

Rizal jadi jarang online padahal biasanya selalu online setiap saat tapi kenapa sejak bercinta dengannya Rizal jarang online, mungkin tidak pernah Rizal selalu membalas pesannya saat pagi atau sore setelah menanyakan apa yang dilakukan hari ini langsung kembali offline.

Gilang jadi bertanya-tanya apa Rizal sudah bosan atau mungkin saja kecewa dengannya setelah bercinta, apa mungkin tubuhnya tidak seperti ekspektasi Rizal hingga Rizal langsung menjauh begitu selesai bercinta dengannya.

###

Pak dokter nyebelin abis ngewe anak orang sampai demam malah langsung ngulang

Love DiagonosisWhere stories live. Discover now