Chapter 25.

4.9K 165 14
                                    

halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen

happy reading

###

Rizal dan Gilang tengah menikmati pemandangan indah di depan vila, karena kelelahan akibat kegiatan semalam Gilang jadi tidak ingin jalan-jalan padahal Rizal sudah menawarkan untuk berjalan keliling pantai.

Gilang bersandar di dada bidang Rizal sambil menikmati keripik kentang, karena kegiatan semalam Gilang kesulitan bergerak jadi dia meminta Rizal untuk menggendongnya kemanapun. Sebenarnya ini rencana Gilang untuk menjadikan Rizal sebagai pesuruhnya, anggap saja sebagai hukuman karena melupakan janjinya.

Suara deburan ombak dan angin sepoi-sepoi membuat suasana terasa nyaman, pantai memang cocok untuk dijadikan tempat menenangkan diri. Suasana pantai yang menenangkan benar-benar membuat banyak orang ingin terus berada disini untuk waktu yang lama.

"Pak dokter." Rizal membuka matanya saat Gilang memanggilnya.

"Apa hem?" Rizal tidak banyak bereaksi hanya tangannya yang tadi mengelus rambut Gilang kini beralih memegang tangannya.

"Kenapa pak dokter nyusul gue kesini?" Gilang masih belum tau kenapa Rizal menyusulnya jauh-jauh ke Bali. Padahal sebagi dokter pekerjaannya jelas tidak bisa tinggal dengan mudah.

"Saya gak mau kehilangan kamu, kemarin kamu bilang kan kalo mau cari bule ganteng jika saya lupa sama janjinya." Rizal tidak akan pernah melepaskan Gilang, apapun yang terjadi Rizal akan tetap mempertahankan hubungan keduanya.

Anggap saja dia egois dan obsesif karena kenyataannya memang begitu, Gilang susah jadi titik poros kehidupannya. Dunia Rizal pasti akan jungkir balik juga hilang menghilang, Rizal harus tetap memiliki Gilang agar bisa hidup dengan bahagia.

"Pak dokter cuma mau badan gue?" Entah kenapa pertanyaan ini muncul di pikiran Gilang, pernyataan itu terlintas begitu saja.

"Tentu saja tidak meski saja tidak munafik jika saya suka tubuh kamu." Jujur saja tubuh Gilang memang senikmat itu, Rizal tidak akan bohong untuk yang satu ini.

"Terus apa yang pak dokter suka dari gue, dari segi muka gue termasuk ganteng bukan imut dari segi kaya apa lagi." Gilang merasa jika wajahnya tidak menjadi daya tarik yang cukup sebagai uke.

Dia sudah melihat banyak uke yang mempunyai wajah menggemaskan seperti boneka dan mereka juga seksi-seksi, dengan pantat yang padat dan berisi ditambah lagi kulit yang seputih susu.

Jelas Gilang insecure, dengan modelan dokter Riyan yang wajahnya bisa jadi seperti perempuan saja Gilang insecure apalagi uke yang glowing seperti itu.

Padahal sebenarnya Rizal suka padanya karena dia itu Gilang bukan yang lain, bahkan jika nantinya Gilang mengalami pergantian jiwa seperti yang ada di novel Rizal hanya akan mencintai jiwa Gilang.

"Bohong kalau saya bilang suka kamu tanpa alasan, karena sejatinya manusianya pasti punya alasan untuk tertarik dengan manusia lain," Rizal berkata jujur, dia pertama kali tertarik dengan Gilang karena sikap anehnya, baginya Gilang waktu itu salah satu jenis manusia yang unik.

"Awalnya saya berpikir bahwa kamu itu manusia yang unik, saat pertama kali datang sudah seperti orang sekarat dan keesokan paginya kamu sudah lebih baik. Bahkan mungkin sudah kembali sehat sampai bisa bergosip dengan teman sekamar."

"Berati gue ngeselin dong?" Rizal mengangguk mengiyakan.

Kesan pertama yang membuat Rizal geleng-geleng kepala, pemuda yang sering membuatnya kesal dan jengkel karena selalu melanggar setiap pantangan yang dia berikan hingga berakhir di ranjang rumah sakit.

Love DiagonosisWhere stories live. Discover now