Chapter 22.

2.7K 136 14
                                    

halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen

happy reading

###

Gilang duduk di depan Vila sambil menikmati sunset di pantai Sanur Bali, memilih Bali sebagai tempat untuk menenangkan diri. Setelah melihat postingan story Instagram milik salah satu perawat Gilang langsung mengemasi barang-barangnya dan pergi ke Bali seperti ancaman yang pernah di katakan ke Rizal.

Gilang tidak ingin melihat Rizal untuk sementara waktu, rasanya dia bisa saja menghajar Rizal tanpa ampun jika melihatnya. Kemarin adalah perayaan hari jadi mereka yang keseratus hari, Rizal mengatakan akan pulang tepat waktu tapi nyatanya sampai jam sepuluh malam dia tidak pulang dan tidak mengangkat telfonnya.

Rizal asik merayakan ulang tahun dokter Van bersama dengan staff rumah sakit yang lainnya, di foto Rizal tampak tersenyum sambil memegang kue untuk dokter Vani. Gilang menunggunya dengan cemas di rumah tapi Rizal malah asik merayakan ulang tahun dokter Vani tanpa mengabarinya.

Setelah melihat semuanya Gilang hanya mengirimkan pesan pada Rizal untuk tidak perlu pulang dan memintanya untuk menikmati perayaan kecil-kecilan itu. Gilang benar-benar kesal kenapa Rizal melupakan perayaan yang di buatnya padahal sebelumnya sudah berjanji akan merayakan bersama.

"Brengsek banget pak dokter, bisa-bisanya dia lupa dan milih ikut ngerayain ulang tahun siluman ulat bulu" Gilang menghabis satu kaleng bir, ya untuk kali ini dia akan menikmati minuman beralkohol itu agar bebannya sedikit terangkat.

Gilang tidak peduli jika setelah ini asam lambungnya akan kambuh, nanti jika sakit Gilang akan meminum  obat.

"Apa ini karma yang gue dapet karena sering gonta-ganti cewek ya" Gilang merasa jika ini karma karena sering bergonta-ganti pasangan, tapi kan Gilang tidak pernah menyakiti mereka kenapa dia mendapatkan karma buruk.

Suasana pantai yang tenang membuat Gilang semakin memikirkan perubahan sikap Rizal, beberapa hari yang lalu Gilang mendapati Rizal tengah bersama dokter Vani, Gilang tentu tidak suka dengan kedekatan keduanya.

Gilang langsung saja menyelinap di antara keduanya dan membuat dokter Vani terdorong dan membuat Rizal menegurnya, menurutnya dokter Vani itu lebih cocok jadi artis FTV di bandingkan dokter karena acting lebay nya bisa membuat Rizal percaya.

"Pantes aja waktu itu belain banget ternyata emang ada apa-apa" Jika mengigat apa yang terjadi Gilang ingin memukuli Rizal.

Sejak tadi Gilang hanya duduk diam sambil sesekali mengomel, saat sampai di Bali Gilang hanya mendapatkan lima pesan dan dua panggilan telepon dari Rizal dan setelahnya dokter ganteng itu tidak mencoba mengirim pesan lagi.

Sepertinya setelah tidak mendapat balasan Rizal langsung mengabaikannya dan mungkin sekarang tengah asik dengan selingkuhannya itu, Rizal menelponnya pasti hanya untuk basa-basi dan mencari alasan untuk putus.

"Hah masa bodoh pak dokter sama yang lain gue juga bisa, disini gue bakal cari bule ganteng" Gilang berencana untuk jalan-jalan besok, karena siapa tau dia bisa bertemu dengan pria tampan yang mapan.

Bule-bule yang ada disini tidak kalah tampan dengan Rizal badan mereka kekar ditambah dengan kulit yang jadi kecoklatan karena sering berjemur di pantai menambah kesan seksi.

Tapi Gilang tidak berniat untuk mencarinya malam ini karena moodnya masih hancur untuk malam ini dia hanya ingin minum sepuasnya.  Gilang membuka ponselnya untuk mencari destinasi wisata yang bisa di jelajahi selama dia di Bali.

"Dih pantes aja gak nyariin ternyata lagi sama ceweknya toh" Gilang melihat foto yang di kirim dokter Vani ke DM Instagram nya.

Foto yang menunjukkan jika Rizal memeluk mesra dokter Vika, bohong jika Gilang tidak sakit hati kemarin Rizal bilang jika Gilang satu-satunya dan hubungannya dengan dokter Vani hanya sebatas rekan kerja.

"Ternyata mau cowok lurus atau cowok belok itu sama aja suka selingkuh" Gilang menenggak satu kaleng bir sampai habis.

Setelah hari berganti gelap Gilang memilih masuk karena merasa dingin terkena hembusan angin malam, dengan sempoyongan Gilang masuk dan merebahkan tubuhnya di kasur. Hari ini fisik dan mental nya di buat lelah jadi dia ingin tidur dengan nyenyak.

###

Di tengah malam ada sosok tinggi dengan tubuh kekar membuka pintu vila dan masuk kedalam, sosok itu adalah Rizal yang menyusul Gilang ke Bali. Dia langsung panik saat tidak menemukan Gilang dan saat membuka ponselnya dia mendapati pesan berisi fotonya tengah memegang kue ulang tahun dokter Vani.

Rizal tentu saja panik Gilang sudah cemburu dengan dokter Vani saat di rumah sakit. Saat Rizal mengantarnya pulang setelah dinas malam, dengan adanya foto di di hari jadi mereka yang ke seratus hari jelas membuat Gilang marah padanya.

Sejujurnya Rizal tidak berniat untuk pulang terlambat tapi saat akan pulang ada kecelakaan jadi dia harus menangani pasien yang membutuhkan pertolongan, saat selesai dia malah di tarik dokter Riyan untuk ikut merayakan ulang tahun dokter Vani.

Rizal tidak bisa mengirimkan pesan karena baterai ponselnya habis dan baru di charger saat di rumah, karena ingin menelfon Gilang yang tidak afa di apartemen padahal sudah bilang jika mereka akan merayakan hari jadi.

Karena tidak tau Gilang pergi kemana Rizal mencoba untuk mencarinya di rumah tapi Tunggal bilang jika Gilang pergi ke Bali saat itu juga Rizal mencari tiket pesawat ke Bali dan meminta alamat vila keluarga Gilang di Bali.

Setelah perjalanan yang melelahkan disinilah Rizal berada di kamar dimana ada Gilang yang tengah tertidur pulas. Rizal meletakkan kopernya dan ikut berbaring memekik Gilang, rasanya benar-benar lelah karena belum sempat beristirahat sama sekali.

Kemarin dia kembali pukul sepuluh malam dan mencari Gilang ke rumahnya yang berjarak satu jam perjalanan dan baru bisa ke Bali sore ini karena harus mengajukan cuti terlebih dahulu, meski melelahkan Rizal tidak mengeluh karena tidak ingin kehilangan Gilang.

"Saya harap kamu mau mendengar penjelasan saya" Rizal memeluk Gilang dengan erat, lega rasanya bisa mendekap Gilang lagi.

Rasa panik dan takut yang dihatinya langsung terangkat saat melihat wajah tenang Gilang. Rizal sudah siap jika besok mendapatkan pukulan yang lebih parah dari yang dia dapat di rumah sakit saat Gilang pertama kali mengajaknya berpacaran.

Rizal mengakui jika kali ini dia salah, sifatnya yang cuek dan jarang memberikan kabar menjadi bumerang untuk hubungannya dengan Gilang. Mulai sekarang dia akan mengubah kebiasaannya, sesibuk apapun Rizal dia akan menyempatkan untuk mengirimkan pesan.

Dan Rizal akan menjaga jarak dari dokter perempuan atau siapapun yang terlihat menyukainya, Rizal bodoh karena tidak menyadari jika Gilang cemburu dengan kedekatannya.

Rizal benar-benar merasa bersalah karena kemarin dia sudah berjanji untuk merayakan hari jadi mereka yang ke seratus, Gilang bahkan sudah mempersiapkan kue dan juga dirinya untuk Rizal, tapi malah dia kecewakan karena fotonya dengan dokter Vani.

Saat nanti sudah mendapatkan maaf dari Gilang, Rizal berencana untuk menggunakan mainan yang Gilang beli. Rizal membawa mainan itu di kopernya tidak mungkin dia melepaskan Gilang begitu saja kan.

Gilang pasti lucu juga mengenakan mainan itu ditambah dengan baju maid pasti akan jadi seksi sekali, badan Gilang semakin terlihat menggoda terutama bagian pantatnya yang semakin montok.

Rizal jadi tidak bosan untuk meremasnya, entah apa yang Gilang lakukan selama Rizal tidak ada hingga Gilang semakin menarik. Rizal jadi ingin menyimpan Gilang untuknya sendiri juga bisa, untungnya Rizal masih waras untuk tidak melakukan semuanya.

###

TBC

effort sekali ya pak dokter satu ini rela nyusul Gilang ke Bali

Love DiagonosisDove le storie prendono vita. Scoprilo ora