bonus chapter

1.6K 116 9
                                    

halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen

happy reading

###

Gilang tidak percaya jika Rizal akan mengajaknya pindah ke rumah baru. Kemarin dia hanya bercanda saja untuk ingin pindah tapi tanpa diduga Rizal malah menurutinya. Gilang senang jika tinggal di rumah, akan ada tetangga yang bisa di ajak untuk berbicara, meski begitu tinggal di apartemen juga nyaman.

Sampai di rumah baru nya Gilang menatap sekitar, lingkungan disini cukup nyaman jika di lihat rumah di sekitarnya sudah berpenghuni. Gilang suka ini setelah beres-beres barang bawaan dia berencana untuk menyapa tetangga.

"Suka gak sama rumahnya?" Rizal memeluk Gilang dan melihat bagian dalam rumah.

"Suka banget, lingkungan nya nyaman , rumahnya juga gak terlalu luas"

Gilang masuk ke dalam rumah, penataan ruangannya Gilang suka dimana area umum seperti ruang tamu, ruang santai dan dapur ada di lantai satu. Ada halaman depan yang cukup luas meski tidak memiliki halaman belakang, melihat ini Gilang berencana untuk membuat kebun mini seperti yang ada di Instagram.

"Kita beres-beres dulu setelah itu baru sapa tetangga, atau kalo capek besok aja" Barang yang dibawa hanya baju dan barang penting seperti tugas Gilang atau berkas pasien milik Rizal.

"Langsung aja lagian pengen kenalan sama tetangga, ini kan sore pasti udah pulang kerja" Sekarang sudah di atas jam empat sore, pasti semua yang bekerja sudah pulang.

"Mau dibawain apa?" Rizal bertanya masih ada waktu untuk memesan makanan yang dibawa saat bertamu nanti.

"Em bawa kue aja gak sih?" Gilang rasa kue atau cake cocok untuk dibawa sebagai buah tangan. Selain tidak susah di dapatkan pasti banyak orang yang suka.

Rizal setuju dan memesan beberapa kue dan cake dari toko roti temannya, cukup sulit untuk mendapatkan bermacam-macam kue di sore hari karena kebanyakan sudah habis. Untungnya temannya mau membuatkan beberapa tambahan kue, Rizal juga mengundangnya untuk mampir ke rumah barunya.

"Tetangga kita kayak apa ya, gue harap bukan tipe yang resek" Gilang takut jika dapet tipe tetangga yang menyebalkan apalagi jika emak-emak tukang gosip.

"Sepertinya tidak setau saya tetangga samping rumah masih muda" Rizal tidak tau untuk yang lainnya, karena saat meminta orang membersihkan rumah ini hanya tetangga sebelah yang Rizal lihat.

Gilang bersyukur mendengarnya, jika masih muda dia pasti bisa cepat akrab dan mungkin saja saat di tinggal Rizal dinas di rumah sakit Gilang bisa menghabiskan waktu bersama tetangganya ini.

Setelah memasukan semua baju dan menata bukunya di meja belajar, Gilang langsung terbaring lemas di sofa. Ternyata merapikan barang dalam jumlah banyak itu melelahkan dan merepotkan. Selama Gilang tidak pernah merapikan bajunya sendiri, ada mama yang merapikan bajunya dan saat di kost Gilang hanya tinggal memasukkannya ke lemari setelah laundry.

"Pak dokter ada air dingin gak sih di kulkas" Gilang benar-benar merasa haus dan butuh sesuatu yang segar dan dingin.

"Tidak ada hanya ada air biasa" Rizal memberikan segelas air, kemarin dia hanya membeli galon dan menaruhnya di dispenser.

Lagipula Rizal tidak punya kebiasaan minum air dingin jadi dia jarang menyimpan air di kulkas, tapi sejak bersama Gilang kulkasnya yang biasanya berisi daging, sayuran dan buah-buahan jadi memiliki isi tambahan botol air dan beberapa masker wajah.

Di rumah ini Rizal berencana untuk menambahkan satu kulkas mini guna menyimpan skincare dan masker milik Gilang agar tidak bercampur dengan bahan makanan.

"Pak dokter kira-kira tetangga kita udah nikah belum ya?" Gilang penasaran dengan tetangganya.

"Sepertinya sudah, kemarin saya lihat ada anak-anak di rumahnya"

"Seru kalo ada bocil bisa di ajak main" Gilang jadi bersemangat saat mendengar ada anak-anak disini.

Di rumahnya tidak ada anak yang seumuran dengannya, sekalipun ada mereka jarang pergi bermain kebanyakan mereka akan mengikuti les atau kursus lainnya. Karena Gilang malas ikut semuanya dia sering bermain ke kompleks lain dan bermain dengan anak kecil.

"Pak dokter, di rumah ini gak ada kolam renangnya ya?"

"Nggak ada, emangnya kenapa?" Rizal heran kenapa Gilang tiba-tiba bertanya tentang kolam renang.

"Kirain ada, kalo ada kan bisa buat berenang"

Rizal mengerutkan keningnya, Gilang kan malas olahraga kenapa jadi ingin berenang. Saat di apartemen saja dia tidak mau di ajak berenang padahal ada fasilitas kolam renang di atap gedung.

"Tumben kamu mau renang"

"Sebenarnya bukan mau renang pak dokter tapi..." Gilang menatap Rizal dengan serius hal ini membuat Rizal juga terbawa suasana.

"Pengen coba ngewe di kolam renang, gue penasaran itu airnya bakal ikut masuk apa gak"

Rizal menghela nafas panjang, Gilang dapat ide aneh seperti ini darimana lagi? kenapa ada saja ide-ide untuk bercinta. Kemarin dia ingin mencoba gaya lain dan sekarang malah ingin bercinta di kolam renang.

"Coba aja di bathtub kan sama-sama ada airnya"

"Bener juga, ayo pak dokter coba" Rizal sepertinya menyesali perkataannya, dia hanya mengatakan dengan asal-asalan tapi Gilang malah dengan semangat ingin mencobanya.

"Jangan sekarang, kita masih harus ke tetangga" Rizal tidak ingin menolak sebenarnya tapi mereka harus menyapa tetangga terlebih dahulu agar sopan, lagipula siapa yang akan menolak jika di berikan kenikmatan.

"Iya sih kalo gitu besok aja lah"

"Kamu dapet referensi darimana lagi sih ini?" Rizal tidak tahan untuk tidak bertanya.

"Ada sih dari komik yang gue baca tadi, kan ada bagian seme sama ukenya ngewe di kolam renang"

"Itu komik Gilang jangan di tiru, lagian kalo beneran nganu di kolam renang jelas bakal tenggelam"

"Ini kolam yang biasa gitu loh pak dokter bukan yang sekelas olimpiade jadi airnya paling cuma di bawah dada"

"Sepertinya saya harus mengawasi kamu lebih ketat lagi biar tidak semakin aneh-aneh, dan jangan terlalu banyak gaul sama Danika kamu, ajaran dia sesad semua" Sebenarnya Rizal juga suka jika Gilang jadi bertingkah imut atau binal, tapi terkadang itu membuatnya kewalahan apalagi dengan ide-ide aneh yang ada.

Sering bergaul dengan Danika membuat Gilang belajar banyak hal aneh, apalagi menurutnya apa yang diajarkan Danika itu menjorok ke tingkah sadomasokis. Dia pernah memergoki Gilang menonton vidio fisting dari internet.

Saat dia bertanya kenapa Gilang menontonnya, alasannya sederhana dia penasaran Danika bilang jika ada beberapa orang yang suka jika lubang analnya di masuki dengan tangan, bukan sekedar jari tapi bahkan sampai lengan bisa ikut masuk.

Gilang jadi penasaran, jangankan tangan di masuki burung milik Rizal saja sudah sakit, jadi baginya tidak mungkin jika ada orang yang mampu menahan rasa sakit jika lubangnya di masuki dengan lengan yang jelas berkali-kali lipat lebih besar dadi burung manusia.

###

TBC

Kembali lagi dengan Gilang dan pak dokter

Love DiagonosisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang