Chapter 13.

4K 202 10
                                    

halo semuanya, selamat membaca halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen

happy reading

###

Gilang dan trio cabe-cabean dalam perjalanan ke rumah sakit meski pesannya tidak di balas oleh Rizal dia tetap nekat ke rumah sakit, nanti jika tidak ada tinggal datang ke apartemen nya yang hanya berjarak 15 menit dari rumah sakit.

Mereka berempat naik taksi online karena tidak ada yang membawa kendaraan bermotor. Mereka langsung turun begitu sampai di rumah sakit, hari ini sepertinya banyak orang yang sakit akhir-akhir ini karena UGD penuh dengan pasien.

"Dokternya dimana njir gak mungkin kita keliling rumah sakit" Raka celingukan mencari sosok pria tampan yang pernah di lihatnya.

"Ayo langsung ke ruangannya aja" Gilang mengajak mereka untuk masuk langsung ke ruangan Rizal.

"Itu dokternya lagi sama cewek cantik" Raihan menarik Gilang untuk ke taman yang ada di samping lorong ke ruang rawat poli bedah. Rizal tengah berjalan beriringan dengan perempuan cantik.

Gilang mengepalkan tangannya saat melihat Rizal tengah asik tertawa dengan dokter cantik yang baru di lihatnya, sepertinya itu dokter baru atau seorang koas karena Gilang belum pernah melihatnya dan ini pertama kalinya.

Setelah mengambil keperawanan nya Rizal malah mendekati perempuan lain, apa Rizal hanya ingin merasakan tubuhnya saja setelah mendapatkan apa yang diinginkan langsung di lupakan begitu saja.

"Pak Dokter tau gak sih? Gua kangen sama Pak Dokter. Puas Pak Dokter abis ngewe terus ninggalin gua?" Gilang langsung menghampiri Rizal dan memukulnya guna meluapkan perasaan kesalnya.

"Bukan begitu Gilang." Sang Dokter berusaha untuk membuat Gilang agar tidak salah paham. Sejujurnya dia kaget dengan kedatangan Gilang yang tiba-tiba dan bukannya mendapat pelukan malah bogeman.

"Terus apa? pak dokter ngilang gitu aja dan sekarang malah asik pdkt sama cewek" Gilang benar-benar emosi rasanya pukulan yang dia berikan masih belum cukup.

Selama tiga hari dia harus merasakan tidak nyaman di pantatnya, demam, bahkan pinggangnya sekarang masih terasa nyeri dan pegal tapi bukannya memberikan perhatian Rizal malah menghilang.

Semua perasaan tidak nyaman itu hanya dia yang merasakan buktinya Rizal malah asik bersama perempuan lain tanpa mengkhawatirkan keadaannya setelah dibobol.

"Gilang, denger penjelasan saya dulu okay" Rizal ingin memegang tangan Gilang tapi malah di tepis, meski Gilang menguji kesabarannya Rizal berusaha untuk tidak ikut terpancing emosi.

"Saya tidak ingin menghilang atau menghindar Gilang, saya sibuk jadi tidak sempat untuk menemui kamu" Rizal mengatakan yang sebenarnya, belakangan ini banyak sekali pasien yang berdatangan hingga IGD super sibuk. Selama tiga hari Rizal belum sempat pulang ke apartemen.

"Terus dia siapa? kenapa akrab sama pak dokter" Gilang menatap tajam perempuan yang tadi tertawa bersama Rizal.

Perempuan yang ditatap tajam itu kebingungan kenapa dia masuk ke dalam konflik dua pasangan ini. Tidak masalah juga sih ikut terseret yang terpenting dia bisa melihat interaksi manis keduanya sebagai asupan.

"Dia itu teman kuliah saya yang baru pindah kesini, namanya Danika. Kamu gak usah cemburu ya karena saya gak ada hubungan apa-apa sama nenek lampir seperti dia"  Rizal meraih wajah Gilang, ibu jarinya mengusap air mata yang mengalir di pipi Gilang.

"Gue ambil uke lu nangis-nangis lu" Danika menatap sinis Rizal yang mengatainya nenek lampir. "Manis jadi kamu pacar kanebo kering ini ya, kenapa mau sih sama dia mending kamu putus sama dia nanti mommy cariin seme yang lebih wah" Danika memang suka memanggil dirinya mommy untuk uke.

"Kita gak pacaran kok sebelumnya, tapi sekarang pak dokter harus jadi pacar gue" Gilang menatap Rizal dengan cemberut, pokoknya mereka harus pacaran jika Rizal tidak mau jadi pacarnya maka Gilang saja yang jadi pacar Rizal.

"Jadi kamu di perawanin dia masih kalian masih hts? uluh-uluh kasian anak mommy" Danika langsung mendorong Rizal menjauh dan memeluk Gilang dengan gemas.

Rizal tentu saja tidak terima dia langsung menarik Danika menjauh dari Gilang. "Jauh-jauh lo dari uke gue"

Danika ini benar-benar bahaya jika jiwa fujoshi nya lepas, tingkahnya akan seperti monyet lepas kandang suka sekali memeluk.

"Kalo mau cariin seme jangan buat gue karena gue maunya pak dokter, mending cariin buat mereka bertiga" Gilang menunjuk trio cabe-cabean yang sejak tadi diam mengamati.

"Uluh-uluh kalian gue uke kayak dia ya, sini-sini sama mommy" Danika langsung beralih ke tiga mahasiswa yang sejak tadi diam saja.

Rizal langsung membawa pergi Gilang ke ruangannya saat Danika asik dengan tiga uke barunya. Keduanya perlu ruang pribadi untuk membicarakan mengenai hubungan keduanya dan Rizal ingin memperjelas maksud Gilang mengenai pacaran.

Begitu masuk ruangan Gilang langsung menyerang Rizal dengan ciuman, entah kenapa dia suka saja jika mencium Rizal meski akhirnya akan dibuat sesak nafas. Rizal yang dapat serangan mendadak seperti tadi tentu saja kaget tapi akhirnya dia jadi lebih mendominasi.

Rizal mencium Gilang lebih lama rasanya benar-benar merindukan bibir kenyal ini, padahal baru dua kali mereka berciuman dengan intens tapi bibir Gilang sudah jadi candu baginya.

"Hah hah udah pak dokter" Gilang menghentikan Rizal yang ingin kembali menciumnya.

"Nanti di lanjut, saya ingin meminta penjelasan mengenai perkataan kamu yang ingin saya jadi pacar kamu" Rizal membawa Gilang duduk di pangkuannya, tangannya memegang pinggang Gilang dengan erat.

"Ya pak dokter jadi pacar gue, masa udah ngewe pak dokter gak mau jadi pacar gue" Gilang menatap Rizal intens.

"Oke kita pacaran, tapi saya ingin kamu putuskan semua pacar kamu, saya gak mau jadi selingkuhan apalagi berada di urutan kesekian" Rizal tentu tau jika Gilang mempunyai satu pacar dan banyak gebetan.

"Setuju, tapi pak dokter juga harus gitu awas aja sampai deket sama cewek lain" Gilang tidak keberatan jika Rizal ingin dia tidak berdekatan dengan perempuan lain tapi Rizal juga harus melakukannya juga agar adil.

"Saya janji tidak akan dekat dengan perempuan lain selain untuk urusan pekerjaan" Gilang mengangguk paham, lagipula dia tidak akan meminta Rizal mengasingkan diri dari perempuan.

"Tapi pak dokter bisa temenin gue buat mutusin Cindy kan, gue ngeri kalo sendirian soalnya Cindy galak" Gilang bukanya takut hanya saja Cindy ini tipe yang posesif parah, jangankan tau dia selingkuh ada perempuan lain yang mendekat saja langsung dibuat trauma olehnya apalagi ini ketahuan berpacaran dengan laki-laki lain.

"Kalo kamu takut biar saya yang bicara sama dia kamu hanya cukup diam di samping saya" Rizal akan melindungi Gilang dari apapun jadi dia sanggup jika harus mengatakan semua ini ke pacar Gilang, meski beresiko kena cakaran dan tamparan.

"Gak usah, pak dokter cukup temenin gue aja, lagian nanti gak gentle kalo pak dokter yang bilang" Gilang tidak ingin bersembunyi di ketek Rizal, lagipula tidak baik jika putus dengan pacarnya tidak secara langsung.

Gilang paling anti memutuskan pacarnya lewat telfon apalagi chat, rasanya seperti tidak gentle mengakhiri hubungan dengan cara seperti itu. Tapi beda cerita jika mereka menjalani hubungan jarak jauh.

Gilang memulai hubungan nya secara langsung jadi mengakhirinya juga harus secara langsung begitulah prinsipnya, semua yang di mulai dengan baik-baik berakhirnya juga harus baik-baik.

###

Yey akhirnya pak dokter sama Gilang jadian meski harus ada drama pak dokter kena tonjok

Love DiagonosisWhere stories live. Discover now