BAB 3

49.2K 4K 281
                                    

Happy reading

Tandai typo dan jangan lupa tinggalkan jejak

Sean terlalu sibuk dengan ponselnya, sehingga ia tidak sadar kalau Sea ketiduran di meja belajarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean terlalu sibuk dengan ponselnya, sehingga ia tidak sadar kalau Sea ketiduran di meja belajarnya. Pemuda itu turun dari tempat tidur, dengan kasar ia mengambil bukunya yang Sea jadikan sebagai bantal.

Duk!

"Aduh!" Sea terbangun, karena kepalanya membentur meja belajar.

"Lo keluar dari sini!" usir Sean sambil menarik lengan piyama yang dipakai oleh adik angkatnya.

Sea yang masih setengah mengantuk, malah berjalan ke tempat tidur Sean dan membuat pemuda itu menggeram marah. Sean menghampirinya, dengan paksa ia membalikkan tubuh sang adik.

"Boneka vampir, lo bangun dan keluar dari kamar gue!" marahnya sambil membuka paksa mata Sea agar bangun.

"Sea masih ngantuk, bang Hen." Sea menggap Sean adalah abangnya di dunia sebelumnya.

"Hen? Siapa Hen?"

Sean memilih keluar dari kamarnya, pemuda itu membiarkan sang adik tidur di kamarnya—hanya untuk kali ini saja. Ia menuruni tangga dan memanggil penjaga yang tadi pagi.

"Bukannya Papa bilang kalau anak itu dari bayi tinggal di panti asuhan? Apa disana dia memiliki saudara laki-laki atau ada anak laki-laki di panti asuhan yang dekat dengannya?" tanyanya kepada penjaga itu.

"Benar tuan Sean, Nona dari bayi tumbuh besar disana dan menurut dari laporan yang saya terima—Nona adalah anak yang pendiam dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama pengasuhnya. Apa ada seseorang yang ingin anda cari?" tanya si penjaga yang sangat mengerti Sean, karena dirinya bukan hanya seorang penjaga di Mansion Delwin—melainkan seseorang yang dipercayakan Felix untuk menjadi tangan kanan Sean, saat pemuda itu sudah siap menggantikan posisi Felix.

"Cari anak laki-laki yang bernama Hen, mungkin umurnya di atas Sea. Temukan secepatnya!" titahnya sebelum kembali menaiki tangga.

Sean kembali ke kamar, pemuda itu melihat Sea yang ternyata sudah bangun. Anak perempuan itu menampilkan senyuman bodohnya, Sea meminta maaf karena ketiduran di tempat tidur Sean. Bahkan Sea juga merapikan tempat tidur Sean yang terlihat sedikit kusut.

"Keluar!" usir Sean dengan suara yang terdengar lebih dingin dari sebelumnya.

"Iya," Sea dengan cepat keluar dari kamar pemuda itu.

Brak!

Sean menutup pintunya dengan kasar, sehingga Sea terkejut dan menabrak tembok di depannya. "Aduh kepala gue yang jadi korban, kenapa lagi sih? Bawaannya emosimu mulu, kayak cewek lagi datang bulan."

Mau bagaimanapun dirinya mengerti sifat Sean, tetap saja ia merasa jengkel saat melihatnya secara langsung. Untung Sea memiliki stok kesabaran yang cukup melimpah, jadi ia bisa menahan diri untuk tidak memukul kepala Sean yang otaknya memang perlu diperbaiki.

The Villain's Obsessed (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang