BAB 15

37.1K 2.7K 271
                                    

Ini double up ya!

Happy reading

Tandai typo dan jangan lupa tinggalkan jejak

"Nanti gue jemput, di sekolah jangan nakal dan jangan deket-deket sama cowok!" kata Sean

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nanti gue jemput, di sekolah jangan nakal dan jangan deket-deket sama cowok!" kata Sean.

Pemuda itu mengantar Sea ke sekolah, meskipun hari ini dirinya tidak memiliki jadwal kuliah. Jadi Sean akan berkumpul bersama teman-temannya di tempat biasa, karena pemuda itu tidak betah di rumah sendirian.

"Iya," jawab gadis itu sambil membuka safety belt.

"Jangan deket-deket sama Gabriel! Lo juga nggak boleh minjemin ponsel lo ke orang lain, awas aja sampai nyimpen nomor dia lagi!"

Sean sudah memblokir nomor Iel di ponsel adiknya, pemuda itu tidak suka kalau ada nomor cowok lain di ponsel Sea. Cukup nomornya dan kedua orang tuanya, bahkan Sean juga menghapus nomor Nara. Sehingga adiknya benar-benar tidak memiliki siapapun yang bisa dihubungi, selain dirinya.

"Iya," jawab Sea yang tidak mau berdebat dengan kakaknya.

"Jangan iya-iya aja! Lo bakalan dihukum kalau sampai ketahuan!" pemuda itu mengunci kembali pintu mobilnya, sehingga sang adik tidak bisa keluar.

"Iya aku nggak bakalan deket-deket sama Iel, aku juga nggak bakalan ngasih pinjem ponselku. Sekarang buka, aku mau keluar," gadis itu sudah lelah mendengar segala ocehan Sean yang tidak ada habisnya, mulai dari bangun tidur tadi.

"Cium!" pemuda itu mengetuk bibirnya sendiri.

Sea melotot kaget, gadis itu mendekatkan wajahnya dan mengecup pipi kanan Sean. Tentu saja hal tersebut membuat pemuda itu melayangkan tatapan tajamnya.

"Disini banyak orang, aku takut ada yang lihat," ucap Sea sebelum kakaknya melayangkan protes.

Gadis itu tidak mau melakukannya, karena ia memang tidak akan pernah mau melakukannya sampai kapanpun. Sea masih merinding saat tahu Sean sudah lama menyelinap ke dalam kamarnya dan menyentuhnya, rasanya gadis itu tidak bisa menghentikan perasaan geli ini.

"Mmpphh!"

Namun semuanya percuma, karena Sean adalah tipe orang tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang ia inginkan. Sea mencengkeram erat rok seragamnya, kalau dirinya menghentikan Sean—maka itu sama saja dengan membuat nyawanya dalam bahaya.

"Gue nggak suka penolakan, ini bukan pertama kalinya gue cium lo. Jadi, lo nggak perlu banyak alasan buat nolak!" kata pemuda itu sambil mengusap bibir bawah adiknya yang cukup basah.

Sea mengatur nafasnya, gadis itu mencoba menjauhkan tangan Sean dari bibirnya. Kali ini Sean menurut, karena pemuda itu sudah mendapatkan apa yang ia mau. Suara kunci yang terbuka, membuat Sea bergegas keluar dan berjalan cepat memasuki gerbang sekolahnya.

The Villain's Obsessed (End)Where stories live. Discover now