BAB 29

21.8K 2.2K 1.1K
                                    

Happy reading

Tandai typo dan jangan lupa tinggalkan jejak

Akhirnya Sea tidak pusing tentang sekolahnya lagi, semua rangkaian ujian sudah selesai bulan kemarin dan gadis itu hanya menunggu hasilnya saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya Sea tidak pusing tentang sekolahnya lagi, semua rangkaian ujian sudah selesai bulan kemarin dan gadis itu hanya menunggu hasilnya saja. Namun untuk melanjutkan pendidikan, sepertinya Sea harus menundanya dulu—ia tidak mungkin berkuliah dengan keadaan perut yang semakin membesar.

Untuk hubungannya dengan Sean, masih sama seperti sebelum-sebelumnya. Namun pemuda itu mulai jarang membentaknya dan sering menuruti kemauan Sea yang dikiranya sebagai ngidam. Padahal gadis itu tidak mau melihat wajah Sean, jadi ia selalu mencari alasan dengan meminta makanan ini dan itu agar Sean menjauh darinya.

"Sea, bisa bantu Mama menghias kue?" tanya Vanila yang saat ini berada di rumah.

"Bisa, Ma," jawab Sea yang masih bersikap seperti biasanya.

Vanila tersenyum lebar, entah itu senyuman asli atau bukan—Sea tidak bisa membedakannya. Gadis itu sudah mati rasa untuk keluarga Delwin, bahkan beberapa kali Felix mencoba membunuhnya dan semua itu berhasil digagalkan oleh Ravin.

Mobil yang hampir menabrak Sea, itu adalah rencana dari Felix. Tidak sampai disana, ada juga pengendara sepeda motor yang hampir menabrak Sea yang sedang diam berdiri di pinggir jalan dan pengendara motornya langsung melarikan diri. Kemudian masih ada lagi yang lain.

"Yang ini kamu hias ya, kebetulan nanti malam kuenya mau dibawa Mama ke pertemuan penting," ucap Vanila.

Sea mengangguk, ia mulai menghiasi kue yang sedang dibuat oleh mamanya. Gadis itu merasakan usapan di puncak kepalanya, Sea mendongak dan tatapannya langsung bertemu dengan tatapan teduh Vanila.

"Bagaimana dengan persiapanmu untuk mengikuti tes masuk ke perguruan tinggi? Kamu tetap memilih berkuliah ke luar negeri 'kan?" tanya wanita itu.

"Aku udah belajar untuk persiapan tesnya dan pilihanku masih sama seperti sebelumnya," jawab gadis itu yang berbohong.

"Bagus, ini baru putri Mama!" puji Vanila yang terlihat begitu senang.

Wanita itu kembali sibuk dengan kue yang sedang di panggang, Sea sendiri kembali menghias kue. Vanila tiba-tiba berteriak, wanita itu tidak sengaja menyentuh oven yang sangat panas. Sea langsung menghampirinya dan membantu mengurangi rasa panasnya dengan cara yang ia ketahui.

"Biar aku aja, Mama duduk dulu!" kata gadis itu sambil menuntun Vanila untuk duduk di kursi pantri.

Wanita itu duduk sambil memperhatikan Sea, Vanila kembali menatap tangannya yang baru saja diobati oleh putri angkatnya. Sudut bibir Vanila berkedut, wanita itu beranjak dari tempat duduk dan menghampiri Sea.

Cup!

"Terima kasih putri cantik Mama," ucap Vanila setelah mencium pipi putrinya.

Sea tersenyum, "Itu memang tugasku."

The Villain's Obsessed (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang