BAB 31

21.6K 2.2K 541
                                    

Happy reading

Tandai typo dan jangan lupa tinggalkan jejak

"Tidur aja, perjalanannya masih panjang," ucap Ravin kepada Sea yang terlihat mengantuk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tidur aja, perjalanannya masih panjang," ucap Ravin kepada Sea yang terlihat mengantuk.

"Enggak, aku mau nemenin bang Ravin," gadis itu berusaha keras untuk tidak tidur, karena jalanan yang mereka lewati cukup menyeramkan—tengah hutan dan bisa bahaya kalau Ravin mengantuk.

"Sea, lo lagi sakit. Jangan paksa tubuh lo! Tidur aja, gue udah biasa nyetir jauh," pemuda itu mengusap kepala Sea, membantu gadis itu agar tertidur.

Sea tidak bisa menahan rasa kantuknya, gadis itu memejamkan matanya dan tertidur. Sea masih lemas, karena tabrakan tadi. Namun gadis itu tidak bisa menunda lagi kepergiannya, Felix benar-benar ingin membunuhnya dan pergi adalah jalan yang tepat untuk menjauh dari keluarga Delwin.

Ravin menoleh sekilas, pemuda itu tersenyum lega. Akhirnya ia bisa membawa Sea pergi dari tempat yang membuat gadis itu menderita, mulai saat ini Ravin akan membahagiakan Sea—seperti saat mereka berada di dunia sebelumnya.

"Sea, lo adik gue 'kan? Adik gue yang cerewet dan suka nangis nggak jelas, yang namanya Seandra," ucapnya sambil menahan air matanya.

"Maaf gue terlambat sadar kalau lo adalah Seandra, tapi sekarang gue udah berhasil bawa lo pergi dari Sean. Ternyata tokoh kesayangan lo, orang yang nggak punya hati ya? Dia bukan manusia lagi, tapi iblis. Soalnya dia lebih sayang sama anaknya, daripada lo yang hampir mati gara-gara ulah bokapnya. Sea, lo nggak boleh menderita lagi. Disini gue bakalan ngelindungin lo, sebagai Ravin dan juga Hendery."

Ravin menambah kecepatan mobilnya, ia harus segera sampai di rumah yang akan mereka tinggali untuk sementara waktu. Untuk pernyataan tadi, itu adalah sebuah rahasia yang selama ini Ravin sembunyikan. Dimana pemuda itu bukan jiwa asli dari Ravin, melainkan jiwa Hendery yang ikut terseret ke dalam novel yang dibaca oleh adiknya—Seandra.

"Gue nggak sabar mau lihat reaksi Sea, waktu dia tau kalau gue sebenarnya Hendery. Pasti dia nangis sambil maki-maki gue," Ravin menggeleng pelan, ia masih mengingat jelas tingkah adiknya kalau sedang marah kepadanya.

"Seandra, adik gue yang manis. Sebelumnya lo udah ngerasain hidup sama tokoh kesayangannya lo, tapi sekarang gue ngelarang lo buat deket-deket sama Sean. Lo harus nurut sama gue! Atau lo bakalan menderita lagi, karena durhaka sama abang lo sendiri!" kata Ravin yang kini sudah sampai di rumah berlantai dua yang tidak besar, tetapi sangat nyaman untuk ditinggali bersama adiknya.

Pemuda itu menggendong Sea dengan hati-hati, sebisa mungkin ia tidak mau membangunkan adiknya. Sea terlihat masih pucat, sehingga Ravin membawa obat yang diberi dokter—sebelum mereka pulang dari rumah sakit.

Kamar Sea berada di lantai dua, tepat di sebelah kamarnya—persis seperti tempat tinggal mereka waktu di dunia sebelumnya. Ravin memang membangun rumah ini semirip mungkin dengan rumah mereka di dunia sebelumnya, karena ia ingin mengenang kebersamaannya dengan Sea dan juga mendiang orang tuanya.

The Villain's Obsessed (End)Where stories live. Discover now