BAB 22

27.2K 2.3K 220
                                    

Happy reading

Tandai typo dan jangan lupa tinggalkan jejak

Sea membuka matanya yang masih mengantuk, ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sea membuka matanya yang masih mengantuk, ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Tubuhnya terasa lelah dan sekelebat ingatan tentang kejadian semalam mulai berputar di kepalanya, Sea kembali memejamkan matanya.

"Gue udah hancur," gumamnya.

Sea kembali membuka matanya, tatapannya terlihat dingin dan tidak ada emosi disana. Hatinya sudah lelah, mulai saat ini Sea tidak akan memakai hatinya lagi. Gadis itu sudah mati rasa dan ia tidak mau menunjukkan reaksi apapun kepada orang-orang di sekitarnya, terutama Sean.

Sea tidak menangis, karena hal itu akan membuat Sean semakin bahagia. Tujuan awal yang ingin membahagiakan Sean, kini sudah ia hapus tak tersisa. Sea sudah tidak peduli lagi dengan Sean ataupun keluarga Delwin, ia tetap akan pergi ke luar negeri untuk menjauh dari mereka.

Gadis itu mencoba duduk, meskipun rasanya begitu sakit di bawah sana. Tangannya menggapai kemeja hitam milik Sean, lalu ia memakainya. Sebab gaunnya sudah tidak berbentuk lagi, ia menutupi tubuh polosnya dengan kemeja tersebut. Sea mendengar suara pintu yang dibuka, tetapi ia tidak menoleh sedikitpun.

Hug!

"Mau mandi atau makan dulu?" tanya Sean yang kini memeluk adiknya dari samping, pemuda itu menumpukan dagunya di bahu Sea.

Sean baru bangun dan ia langsung mandi, karena tubuhnya sedikit lengket. Pemuda itu memakai bathrobe berwarna putih, karena pakaiannya dan juga pakaian baru untuk Sea belum datang.

"Aku bisa sendiri," kata Sea yang mencoba melepaskan tangan pemuda itu di perutnya.

"Masih sakit jangan banyak tingkah!" ucap Sean yang mendengar adiknya meringis lirih.

"Kalau lo masih bisa jalan, kita lanjut yang semalem. Gue belum puas," suara pemuda itu kian memberat dan tangannya mengusap bahu Sea yang terlapisi kemejanya.

Sea menggeleng, yang semalam dirinya dipengaruhi obat perangsang dan ia tidak bisa mengendalikan tubuhnya yang begitu tersiksa. Gadis itu membiarkan Sean mengecupi lehernya dan meninggalkan jejak baru disana, ia tidak bergerak sedikitpun. Sea terlihat seperti patung, hatinya benar-benar sudah mati rasa.

"Mau mandi," ucap gadis itu yang menghentikan Sean.

"Oke."

Pemuda itu langsung menggendongnya dan membawa Sea ke dalam kamar mandi, Sean melepaskan kemejanya yang dipakai Sea. Lalu ia menaruh Sea di bathtub yang sudah terisi air hangat, lagi-lagi gadis itu tidak melakukan perlawan dan Sean menyukai adiknya yang penurut seperti ini.

The Villain's Obsessed (End)Where stories live. Discover now