BAB 17

30.7K 2.7K 1.7K
                                    

Happy reading

Tandai typo dan jangan lupa tinggalkan jejak

Setelah kejadian di arena balapan tadi siang, Sea mengurung diri di dalam kamarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah kejadian di arena balapan tadi siang, Sea mengurung diri di dalam kamarnya. Gadis itu tidak menangis, karena tidak ada gunanya menangisi kejadian yang sudah lewat. Sea langsung mengalihkan pikirannya dengan belajar, karena minggu depan dirinya ada latihan untuk menghadapi ujian nanti.

Ceklek!

Seseorang membuka pintu kamarnya, tetapi gadis itu masih fokus dengan buku di tangannya. Sea tahu siapa orang yang masuk ke dalam kamarnya, walau ia tidak melihatnya.

"Belajar mulu, nggak bosen?" tanya Sean yang sudah duduk di sebelah adiknya.

Kebetulan Sea duduk di karpet dekat tempat tidurnya, gadis itu menyandarkan punggungnya pada bagian tempat tidur. Sea menggeleng sebagai jawaban, ia mencoba fokus dengan apa yang dibacanya.

"Bang Sean?"

Gadis itu akhirnya bersuara, saat Sean tiba-tiba menyandarkan kepalanya di bahu Sea. Pemuda itu tidak menggubrisnya, ia tengah fokus dengan game di ponselnya. Melihat tidak ada respons dari sang kakak, gadis itu kembali melanjutkan kegiatannya.

Sean melirik adiknya, pemuda itu ingin memastikan sesuatu. Namun Sea begitu fokus dengan belajarnya, gadis itu terlihat begitu serius dan tanpa sadar Sean tidak mengalihkan pandangannya. Tangan pemuda itu menarik salah satu tangan Sea, membuat gadis itu terkejut.

"Diem!" kata Sean tanpa melepaskan genggamannya.

Pemuda itu melanjutkan mainnya, tetapi dengan satu tangan. Sean tidak peduli kalah atau menang, karena ia cuma menghilangkan rasa bosannya. Merasa tidak ada lagi keseruan di game, pemuda itu meletakkan ponselnya dan memeluk Sea dari samping.

"Bang Sean kenapa?" tanya gadis itu tanpa menoleh.

"Bosen, lo udahan belajarnya!" Sean menarik buku di tangan adiknya.

"Tapi aku belum selesai, minggu depan aku udah latihan buat persiapan ujian," ucap Sea yang mengambil kembali buku tersebut.

Pemuda itu tidak melarangnya, karena Sean malam ini sedang malas marah-marah. Ia hanya menatap wajah Sea yang terlihat berbeda saat begitu serius, Sean tidak bosan melihatnya. Satu tangannya yang tadi memeluk Sea, kini terlepas dan berpindah di puncak kepala gadis itu.

"Gue mau main dulu, jangan lama-lama belajarnya!" kata Sean sambil menepuk kepala adiknya sebanyak tiga kali.

Sea menoleh ke arah pintu yang baru saja ditutup, gadis itu merasa aneh dengan sikap Sean malam ini. Namun ia memilih mengabaikannya, karena dirinya tahu kalau semua ini hanya sebuah kebohongan yang biasa didapatkan dari anggota keluarga Delwin.

"Ada yang kelupaan!" Sean kembali dan menghampiri adiknya.

Sea menunggu apa yang ketinggalan, tetapi gadis itu terkejut dengan apa yang dilakukan Sean. Ternyata yang dimaksud oleh pemuda itu adalah sebuah kecupan ringan di kedua pipi Sea.

The Villain's Obsessed (End)Where stories live. Discover now