BAB 25

25K 2.3K 589
                                    

Happy reading

Tandai typo dan jangan lupa tinggalkan jejak

Tandai typo dan jangan lupa tinggalkan jejak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gue kenapa?"

Sea menatap wajahnya yang terlihat pucat di depan cermin kamar mandi, baru saja dirinya memuntahkan cairan bening dan ini bukan pertama kalinya ia hanya memuntahkan cairan bening.

Gadis itu memejamkan matanya, pikirannya mulai mengarah kemana-mana. Tubuhnya selalu lemas akhir-akhir ini dan Sea baru ingat kalau dirinya telat red day.

"Gue telat dua minggu, nggak mungkin 'kan?"

Gadis itu kembali menghitungnya dan perhitungannya benar, kalau diingat lagi dengan kejadian malam itu—kini sudah lewat satu bulan. Sea memegang perutnya, lalu mencengkeramnya pelan.

"Gue harus buktiin!" gadis itu keluar dari kamar mandi.

Sea mengambil jaketnya, ia akan pergi sendirian menggunakan mobil yang diberikan Sean. Kebetulan Felix dan Vanila sedang pergi ke luar negeri, sedangkan Sean tengah berkumpul dengan teman-temannya.

"Gue bawa ini!" Sea membawa dua obat yang tidak ada label namanya.

Gadis itu keluar dari kamarnya, ia izin kepada Robert untuk pergi ke minimarket depan dan pria itu mengizinkannya. Sea segera membawa mobilnya, meninggalkan kediaman Delwin. Gadis itu belajar mengemudi dari Sean, karena pemuda itu memaksanya untuk bisa membawa mobil sendiri.

Mobil Sea berhenti di depan apotek yang buka dua puluh empat jam, gadis itu memakai masker agar tidak ada yang mengenalinya. Di tangannya juga ada dua obat yang pernah dirinya konsumsi, ia akan menanyakan obat tersebut kepada pegawai apotek.

"Mau beli obat apa?" tanya pegawai apotek, kebetulan keadaannya cukup sepi dan hanya ada beberapa pengunjung.

"Mau tanya, ini obat apa?" Sea memberikan kedua obat tersebut.

"Sebentar saya cek dulu."

Gadis itu menunggu sambil meremas ujung jaketnya, jantung berdebar semakin kencang. Rasanya Sea tidak siap untuk mendengar jawaban dari pegawai apotek, tetapi ia sangat penasaran dengan obat yang diberikan dokter Riztan kepadanya.

"Maaf sebelumnya, siapa yang mengkonsumsi obat-obat ini?" tanya pegawai apotek kepadanya.

"Kakak saya," jawab Sea yang berbohong.

"Kakaknya sudah menikah?" tanya pegawai apotek.

"Iya," jawab gadis itu yang kembali berbohong, karena ia sedikit bingung dengan pertanyaan tersebut.

"Obat yang ini adalah obat untuk menyuburkan kandungan, lalu yang ini obat penguat kandungan," ujar pegawai apotek sambil menjelaskan kedua obat tersebut.

Kepala Sea rasanya seperti dihantam benda yang sangat berat, ternyata obat alergi yang biasanya dirinya minum adalah obat penyubur kandungan. Lalu obat yang mirip dengan pil kb, ternyata obat penguat kandungan. Itu artinya dokter Riztan sudah berkerjasama dengan Sean untuk membohonginya.

The Villain's Obsessed (End)Where stories live. Discover now