BAB 24

26.4K 2.3K 878
                                    

Double up!

Happy reading

Tandai typo dan jangan lupa tinggalkan jejak

Hampir tiga minggu Sean disibukkan dengan tugas dan juga ujian, jadi pemuda itu sampai sekarang masih belum bertemu dengan Sea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hampir tiga minggu Sean disibukkan dengan tugas dan juga ujian, jadi pemuda itu sampai sekarang masih belum bertemu dengan Sea. Sean tidur di apartemennya atau menginap di apartemen Yoshi, karena mereka satu kelompok di beberapa mata kuliah yang sama.

"Kapan selesainya? Baru kelar ujian, malah disuruh ngerjain tugas. Lama-lama gue bakar tuh kampus!" kesal Sean yang sudah muak dengan tugas-tugas yang tidak ada habisnya.

"Selow dong, Bos. Ini juga tugas terakhir, sebelum kita libur panjang. Lagian nih tugas hampir beres, palingan nanti malem baru kelar," ujar Yoshi yang sebenarnya juga sudah lelah dengan tugas-tugas yang tidak ada habisnya itu.

"Daripada ngeluh mulu, mending lo ikut ngerjain kalau mau cepet selesai," ucap Ravin yang sudah kesal dengan keluh-kesah Sean yang tidak ada habisnya.

Mereka bertiga memang satu kelompok, tetapi yang banyak mengerjakan tugasnya adalah Ravin. Yoshi ikut mengerjakan, walau tidak banyak. Namun berbeda dengan Sean, pemuda itu kerjaannya hanya marah dan mengeluh.

"Gue pulang aja," kata Sean yang sudah tidak betah tidur di apartemen Yoshi atau apartemennya yang memang berdekatan.

"Pulang kemana?" tanya Yoshi.

"Ke rumah," jawabnya.

"Lo pulang, gue coret nama lo dari kelompok!" ancam Ravin untuk kesekian kalinya.

Sean kembali duduk di tempatnya, kalau bukan karena nilainya banyak yang kosong—ia tidak akan berada di tempat ini. Felix juga mengancamnya, jadi mau tidak mau Sean harus menyelesaikan tugas-tugasnya yang menumpuk.

"Makanya jangan suka bolos," sindir Yoshi yang tengah membantu Ravin menyelesaikan tugas mereka.

"Diem lo!" kesal Sean sambil memukul kepala Yoshi.

Ravin kembali berdecak, lagi-lagi dirinya yang menjadi korban dari tugas yang seharusnya dikerjakan oleh tiga orang. Ravin menghiraukan keduanya yang tengah ribut, ia ingin cepat-cepat pulang dan menyelesaikan pekerjaan yang lain.

Ravin memang tinggal sendirian, karena orang tuanya mengalami kecelakaan waktu pemuda itu masih duduk di bangku SMA. Sehingga Ravin harus melanjutkan bisnis keluarganya, pemuda itu kadang tidak masuk kuliah kalau ada masalah pada bisnis peninggalan orang tuanya.

Mungkin diantara semua teman-teman Sean, hanya Ravin yang memiliki sikap lebih dewasa—karena tanggung jawab yang pemuda itu jalanin tidak mudah. Namun Ravin tidak pernah mengeluh atau bercerita kepada teman-temannya, karena sedari kecil dirinya tidak pernah dimanja dan papanya selalu mendidiknya dengan keras—sebab Ravin adalah laki-laki yang nantinya memiliki tanggung jawab besar untuk pasangannya.

The Villain's Obsessed (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang