BAB 35

21.6K 2.1K 1.2K
                                    

Double up!

Happy reading

Tandai typo dan jangan lupa tinggalkan jejak

Ravin sudah dipindahkan ke kamar rawat, operasinya berjalan dengan lancar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ravin sudah dipindahkan ke kamar rawat, operasinya berjalan dengan lancar. Namun pemuda itu masih belum sadar, Sea masih setia menemani Ravin sampai tertidur dengan posisi duduk. Sea benar-benar lelah seharian ini, ia sudah tidak bisa menahan rasa kantuknya.

Ceklek!

Sean memasuki kamar rawat Ravin, tatapannya langsung tertuju pada sosok Sea yang tertidur dengan posisi duduk. Pemuda itu berdecak kesal, Sean sudah menyuruh Sea untuk pulang dan tidur di rumah. Namun gadis itu sangat keras kepala, Sea malah menangis—karena ingin menjaga Ravin.

"Lo nyusahin Sea, mending mati aja sekalian!" kata Sean kepada Ravin yang masih memejamkan matanya.

Sean memindahkan Sea ke hospital bed di sebelah, Felix memang sengaja menaruh satu lagi hospital bed dengan ukuran yang lebih besar di dalam kamar rawat Ravin. Malam ini Sean akan menginap di rumah sakit, karena Sea tidak mau pulang.

"Ngapain nangisin orang yang nggak ada hubungannya sama lo? Apa pentingnya Ravin?" tanyanya sambil mengusap sisa air mata di pipi Sea.

Sean memejamkan matanya, ia tidak menyukai fakta bahwa Sea lebih peduli pada Ravin daripada dirinya yang merupakan calon suaminya. Sean ingin meleyapkan Ravin, tetapi Felix selalu menghalanginya dan berkata kalau Ravin masih memiliki hubungan dengan Sea.

"Sebenarnya hubungan lo sama Ravin apa? Kenapa lo takut kalau dia mati?" tanyanya sambil mengusap puncak kepala Sea, karena gadis itu terlihat gelisah di dalam tidurnya.

Sean harus mengontrol emosinya, sebab kandungan Sea sempat mengalami kontraksi dan dokter menyarankan untuk tidak membuat Sea semakin stres. Felix juga menceramahinya dan menyuruh Sean untuk menuruti permintaan Sea, selama permintaannya masih dibatas wajar.

"Apapun hubungan kalian, lo tetep jadi milik gue!" Sean mendekatkan wajahnya, ia dapat merasakan nafas hangat Sea yang teratur.

Cup!

Pemuda itu tidak bisa menahannya lagi, sejak pertemuan mereka—Sean sudah menahan diri untuk tidak mencium Sea, karena situasinya tidak memungkin. Kini dirinya bisa puas mencium calon istrinya, Sea melenguh pelan dan membuat Sean semakin memperdalam ciumannya.

"Mmhh bang Sean!" Sea terbangun dan mendorong pemuda itu.

Nafas Sean kian memburu, kini pemuda itu mengungkung tubuh Sea. Ia kembali membungkamnya dan tidak membiarkan gadis itu untuk menghentikannya. Sea menggerakkan kepalanya, ia tidak mau dicium.

"Diem Sea!" bentak Sean yang sudah habis kesabarannya.

"Sshh," Sea meringis sambil memegang perutnya, ia tidak berbohong—perutnya kembali nyeri.

The Villain's Obsessed (End)Where stories live. Discover now