BAB 30

13.6K 1.8K 1.1K
                                    

Happy reading

Tandai typo dan jangan lupa tinggalkan jejak

Sean menunggu di depan IGD, pemuda itu menatap lurus pintu berwarna putih di hadapannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sean menunggu di depan IGD, pemuda itu menatap lurus pintu berwarna putih di hadapannya. Pakaiannya terlihat kotor oleh darah Sea, ia tidak bisa tenang dan jantungnya terus berdebar sangat kencang.

"Tuan Muda?" Robert datang setelah mendengar kabar dari Sean.

"Siapa?" tanya pemuda itu kepada Robert.

"Suruhan Tuan Felix," jawab pria itu.

"Sialan! Lagi-lagi ulah Papa," umpat Sean sambil mengacak-acak rambutnya.

"Tuan Muda, sebaiknya anda berganti pakaian. Saya akan mengambilkan pakaian baru untuk anda," Robert hendak pergi mengambil pakaian baru untuk Sean.

"Bawain gue pakaian buat nanti malem!" titah pemuda itu yang diangguki oleh Robert.

Kini Sean kembali sendirian menunggu Sea, pemuda itu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Sean tidak menginginkan apa-apa, ia hanya mau anaknya baik-baik saja. Pemuda itu tidak peduli dengan keadaan Sea, yang ia pikirkan hanya anaknya saja.

Suara derap langkah yang mendekat, membuat Sean menoleh. Ia melihat kehadiran Ravin yang kini melangkah ke arahnya dan tanpa aba-aba Ravin memukul rahangnya.

Bugh!

"Brengsek! Lo sama keluarga sialan lo, apa masih belum cukup ngehancurin hidup Sea? Kenapa kalian mau Sea mati?" marah Ravin, karena dirinya tidak bisa melindungi Sea dari sasaran Felix.

"Ini bukan urusan lo!" balas Sean yang membalas pukulan Ravin.

"Harap tenang, ini di rumah sakit dan jangan membuat keributan disini!" tegur dokter yang baru keluar dari IGD.

"Bagaimana keadaan adik saya?" tanya Ravin yang mendahului Sean.

"Tidak ada masalah yang serius, pasien dan kandungannya baik-baik saja. Beruntungnya kandungan pasien kuat menahan benturan keras dan pendarahan yang terjadi tidak membahayakan keduanya," jelas dokter membuat Ravin menghela nafas lega.

Sean memejamkan matanya, anaknya baik-baik saja dan Sea tidak keguguran. Pemuda itu cukup senang mendengar penjelasan dari dokter, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan olehnya.

"Untuk beberapa jam ke depan, pasien masih belum sadar dan pasien bisa pulang setelah mendapatkan dua infus," ucap dokter.

Sean meminta kamar rawat yang terbaik di rumah sakit ini, meskipun Sea tidak di rawat—tetapi gadis itu tengah mengandung anaknya, jadi Sea harus mendapatkan tempat yang bagus.

Hampir jam tujuh malam dan Sea belum juga sadar, Ravin sudah meminta dokter untuk memeriksa lagi dan dokter mengatakan kalau keadaan Sea baik-baik saja. Sean sendiri hanya diam sambil memainkan ponselnya, pemuda itu nampak tenang—berbeda dengan Ravin yang tidak bisa tenang sama sekali.

The Villain's Obsessed (End)Where stories live. Discover now