TAK - 03

194 16 1
                                    


Selamat membaca 💕

1960+ kata hari ini.

***

Tujuh tahun. Waktu yang cukup lama untuk membuat sebuah tempat yang dulu ia anggap sebagai rumah kini hanya sekedar tempat asing. Padahal dekorasi rumah ini masih sama, para pelayan serta bodyguard yang berjaga juga nyaris sama, tapi tetap saja tak ada rasa familier yang ia rindukan tiap kali berada di dalamnya. Karena orang yang paling ia cintai sudah tidak ada disini.

"Kapan terakhir kali kau kemari?" Tanya Steve yang membantu Mika turun dari mobil dan mendudukkan tubuh Mika ke kursi roda.

"Saat aku kabur." Sejak saat itu, Mika tak pernah berhubungan baik dengan keluarganya. Terutama ayahnya yang menolak menyelidiki kematian ibunya. Padahal bukti sudah jelas, tapi Noah Davis, ayah Mika lebih memilih nama baik keluarga dan melenyapkan bukti tersebut. Mika langsung kabur dan tak menggunakan nama Davis lagi. Ia tidak sudi. Tapi lihatlah sekarang, kebaikan ayahnya malah dibalas dengan kehilangan nyawa. Sungguh tidak tahu terima kasih.

Steve terkekeh. "Ternyata kau tipe yang sering kabur dari rumah."

"Itu yang pertama dan aku tak pernah kembali." Bahkan saat upacara kematian ayahnya, Mika tak bisa kembali. Karena pada hari itu juga Mika mengalami kecelakaan.

Media tidak menghubungkan kecelakaan Mika dengan kematian pemimpin keluarga Davis, karena mereka tidak tahu hubungan Mika dengan keluarga Davis. Bagi keluarga besar seperti Davis, privasi adalah hal terpenting, tak banyak yang diketahui publik. Mika juga tak pernah menggunakan nama Davis selama terjun di dunia akting.

Sejujurnya, Mika menyesali hari itu. Karena sekalipun benci, ia tetap merindukan ayah kandungnya. Apalagi tujuh tahun lalu adalah kali terakhir ia berbicara dengan ayahnya secara langsung.

Setelah semuanya, nyatanya keluarga itu tetap tidak puas. Setelah ibunya, ayahnya, lalu kini dirinya juga menjadi target. Satu tahun bersembunyi sudah cukup lama. Mika tak akan membuang waktu lagi.

"Nona, akhirnya Anda datang." Elle, kepala pelayan mansion tersebut menyambut Mika. Semalam, ia secara mendadak mengirimkan pesan pada Norman-kakek yang amat ia benci-kalau ia akan datang. Artinya hari ini adalah pembacaan surat wasiat dari mendiang ayahnya.

Sekalipun publik mengenal Norman sebagai kepala keluarga Davis, tapi sebenarnya ayahnya yang lebih berkuasa. Mendiang kakek buyutnya-Reginald Davis-lebih percaya pada cucunya daripada putranya.

Pembacaan surat wasiat selama ini ditunda karena sebelumnya Mika masih koma-alasan bersembunyinya selama ini- sehingga surat tersebut masih tersegel hingga sekarang.

"Tuan dan Nyonya besar serta seluruh keluarga sudah menunggu sejak tadi di ruang keluarga, Nona." Elle menjelaskan dengan raut kesal.

Tadi. Mika tahu kata 'tadi' yang Elle maksud adalah satu jam lalu. Mika sengaja bersantai agar bisa datang terlambat.

"Kalau begitu tunjukkan jalannya, Elle. Aku sudah hilang ingatan mengenai detail rumah asing ini." Sinis Mika.

Elle melirik Steve yang berdiri di belakang Mika. "Tapi Nona, Tuan bilang hanya keluarga yang boleh hadir."

"Dia kekasihku. Tapi kurasa aku tak perlu menjelaskan apapun padamu. Cepat tunjukkan jalan. Aku sendiri yang akan menjelaskan pada mereka." Mika menatap pelayan itu tajam. "Bisa saja aku mengusirmu dari sini begitu surat wasiat dibacakan, Elle. Berhenti bersikap lancang."

Mika tidak akan menoleransi sikap Elle. Sejak dulu, wanita itu memang tak begitu menghargai Mika dan ibunya. Bisa dibilang, Mika juga memiliki dendam terhadap kepala pelayan tersebut.

Tongues & KnotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang