TAK - 07 - 1

99 11 1
                                    

***

Sesampainya di rumah sakit, Steve mendorong Mika melewati lorong dengan Kenzo berada di belakang mereka. Dari kejauhan, terlihat dua bodyguard berjaga di depan kamar Charles Byers.

"Apa aku harus ikut masuk?"

"Harus. Kan kau istriku sekarang."

"Ish." Mendadak Mika ragu karena ia harus menipu kakek tua. Aduh, rasanya tidak enak. Akan lebih mudah kalau Steve memperkenalkannya sebagai sahabat atau rekan. Tapi istri?

Mika menghela napas.

Sampai di depan pintu, dua bodyguard bertubuh hampir seperti Kenzo dan berpakaian serba hitam itu membukakan pintu tanpa bicara.

Tapi baru saja pintu di tutup, kakek yang berbaring di ranjang mengangkat tangan. "Berhenti disana." Tegasnya. Tak salah lagi, pria sepuh tersebut adalah Charles Byers, kakek Steve.

Bukannya berhenti seperti keinginan kakeknya, Steve terus mendorong Mika hingga mendekati sofa, lalu duduk dengan Mika berada di depan Steve. "Lebih enak duduk, pak tua."

Mika pikir Charles akan marah. Tapi pria itu malah terkekeh. "Dasar berandal ini!" Lalu mengarahkan remot ke layar televisi. Rekaman berita langsung berputar. "Lihat itu!"

"Sosok Mikhaela Angela kembali muncul dengan kabar menggemparkan. Tersebar video mantan artis tersebut sedang berciuman di tempat umum dengan seorang pria. Parahnya, pria dalam skandal ternyata Steve Byers yang terkenal playboy."

Mika langsung menutup pipinya yang memanas karena disana ia melihat seberapa liar tingkahnya saat mencium Steve. Saat itu, Mika hanya menikmati. ia tak menyangka kalau ciuman tersebut terlihat sangat panas bagi orang yang melihat.

Astaga! Teriakan di lift semalam!

Pasti orang tersebut yang menyebar video!

"Dalam hitungan detik sejak video panas tersebut muncul, komentar buruk mengenai Mikhaela langsung bertebaran. Tapi setelah satu jam, segala komentar buruk langsung lenyap seakan tak pernah ada saat Steve sendiri mengatakan kalau mereka sudah menikah seraya mengunggah foto mesra mereka saat tidur bersama."

Dalam foto, Steve tampak melakukan selfie dengan memeluk Mika yang sudah terlelap dalam suasana remang. Tatapannya terlihat mesra. Foto tersebut pasti diambil semalam. Mika mendelik menatap Steve.

Pria ini... huh!

Kalau Steve tidak ingin suatu berita tersebar, berita tersebut pasti tidak akan muncul ke permukaan. Pria seperti Steve mampu mengendalikan media.

Pantas saja Steve langsung mengganti semua bodyguard agar statementnya semakin kuat. Nyatanya semua ini sudah direncanakan untuk satu tujuan, yaitu membuat Charles Byers percaya.

"Ribuan komentar positif langsung membanjiri video viral tersebut, memberi gelar Mikhaela sebagai penakluk playboy. Sekalipun dalam keadaan lumpuh, Mikhaela terbukti mampu menarik simpati seorang playboy hingga Steve menyatakan dirinya bertobat dan segera menikahi wanita tersebut."

Mika mendengus mendengarnya.

"Tak hanya itu, Leonardo Pavoletti terlihat menyukai postingan Steve Byers. Artinya pria itu sudah merelakan Mikhaela. Apalagi kabarnya Leonardo diam-diam sudah menikah. Sosok Leonardo memang tidak pernah lagi membagikan kehidupan pribadinya setelah bercerai dengan Mikhaila jadi tak ada kepastian mengenai hal tersebut. Tapi publik senang jika hal tersebut benar."

Mika menoleh ke belakang, menatap Steve yang menyeringai tipis. "Kau bahkan menyeret Leo." Bisik Mika pelan seraya menggertakkan gigi.

"What?" Tanya Steve tanpa dosa.

"Ehem ehem ehem." Charles berdehem.

Mendengarnya, Mika menatap pria yang terbaring di kasur dengan gugup. Pasalnya, pria sepuh itu menatapnya dengan pandangan menilai. Seakan menelanjanginya mengenai segala dosa yang pernah ia perbuat. Andai dia tidak duduk di kursi roda dengan kedua tangan Steve di bahunya, Mika mungkin sudah kabur dari tempat itu.

Tatapan Charles Byers membuatnya tidak nyaman. Untuk pertama kalinya, Mika merasa segugup ini. Rasanya seperti sedang bertemu dengan mertua sungguhan.

Ingat, Mika! Jangan khawatirkan apapun. Kalau dia tidak menyukaimu maka bagus.

Tapi meski sudah mengingatkan diri berkali-kali kalau ia tidak perlu menjaga sikap. Tetap saja tubuhnya sulit menenangkan diri.

"Kakek, seperti yang kau inginkan, aku memperkenalkan Mika sebagai istriku." Charles mengernyit lalu Steve melanjutkan. "Jadi kau tidak bisa menghapusku dari daftar warisan."

Charles tertawa terbahak sampai batuk. Mika segera menggerakkan kursi rodanya mendekati Charles dan mengambil air putih untuknya.

"Terima kasih, Mikhaela."

"Anda bisa memanggilku Mika."

"Oke. Panggil kakek juga kalau begitu."

"Baik, kakek."

"Lihat, Stephen. Istrimu bahkan lebih perhatian dari cucu berandalan sepertimu."

Steve hanya terkekeh seraya menghampiri Mika. Seperti sebelumnya, Steve berdiri di belakang Mika dengan kedua tangan di bahunya.

"Stephen?" Mika menoleh ke atas.

"Nama kecilku."

Steve, Stevie, Stephen. Steve memiliki banyak nama. Mika tertawa kecil.

"Jadi sejak kapan kau bertemu Stephen?" Charles menggenggam tangan Mika.

Aneh karena Charles mudah sekali menerima Mika.

"Sejak di rumah sakit. Kami menikah disana."

Mika menggunakan alasan yang sama seperti yang ia gunakan untuk keluarganya. hal itu lebih mudah.

"Stephen, kau mendapatkan wanita secantik Mika, kau harus bersikap baik padanya." Steve hanya tertawa. "Mika, kalau dia melukaimu, langsung saja mencari kakek, oke?"

Mika mengangguk.

Selanjutnya mereka mengobrol basa-basi selama beberapa menit.

"Mika, kakek senang bisa bertemu denganmu hari ini, tapi ada beberapa hal yang ingin kakek bicarakan dengan berandalan ini lebih dulu."

"Oh, tidak pa-pa, kek. Aku akan menunggu di luar."

Charles tersenyum lega.

"Kenzo." Teriak Steve. Bodyguard tersebut datang dalam hitungan detik. "Dampingi Mika kemanapun."

Steve mengecup pipi Mika. "Tak apa kan, cherrylips?"

Mika tergoda untuk mengusap pipinya, tapi tak bisa karena ada kakek Steve disini. Jadi Mika mengangguk. "Tentu, gunakan waktu sebanyak mungkin."

Sangat lama juga tak masalah. Tambahnya dalam hati.

Begitu sampai di luar Mika menepuk tangan Kenzo. "Antarkan aku ke suatu tempat."

***

Tongues & KnotsWhere stories live. Discover now