Perbincangan Kecil

395 27 5
                                    

Ting..

Suara pintu apartemen terdengar terbuka, Jungkook baru kembali dari studionya dan kembali pulang ke apartemen jin. Setelah menutup pintunya, dia bergegas menuju ke kamar untuk menemui jin. Sebelum membuka pintu kamarnya dia mendengar suara musik dari ruangan yang berada di depan kamarnya. Merasa sadar suara siapa yang ada di ruang itu membuat Jungkook segera membuka pintu itu. Dengan senyum tersungging di wajahnya dia menatap sosok di depannya yang sedang latihan menari mengingat setiap gerakan yang dipelajari saat sesi latihan dance bersama tadi.

Hampir 15 menit dia berdiri mengawasi setiap gerakan yang dilakukan seokjin, sosok yang sejak tadi dia perhatikan akhirnya terduduk di akhir musik dengan nafas tersengal. Terdengar suara tepuk tangan berasal dari belakangnya. Jin melihat Jungkook dari cermin sedang berjalan mendekatinya.

"Kekeke.. apa dari tadi kau disitu kookie?" Suara tawa jin terdengar menggema saat melihat Jungkook memberikan 2 jempolnya ke atas.

"Tidak, baru 15 menit." Jungkook mendekati jin dan memeluknya dari belakang menenggelamkan wajahnya di ceruk leher jin.

"Apa menurutmu itu sudah cukup bagus? Kenapa rasanya akhir akhir ini badanku terasa kaku. Aku tidak mengerti?" Belum mendapat jawaban namun jin sudah melanjutkan perkataannya sambil menggelengkan kepalanya memikirkan gerakannya.

"Kau jangan terlalu tegang yoebo, biarkan badanmu bergerak sesuai keinginanmu bukan memaksanya. Dan lagi apa kau tidak lelah seharian ini mengulangi koreo ini berkali kali?" Jungkook menarik tubuhnya dan menjatuhkannya duduk di samping jin. Dia menatap seokjin melalui bayangannya di cermin besar di depannya.

"Yaa Jungkook a, aku tidak terlahir dengan bakat sepertimu, jadi aku harus terus berlatih seperti ini agar bisa menyamai langkah kalian." Seakan tidak terima jika usahanya ini selalu saja di khawatirkan seperti anak kecil. Sedangkan pria didepannya hanya tertawa kecil mendapat tanggapan seperti itu

"Iya aku tau yoebo, tapi kau juga harus ingat, kami semua tidak pernah mau melihatmu kesusahan mengikuti langkah kami, buat langkahmu sendiri begitupun saat menari. Buatlah langkahmu sendiri dengan caramu sendiri yang memudahkan mu dalam menari. Apa kau tau, baik hobi Hyung dan Jimin hyungpun tidak pernah menari mengikuti sama lain, mereka menari hanya mengikuti keinginan tubuhnya. Apa kau mengerti?" Kembali menatap jin yang sepertinya masih bingung dengan ucapan Jungkook.

"Hempf.. maksudnya jangan menari mengikuti kami, tapi menarilah dengan caramu sendiri yang menurutmu akan memudahkannya untuk bergerak. Dan selama ini itu sudah berjalan lancar kan? Kau sudah melakukannya dengan sangat baik, bahkan perkembangan mu sangat pesat." Jin hanya mengangguk mengerti maksud Jungkook. Selama ini dia memang selalu diingatkan oleh hobi sebagai dance leader mereka untuk membuat gerakan yang bisa membuat nyaman jin saat melakukannya, dan tidak terlalu terpaku untuk mengikuti setiap langkah member lain.

"Eoh jin, aku kadang iri denganmu. Lihat badan ini, bagaimana mungkin badan yang tidak terlalu besar ini bisa bergerak seharian ini tanpa kelelahan yang terlalu." Tangan jungkook pergi menuju kedua pundak jin membuat gerakan memijat keduanya.

"Kekeke,, mungkin ini efek dari rajin workout tiap hari. Tapi bukankah seharusnya aku yang harus iri denganmu. Kau bahkan selalu malas jika diajak workout, tapi lihat ini. Ooohh.. aku jadi mengerti kenapa gadis gadis atau ah para pria juga diluar sana menyukainya." Jin berbalik melihat dengan menekan nekan otot bisep Jungkook.

"Ha? Gadis? Pria? Ok, untuk yang pertama itu aku bisa terima, tapi pria? Oh seokjin a, apa kau bercanda?"

"Yah Jungkook a, buang pikiranmu itu. Bukan itu maksudku, sini aku beri tahu, lihat ototmu ini. Aku pikir bahkan semua pria dimuka bumi ini sangat menginginkan otot seperti ini."

"Oh ya?" Suara Jungkook menggoda

"Eoh... Bahkan kalau bisa aku ingin sekali memilikinya."

"Lalu kalau kau memiliki ini untuk apa? Apa kau juga berharap semua orang menyukainya, hah?" Wajah Jungkook sudah memperlihatkan aura gelapnya, dan sayangnya sosok di sebelahnya ini tidak menyadarinya sama sekali bahkan terus meneruskan perkataannya.

"Tentu saja, kan bagus jika saat tidak sengaja baju ku terbuka dan terlihat bentuk tubuhku sebagus dirimu, bukankah itu bisa membanggakan." Senyum jin sedikit mengembang membayangkannya. Tapi tidak lama kemudian sepasang lengan yang kuat memutar posisi duduknya membuat dia menatap secara langsung wajah Jungkook.

"Dan kau berniat mau pamer ke siapa hah? Jangan main main ya yoebo." Tatapan tajam itu sudah sepenuhnya mengarah ke arah seokjin yang hanya terdiam. Sejenak mereka terdiam saling menatap, namun tidak lama suara tawa jin menggema di ruangan tersebut.

"Bwahahaha... Apa kau cemburu Jungkook? Bagaimana kau cemburu dengan orang orang yang bahkan hanya bisa melihatku dari jauh? Sedangkan kau? Hahahaha" Jungkook yang mendengar itu hanya mendengus kasar.

"Ok..ok.. maaf, tapi yang aku katakan tadi benar Jungkook. Aku terkadang sangat kesal karena sebanyak apapun aku makan badanku tetaplah seperti ini, tidak pernah benar benar terlihat lebih berisi."

"Lalu apa salahnya? Kau itu tampan, sempurna, lalu apa lagi yang kau khawatirkan?"

"Setuju, kalau itu tidak bisa aku bantah. Kekeke" Jungkook hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan kekasihnya itu, tapi dia senang karena setelah seharian ini lelah dengan aktifitasnya bisa melihat senyum itu lagi di penghujung harinya.

"Auw.." teriak jin saat hendak berdiri dari posisinya yang membuat Jungkook sedikit panik dan seketika meraih lengan jin yang sedang memegang pergelangan kakinya.

"Kenapa? Apa ada yang terkilir?"

"Entahlah, sepertinya tadi tidak kenapa kenapa." Jin kembali duduk dan meluruskan kakinya. Pelan pelan Jungkook membuka ujung celana jin melihat pergelangan kakinya.

"Ini bengkak jin, sepertinya sesi workoutmu itu tidak membantu tubuhmu yang memang seharusnya kau istirahatkan. Bagaimana kau tidak merasakannya?" Dia bangkit dari duduknya dan segera menuju keluar ke arah dapur untuk mengambil kompresan dari lemari es. Tidak lama kemudian sudah kembali di ruangan tadi mengompres bengkak di kaki jin.

"Entahlah, padahal sepertinya tadi kakiku tidak kenapa kenapa selama latihan."

"Bahkan tubuhmu saja harus memberi sinyal seperti ini, itu artinya kau harus memperhatikan tubuhmu sendiri kau tau." Nasehat Jungkook. Jin hanya bisa mengangguk dengan bibir sedikit mengerucut kesal karena tidak menyadari kondisi badannya sendiri.

"Jungkook a, apa kau sudah makan?"

"Belum, apa kau mau memasakkan ku?"

"Tidak, kau yang memasakkan ku. Kekeke" entah kenapa satu orang ini selalu saja senang menggoda Jungkook, bukan hanya saat di tempat kerja bahkan jika hanya sedang berdua saja mereka selalu saling mengganggu.

"Ok, dengan 1 syarat."

"Setuju"

Cup

Belum sempat menyebutkan syaratnya tapi Jungkook sudah mendapatkan hadiah kecupan yang datangnya tiba tiba dari kekasihnya itu.

"Haissshh.. ok, itu permulaan yang bagus. Aku akan membuatkanmu makanan spesial dan kau yang jadi dessertnya. Bagaimana?" Tanpa menunggu jawaban Jungkook langsung saja duduk berjongkok membelakangi jin dan segera menggendongnya menuju dapur mereka, jin hanya bisa tertawa dengan semua tingkah mereka sendiri. Selama memasak mereka habiskan waktu dengan banyak bercanda tentang kegiatan mereka seharian ini. Tidak ada pembicaraan yang berat, karena mereka sudah terlalu lelah dengan aktifitas mereka, hanya ingin menikmati waktu bersama saja.

The Truth Untold || JinkookWhere stories live. Discover now