Part 1 : Dewa dalam Figura

425K 16.3K 608
                                    

Aturan Baca Cerita Greya

Komentar apapun yang menunjukkan ketidaksukaan kalian terhadap alur, tokoh, sikap, akhir, cover, etc. GUE NGGA PEDULI!! INI CERITA GUE. NGGA SUKA? NYINGKIR!!

Tolong bener2 nyingkir ngga usah baca.

GUE NGGA MENCIPTAKAN CERITA SESUAI KEMAUAN PEMBACA. TAPI KEMAUAN GUE.

*Menerima kritik beserta saran.
*Cuma bisa memberi kritik tanpa saran. lebih baik ngga usah kritik!!
*Benci dengan komentar GUE BINGUNG SAMA CERITA INI!! tanpa mau menjelaskan bagian yang bikin bingung. kecuali dijelaskan bagian mana yang bikin bingung, agar bisa diperbaiki.

Di sini kita KERJA SAMA! Ngga gue KERJA SAMA KALIAN jadi harus menuruti mau kalian.

JADI JANGAN NGATUR-NGATUR. APAPUN YANG TERJADI DI CERITA SAYA. ITU HAK SAYA.

Apapun alurnya. Silakan baca, terima, tanpa membebani saya dengan keinginan kalian. Kalau ngga mau. Bisa hapus cerita ini dari daftar bacaan kalian.

Maaf. Bukan saya sombong atau tidak butuh pembaca.

Saya ingin menulis tanpa tekanan, tanpa tuntutan, tanpa berusaha mengikuti keinginan kalian yang tidak sesuai dengan isi kepala saya.

Saya ingin menjadi diri saya sendiri melalui cerita saya.

Jadi tolong hargai itu.

****



Tolong tandai kalimat rancu n typo

Rasanya Greya baru membuka mata ketika madam Jo masuk ke kamarnya, untuk memberikan sebuah perintah.

"Rapikan kamar tuan Muda."

Greya masih mengerjap, bahkan ketika tubuh wanita paruh baya tadi lenyap dari pintu kamarnya. Dia kemudian menatap ranjang kosong tika di hadapannya, sebelum meringis disusul sebuah desisan kesal.

Dia baru tidur lima jam, setelah waktunya semalam ia gunakan untuk mempersiapkan segala tetek bengek pesta penyambutan tuan muda yang akan diadakan nanti malam.

Harusnya ia bisa bangun siang. Harusnya. Jika bukan karena Tika yang seharusnya merapikan kamar tuan muda, malah pergi bersama Chef Radika ke pasar tradisional.

Wanita itu mengurut pelipisnya. Pusing karena waktu tidurnya terasa begitu kurang.

Bangkit dari ranjang, dan segera melesat ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya secara kilat. Greya, gadis bermanik coklat dengan rambut ikal berwarna senada dengan sepasang kelereng indahnya itu langsung pergi ke kamar yang tak pernah dijamah siapapun selain madam Jo, setelah ia rapi dengan seragam pelayannya.

Wanita itu membuka pintu yang sepertinya sengaja tak dikunci oleh madam Jo. Wanita paruh baya yang menjadi pimpinan pelayan di tempatnya bekerja saat ini. Kediaman keluarga Abelard. Keluarga kaya raya, yang memiliki usaha di mana-mana. Usaha terbesarnya, yang masih terus berjalan sampai detik ini adalah hotel Kaisar. Yang memiliki cabang nyaris di seluruh penjuru Indonesia, juga beberapa cabang di negara asing.

Masuk perlahan sambil menahan decakan kagumnya atas interior kamar yang memukau, Greya memutar tubuh, berdecak kagum pada kamar yang mungkin hiasan yang digunakan untuk dekorasi menghabiskan dana lebih dari sekedar puluhan juta rupiah.

"Greya."

Wanita itu berhenti pada halusinasinya, yang membayangkan menjadi pemilik dari kamar indah ini. Dia melihat madam Jo yang berdiri di ambang pintu, menatapnya dengan kerutan dalam.

"Ya madam?"

"Bersihkan setiap inci."

"Iya madam."

Crazy MaidWhere stories live. Discover now