Part 11 : Keluarga Normal

161K 10.8K 215
                                    

Tolong tandai rancu dan typo

Greya hanya berkedip saja sejak Elzir pergi bahkan setelah lima menit kemudian. Hingga dering ponsel yang ada di kamarnya terdengar samar, memancing pergerakan kakinya untuk berlari cepat ke kamar.

Dua panggilan tak terjawab, berarti deringan kali ini adalah panggilan ketiga dan semuanya dari Angel sang putri. Secepatnya Greya menjawab dan teriakan bahagia Angel yang memanggilnya langsung terdengar. "Mammiiiiii!!"

Greya menutup mulutnya tak percaya. Akhirnya ia bisa mendengar lagi suara putrinya. "Nak ... kamu sehat sayang?"

"Iya, Mi. Tukang culiknya galak-galak. Tapi ngga ada yang suka pukul-pukul. Terus Angel dibeliin es krim, mainan."

Kening Greya seketika berkerut heran. "Tapi bukannya waktu itu kamu bilang kalau kamu takut?"

"Iya, Mi. Tapi cuma dua hari aja jahatnya. Bentak-bentak terus. Tangan sama kaki Angel diikat. Terus besoknya dilepas."

Greya lantas bernapas lega. Mungkin ini maksud tuannya tadi yang mengatakan jika pria itu memastikan keadaan Angel baik-baik saja.

Masih ada hati juga ternyata.

"Mami kapan pulang?"

Greya berpikir sejenak. Sepertinya Elzir membebaskannya dari pekerjaan bukan hanya untuk kepentingan pria itu, tapi juga untuk menemui putrinya. Dengan semangat, wanita itu lalu menjawab. "Hari ini. Mami siap-siap pulang. Tunggu ya, Sayang?"

"Iya, Mi. Kalau gitu Angel matikan, ya? Nenek baru pulang beliin Angel ayam bakar. Nenek jadi baik, Mi."

Mendengar ucapan polos anaknya membuat bibir Greya meloloskan sebuah tawa. Akhirnya setelah berminggu-minggu kehilangan cahaya hidupnya, Greya bisa tertawa jua. "Baguslah kalau gitu. Sekarang kamu makan yang banyak. Mami siap-siap dulu."

"Oke!"

Setelah panggilan terputus, Greya mengusap sudut mata yang meneteskan cairan beningnya. Entah kapan air mata itu keluar. Bahagia pagi ini membuat ia tak menyadari tangis harunya.

Baru akan meletakkan ponsel ke atas kasur, sebuah pesan dari whatsapp masuk. Itu dari tuannya.

Greya mengernyit, merasa heran tuannya menghubunginya melalui whatsapp. Biasanya menelepon langsung.

Tuan Durhaka : saya menyiapkan uang di atas nakas kamar saya. Gunakan untuk apa yang saya perintahkan tadi. Jika ada sisa ambillah.

Membaca pesan tuannya lantas membuat bulu kuduknya kembali meremang. Sepertinya dia tak akan bisa menghindari terkaman buas dari tuannya malam ini.

*

Menghabiskan waktu kurang lebih dua jam karena macet yang tak bisa dirinya cegah. Akhirnya Greya tiba di sebuah kampung, pinggiran kota. Kampung yang terdapat banyak rumah kumuh berjajar, dengan aliran sungai kotor di dekatnya.

Menatap sesaat pintu rumahnya yang terbuka, Greya lalu berlari ke dalam, langsung mencari putrinya. "Angel!" Dia melongok ke dapur, mendapati sang anak yang langsung melompat turun dari salah satu kursi plastik di sana.

"Mamiii!" Gadis kecil yang parasnya seperti dirinya ini berlari menuju Greya yang sudah menelentangkan tangan, menyambut tubuh kecil Angel.

"Angel kangen!"

"Mami juga kangen."

"Jangan pergi lagi."

Greya menggeleng. "Mami cuma pergi kerja sayang."

Crazy MaidOù les histoires vivent. Découvrez maintenant