Part 17 : Kelembutan dari Tuan El

186K 10K 165
                                    

Tolong tandai typp dan kalomat rancu. Kalau menemukan paragraf atau kalomat yang double2. Direfresh aja yah. Wattpad suka eror memang.

Greya masih diam sesekali menatap majikannya, lalu melirik ke kiri dan kanan yang banyak di-isi oleh manusia-manusia kaum borjuis. Greya menegapkan tubuh, melirik Elzir kembali sebelum kemudian mencondongkan tubuh ke depan, seolah memastikan keputusan si tuan durhaka yang membawanya ke tempat berkelas seperti ini.

"Tuan mau makan?" tanyanya begitu pelan.

"Apa aku kelihatan lapar?"

Greya meringis dengan gelengan samar. Dia kembali meluruskan duduknya. "Em ... tuan mau traktir saya makan?"

"Menurut kamu?"

"Ya ... mungkin. Tapi...." Greya menggigit bibir bawahnya, yang sialnya tampak begitu sensual di mata Elzir yang ingin menerkam wanita di depannya saat ini juga.

"Ayo cepat pesan." Elzir melirik buku menu di hadapan Greya. Gemas karena wanita itu tak kunjung memesan satu pun makanan, dan bergairah, karena keluguan Greya membuat dia harus menahan diri untuk tak membuat wanita itu kehabisan napas karena ciuman brutalnya.

"Tuan ngga bakal motong gaji saya, kan?"

Dia perlu memastikan semuanya, mengingat betapa liciknya Elzir. Jangan sampai, perut kenyang, karena makanan-makanan mahal, setelah ini akhir bulan ia harus gigit jari karena gaji terkena potongan.

"Apa aku terlihat semiskin itu?"

Sepasang alis Greya naik. "Ya?" Diam sejenak untuk mencerna ucapan si tuan durhaka, sebelum kemudian menggeleng cepat. "Bukan gitu. Cuma jaga-jaga."

"Jaga-jaga? Setelah aku bisa membeli kamu dengan uang milyaran rupiah, kamu pikir aku ngga bisa mengeluarkan uang sekian juta cuma untuk makan malam kamu?"

Ya ampun. Apa perlu transaksi penjualan diri harus diungkit kembali? Greya berdecak, tanpa takut pada raut kesal Elzir karena kelancanganya. Tidak ada yang berani berdecak di hadapan pria itu kecuali Greya. Dan ya ... ingatkan Elzir, jika tak ada wanita yang berani menceramahinya di depan umum, di pertemuan pertama, kecuali Greya. Dia ingat jika wanita ini adalah wanita pembangkang, yang hanya bisa jinak, jika Elzir membuat sebuah sentuhan.

"Okey."

Greya mengambil buku menu di depannya, kemudian meneliti jajaran nama makanan dan harga yang membuatnya menelan ludah kasar. Beberapa dari makanan mewah ini dia sudah pernah mencobanya karena ada chef terbaik di rumah besar Abelard yang biasa menyajikan berbagai makanan High Class dan rata-rata jenis makanan berasal dari negeri luar. Tapi Greya sangat tak tahu jika harganya akan semahal ini, meski dulu dia adalah penyanyi di sebuah rumah makan berbintang, tapi dia tak pernah membeli di sana dan menyicipi secara gratis.

Pantas saja tak pernah pihak rumah makan tempatnya bekerja dulu, siapapun itu yang menawarkannya makan secara Cuma-Cuma. Ternyata semua makanan mewah ini tak murah. Bahkan ada satu porsi yang harganya bisa untuk membeli sebuah ponsel pintar. Sebenarnya apa bahan dasar yang digunakan? Berlian?

"Kamu pikir perut kamu bakal kenyang kalau cuma lihat menu makanan?"

Greya melirik pada Elzir yang tanpa sungkan menunjukan raut bosan. Wanita itu meringis. Bisakah dia ajak Elzir ke rumah makan lain yang setidaknya harga makanan yang dijual masih bersahabat dengan kantong manusia jelata sepertinya? Memang bukan dia yang membayar. Tapi mengapa dia yang merasa rugi? Lebih baik uangnya untuknya saja daripada membeli makanan yang sudah pasti besok akan ia keluarkan sebagai kotoran, bukan berlian. Uangnya kan bisa untuk biaya sekolah Angel yang tak murah.

Greya menggaruk pelipisnya yang tak gatal. "Em...."

"Pesan sebanyak apapun ngga akan membuat aku miskin."

Crazy MaidWhere stories live. Discover now