Part 12 : Permintaan Gila sang Penguasa uang

203K 10.5K 315
                                    

Tolong tandai typo dan kalimat rancu

Rasa lega melihat putrinya baik-baik saja, mungkin sebanding dengan khawatir akan nasibnya yang sebentar lagi akan lumat dalam rengkuhan nafsu tuan durhaka.

Greya mengeluh. Karena meski sebanding, ia masih belum bisa. Tapi memangnya mau bagaimana lagi kalau tidak menurut? Perjanjian sudah dibuat. Ibarat nasi sudah menjadi bubur. Bubur basi.

Duduk diam di sisi ranjang, Greya memandang nanar kotak kondom yang ia beli.

Terlalu asyik menemani putrinya, hingga terlalu sore dirinya pulang. Jadi, bukan hanya tak bisa membeli lingerie, dia juga tak sempat memasang KB. Memilih KB pil saja? Tidak. Dia tak mau mengambil resiko.

Angel ada karena pil KB yang ternyata memiliki resiko cukup tinggi. Tidak bisa mencegah kehamilan seratus persen.

Jadilah tadi ia mampir ke salah satu minimarket yang dilewati, membeli sebungkus kondom berwarna merah meriah bergambar buah, yang biasa bertengger di depan kasir. Greya yakin tak hanya satu anak-anak yang terkecoh oleh kondom berbungkus imut itu. Fi*sta. Anak-anak pasti mengira itu sejenis permen karet enak berasa stroberi. Termasuk putrinya, Angel yang pernah merengek meminta untuk dibelikan benda itu.

Sungguh. Benda itu tak sama sekali enak kecuali jika dinikmati setelah terpasang. Ajaran buruk yang tak perlu didengar.

Bangkit, di atas baju yang berserakan di atas lantai. Greya semakin dilanda kebingungan. Pasalnya, ia tak menemukan pakaian yang pas untuk dijadikan lingerie.

Iya. Dia bukan seorang istri yang harus memiliki baju tidur seksi itu, untuk memuaskan sang suami. Jadi dia harus menggunakan apa untuk persiapan malam ini?

Greya meremas rambutnya kasar. Merasa Tuhan menaruh dendam padanya hingga masalah yang datang selalu saja silih berganti. Seperti kasir. Masalah dalam hidupnya mengantri rapat.

Merasa tak menemukan apapun yang cocok ia kenakan untuk menyambut sang tuan durhaka. Greya kembali mengenakan baju pelayannya, dan sebuah apron hitam, lalu duduk lagi di sisi ranjang untuk menanti tuan durhaka yang entah akan pulang jam berapa. Kepulangan pria itu tak terjadwal.

Tak lebih dari satu jam. Suara dari luar, memancing perhatian Greya. Tuan mudanya pulang. Dengan jantung bergemuruh, wanita itu meringis samar. Sebentar lagi dirinya akan menjadi penghangat ranjang, memuaskan benda sialan yang ada di selangkangan sang majikan.

Menguatkan hati dan pendirian yang mulai tumbang hingga sempat berniat mengganti saja uang Elzir yang sudah dibayarkan pada rentenir dengan uang mainan Angel jika pria itu mau. Greya membungkuk untuk membuka pintu begitu perlahan hingga lalat pun tak merasakan. Dia mengintip melalui segaris celah. Tapi gelap. Perasaan tadi dia menyalakan lampu luar. Tapi ketika mengintip, hanya warna gelap yang ditangkap netranya.

Tapi, beberapa saat memperhatikan apa yang ia lihat, Greya langsung menggigit bibir bawahnya.

Ya Tuhan, wanita itu sedang bercanda sekarang. Jelas. Yang ia lihat bukan ruangan yang gelap, melainkan celana bagian depan sang paduka raja yang berdiri tepat di depan wajahnya.

Ya ampun. Greya bisa gila dengan semua kebodohan yang ia cipta.

Perlahan mendongakkan kepala, wanita itu menatap tuan durhaka yang sudah menaikkan sebelah alisnya. Andai bisa Greya ingin menampar alis itu agar kembali ke tempatnya semula. Bibir wanita itu lantas tersenyum lebar, atau sebut saja sebuah cengiran konyol membingkai wajahnya yang tampak begitu tolol. "Tu--tuan." Perlahan bangkit dan pura-pura melihat sekitar dari sisi tubuhnya yang besar.

"Ada apa?"

Greya langsung menatap majikannya. "Tikus, Tuan." Jawaban yang kian menunjukan kebodohan Greya yang hakiki.

Crazy MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang