13. Klaim

53.5K 1.6K 105
                                    

Uhhhhh...maaf lama baru dilanjutin, maklum authornya lagi miskin. Miskin ide ama miskin quota internet. Ini mungkin akan jadi part tergelap dalam badless love, tapi ya mau gimana lagi...di rumah author juga sering mati lampu sih, he he..

selamat menikmati, ditungguin loh niatan untuk ngebantaiin saya :)

“Maafkan aku, Runee-chan.”

Permintaan itu tersampaikan dalam bentuk bisik halusyang kudengar samar diambang batas kesadaran.

Aku pastilah sudah separuh bermimpi.

Tersenyum, dengan mata terkatup rapat. Aku sempurna mengabaikan dan memilih untuk terlena dalam nyenyak tidur usai bercinta.

......................

Aku menyentakkan tangan yang memelukku dengan kasar dan mendengar seseorang memanggil namaku dengan suara kaget.

Oh! Sial, gastritisku kambuh.

Demi Tuhan! Aku harus terbangun tengah malam dengan rasa perih di lambungku.

Kenapa gastritis sialan ini harus menyerangku sekarang? Aku mempertanyakan itu sambil berlari ke arah kamar mandi tanpa sempat mengenakan pakaian dalam ataupun celana pendekku kembali.

Aku kesulitan untuk berlari, ada semacam rasa aneh di area sensitif yang tidak pernah aku rasa sebelumnya.

Itu sedikit mengherankan karena biasanya sehabis bercumbu dengan si Tuan Ninja, perasaan ‘Nona Virginia’ menggelenyar nyaman, bukannya perih.

“Runee-chan.” Aku mendengar suara kaget Reizen dari balik punggung, dan ingatan tentang ‘sesuatu’ ikut menyeruak, kemudian terhenti kalah oleh perih dan asam lambung yang naik ketenggorokanku.

Tak ada waktu untuk menyahuti dan ia memburuku dari belakang, memijat tengkukku saat aku mulai memuntahkan cairan dari lambung dalam mangkuk wastafel.

Untung saja aku bisa mencapai mangkuk wastafel tepat waktu dan memuntahkan cairan pahit itu disana, kalau tidak aku berada dalam masalah besar karena muntah diatas batu granit mahal yang pastinya di impor dari Italia, sayang sekali.

“Ada apa denganmu?” dia bertanya panik, wajahnya menunjukkan itu semua dengan jelas.

“Gastritis...” gumamku lesu.

“Oh! Astaga.” Reizen berseru tertahan. “Maafkan aku kau pasti belum makan apapun sebelumnya, maafkan aku...”

Kugelengkan kepalaku lemah. Usai berkumur dan menyikat gigi aku –dengan bantuan Reizen- kembali ke tempat tidur.

Ini benar-benar memalukan, sepertinya cuma aku orangnya yang terkena gastritis usai melakukan ritual bercinta untuk kali pertama.

Badless LoveOnde histórias criam vida. Descubra agora