Bag 2: Mutualism

82.8K 3K 55
                                    

Bag 2: Menjadi bagian yang terburuk dalam rencana orang lain karena sebuah keterpaksaan.

Tatapan Juan dan Sahla beradu, dua subjek yang saling mengenal dan selalu punya keinginan untuk menjatuhkan satu sama lain. Ya! Bukan hanya Sahla yang mempunyai keinginan seperti itu setiap temannya akan melakukan hal sama untuk cowok kakak senior mereka yang sering berlagak berkuasa dan gayanya arogan. Tapi bagi Juan, tidak ada yang salah dengan dirinya, kesalahan tetap milik orang lain, milik gadis ini.

"Ck ck ck," dia menggeleng-gelengkan kepalanya melihat siapa yang terdampar dihadapannya, cewek sombong yang sok-sokan dan ia membayangkan cewek itu terdampar pada keadaan yang sama dihadapan seluruh rakyat sekolah.

Beberapa pelayan lain sudah melingkari mereka setelah pelayan yang lain mengusir laki-laki kurangajar yang mengganggu ketenangan, termaksud Juan. "Maaf, tapi anda sebaiknya juga keluar untuk tetap mejaga ketenangan kafe ini." Terlihat Juan masih beradu pandang dengan Sahla, seakan tatapan mereka dapat mengalahkan kerusuhan yang lain.

Juan mengangguk kepada Sally tetapi tekanan tak berhenti sampai disitu bagi Sahla, Juan memang pergi tetapi tidak seringaian yang dinilai Sahla sebagai kutukan untuknya. Tidak, kepada seluruh isi sekolahnya, kenapa dia harus Juan yang menemukannya lebih dulu? Tidak, tidak, karena apa? Karena Sahla pernah punya masalah dengannya.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Aidine sembari membantu Sahla berdiri. Sahla seperti kehilangan semangat hidupnya seketika, tatapannya kosong.

"Sebaiknya kamu pulang dan beristirahat, La," suara Sally kembali terdengar, Sahla sudah dapat membalas tatapannya itu, Sally sedikit lebih tenang karena tatapannya terlihat menenangkan saat mengatakan ia baik-baik saja.

"Tidak pa-pa, aku lanjut saja," jawab Sahla kemudian.

Sedang dilain sisi, Juan hanya bisa menatap bayangannya ditanah, ia hanya ingin berjalan kaki dan menebak-nebak pikirannya itu. Bagaimana dua orang itu bisa sangat berbeda, ia memang tak terlalu mengenal cewek itu karena dia tidak pernah tertarik pada cewek-cewek manja dan ingusan. Ia tahu gadis itu, Sahla sering menjadi bahan gosip teman-temannya, dan ia ingat sekali ia pernah berurusan dengan cewek itu, dan dia tak sepolos seorang yang ada didalam kafe, yang ketakutan dan mati kaku.

Ia tersenyum geli saat lagi-lagi mengingat kejadian berbulan-bulan yang lalu, seorang Juan, yang terkenal arogan dan playboy, di jatuhkan harga dirinya oleh seorang cewek ingusan.

2 bulan yang lalu. Saat itu ia mendengar kabar dari temannya "juan! Mobilmu!" yang ada dalam pikirannya, mobilnya dalam bahaya. Mobil silver kesayangannya yang sudah ia anggap sebagai bayi kecilnya, lecet-lecet. Ibu mana yang akan membiarkan anaknya terluka? Ia berlari kearah mobilnya yang ia parkirkan khusus di tempat parkiran guru diikuti beberapa temannya. "Siapa yang berani-berani menyentuh bayiku?" teriaknya.

"Razella. Kelihatannya dia masih dendam denganmu," aku temannya sambil tertawa geli.

"Sialan, dimana dia?" tanyanya.

"Mau kamu apain tu anak?" balik tanya temannya, tak membaca raut kemarahan Juan yang sebentar lagi akan memuncak.

"Kalau dibiarin tu anak makin ngelunjak!" ucap Juan.

"Sudahlah, An... Kamu kan bisa ganti, berapa sih..."

"Ini bukan masalah uang, ini sudah keterlaluan!" Juan langsung pergi dengan kesal dan dengan langkah lebar ia menuju ke kelas dimana Razella berada. Dulu memang salahnya memilih Razella sebagai teman yang bisa di buat asyik-asyikan. Tamparan cewek itu bahkan masih berbekas, tapi sekarang dia malah berulah lagi.

"Dimana Razella?!" teriaknya mendobrak pintu hingga ia mendapatkan seluruh perhatian, beberapa tampak kaget dan ketakutan. Juan tidak melihat gadis itu, tetapi ia menangkap beberapa anak-anak yang saling berbisik mengitari meja, dan ia mendengar desah-desah tangisan dibaliknya. Disana rupanya Razella bersembunyi. Juan berjalan mendekat, belum ia sampai ke tujuan, satu tonjokan melayang ke mukanya, dan saat ia menangkap sosok cewek itu, satu tendangan jatuh ke dadanya. Suara sorakan mulai terdengar, dan ia tersadarkan dari lamunannya.

My Lovely MaidWhere stories live. Discover now