Bag 7: Wrong Massage

52.1K 2K 68
                                    

Bag 7: "Kita bisa percaya apa yang kita lihat, tapi jangan mengeluh bagaimana akhirnya."

Saat Sahla terbangun ia sudah berada di sisi ranjang, menggunakan bantal dan berbalut selimut. Sahla ingat belum melepas sepatunya semalam, tapi saat kakinya menyelinap keluar selimut, dingin ac menyerangnya dan Sahla kembali masuk kedalam selimut, menutup seluruh tubuhnya. Sahla masih setengah sadar saat ia ingat dia tidak menggunakan ac di kamarnya, tidak ada selimut tebal dan lembut dikamarnya, tidak ada wangi krim coklat ini dikamarnya. Matanya membulat dan dia langsung bangkit dari tidurnya. Sialan, dia ketiduran!

Matanya melotot mencari-cari, pada jendela yang tertutup gordyn, sekaligus pada seorang yang berdiri berkacak pinggang didepan gordyn itu. Juan tampak tersenyum terlampau lebar menatapnya saat mengatakan, "selamat pagi!" Sahla lebih kehilangan kata-katanya dari apapun, bukan hanya karena mendapati Juan sudah berada di dalam seragam sekolahnya, tapi karena dia terbangung disana, diatas ranjang laki-laki itu.

Sahla memutar tubuhnya sekedar memastikan, dia menatap kepakaiannya kemudian menarik selimut ke tubuhnya lebih tinggi. Juan tertawa menontonnya.

"Ya, aku berpikir memotong-motong tubuhmu semalam saat kau tidur tapi tiba-tiba ibumu menelpon," ucapnya, Sahla melotot sejadinya.

"Ibu?" Sahla gelagapan, berdiri dari kasur dengan sentakan dan memulai berputar-putar hanya untuk menemukan ponselnya, "Bagaimana ini? Matilah aku! Bagaimana aku bisa ada disini?!" Sahla kebingungan setengah mati.

"Aku juga masih tak percaya," ucap Juan dengan nada ikut mendramatisir sebelum membuang pandangannya ke tanah dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Sahla kembali menatapnya nanar.

"Apa yang kau lakukan padaku?!" bentaknya dengan telunjuk naik ke wajah Juan, Juan mundur sedikit.

"Melakukan apa? Memangnya kau berharap aku melakukan apa?" balik tanya Juan, Sahla menarik kerah baju Juan kasar kemudian menariknya kearahnya dengan tatapan nyalang.

"Jika sampai sesuatu terjadi padaku..." teriaknya tapi kemudian ia kebingungan, "jika sampai sesuatu terjadi padaku..."  ulangnya kali ini lebih rendah, membayangkannya pun dia takkan berani. Juan mendengus, satu sudut bibirnya naik saat mengatakan, "tentu saja sesuatu terjadi padamu," dia berbisik pada Sahla, mendekat ke wajah Sahla kemudian mengendus dengan cara yang sangat memalukan, "oh tuhan, kau bau air liur," dia tertawa lagi.

Wajah Sahla merah padam saat melepas tangannya dari kerah baju Juan dan mengambil jarak dari laki-laki itu. Untuk beberapa saat dia tidak tahu apa yang akan ia lakukan, sampai dia kembali berputar seperti anjing mengejar ekor. "Bagaimana ini? Bagaimana ini?" terus begitu.

"Baiklah, tenang dirimu, oke? Aku sudah mengirim pesan kepada ibumu mengatakan kau menginap dirumah Susan," ucap Juan, Sahla menatapnya sesaat.

"Susan? Siapa Susan?" tanya Sahla.

"Temanmu, kau tidak punya teman bernama Susan?" balik tanya Juan tampak serius membuat Sahla berpikir lebih serius lagi. Juan terbahak.

Sahla tidak tahan lagi padanya, ia meraih bantal dan melempar ke wajah Juan. Astaga, laki-laki ini bahkan tidak bisa serius sebentar saja, membuat Sahla selalu ingin marah.

"Mana ponselku?" tanyanya kemudian, nadanya masih membentak.

"Tentu saja di tasmu, memangnya dimana lagi?"

Sahla berlari ke tasnya meraih ponselnya dan menelpon ibunya sekedar mengatakan selamat pagi dan ibunya juga menanyakan soal Susan, astaga, memangnya Susan siapa? Tidak bisakah Juan menggunakan nama yang lebih umum digunakan? Ibunya bahkan sempat mengamuk karena Sahla hanya mengirim pesan dan tidak mengangkat telepon, selain itu juga acara menginap ini sangat mendadak dan membuatnya cemas sepanjang malam.

My Lovely MaidWhere stories live. Discover now