Bag 6: Beautiful Monster

50.3K 2.1K 30
                                    

Bag 6: "Kita bahkan tidak bisa membedakan pada akhirnya, apakah kita masih membencinya, atau malah dia sudah membuat kita jatuh hati"

Saat Juan datang ke Kafe Fleur sore itu dengan sebuah kardus di gendongannya, kafe itu tampak tidak ramai, sebaliknya para pelayan Kafe Fleur sedang duduk-duduk di meja pelanggan dan saling bercerita. Saat melihat Juan, mereka tampak langsung beranjak dari tempatnya dan merapikan pakaian mereka. Mereka juga memamerkan senyuman lebar mereka pada Juan sebagaimana saat mereka menyambut pelanggan sepanjang sore yang sepi. Juan masih tampak mencari-cari keberadaan Sahla yang tidak bisa ia temukan dimana-mana.

"Oh, bukankah dia laki-laki semalam?" bisik Aidine pada Yuko, "yang membayar semua pelanggan?"

"Maksudmu pacar Sahla?"

"Mereka berpacaran, benarkah?"

Alice tiba-tiba ikut masuk ke perbincangan itu dan tampak yang paling heboh menyangkal, "tidak mungkin  mereka berpacaran!" yang langsung ditatap sinis oleh Aidine dan Yuko,  Alice nyengir, "maksudku... Betapa beruntung Sahla."

"Dia memang tampan, lalu apa yang dia lakukan disana dengan kardus itu?" tanya Yuka.

"Apa hadiah?"

"Tidak sesederhana itu, itu lebih mirip kotak koleksi, kau tahu? Tempat kau menyimpan komik-komik kesenanganmu."

"Oh, biar aku yang menghampirinya," putus Aidine dari kegiatan bergosip dan berjalan mendekat kearah Juan.  Juan masih celingukan sebentar, dan balas tersenyum saat Aidine tersenyum padanya.

"Sore yang manis, kakak, ada yang bisa saya bantu?" tanyanya.

"Pelayan itu, kau melihatnya?" tanya Juan tak tahu menahu, Aidine mengernyitkan keningnya, "pelayan jutek itu," jelas Juan tampak bersikeras. Aidine tersenyum.

"Sahla,  kah?"

"Aku meragukan jika kalian punya dua yang sepertinya, dimana dia?" yang membuat Aidine kebingungan sebentar. Tatapan Aidine naik kepuncak rambut laki-laki dihadapannya, kemudian kaos polo hitam lengan pendek dan celana hitam yang ia kenakan dipadu sepatu putih yang kontras, membuatnya Aidane menelan ludah. Juan berkali-kali memperbaiki letak kardus digendongannya, membuat Aidane
Kembali fokus.

"Dia didalam dapur, tapi hanya pegawai yang boleh masuk," jelasnya, Juan menatapnya sebentar.

"Bisa kau panggilkan dia?" dan kali Juan tersenyum manis yang sebentar membuat Aidine kikuk, bagaimana Aidine bisa menolak jika begini?

"Tentu saja."

Juan membawa kardus ditangannya keatas meja dan meletakannya disana sembari mengistirahatkan lengannya. Dia tidak tahu apa Sahla akan keluar dari pintu itu atau malah menolak menemuinya. Juan masih dibuat bingung soal kesalahannya sendiri, tapi yang benar saja, dia adalah seorang Juan!

Sahla keluar dari pintu, dia masih didalam kostum permen berwarna merah muda itu, bagi Juan dia lebih menyukai kostum itu ditubuh Sahla daripada tubuh yang lain. Sahla punya kulit putih susu, saat kelelahan atau malu kulitnya selalu tampak merah muda yang lucu, tak ada asesoris, tak ada jam tangan, tak ada yang spesial, dia selalu tampil biasa yang sangat berbeda dengan Juan. Sahla sebentar merapikan roknya saat melihat Juan sebelum menghampirinya.

"Sudah memilih pesanan?" tanya Sahla pertama kali, Juan berpikir keras.

"Ah ya,  tentu saja sudah," yang malah membuat Sahla memandangnya sinis kemudian berkata.

"Aku sedang tidak ingin berhubungan denganmu di jam kerja."

"Kupikir kau hanya kerja jika ada pelanggan, lagipula aku pelanggan tetap."

My Lovely MaidHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin