Bag 13: Why must Pink

43.4K 1.7K 81
                                    

Bag 13: "The title you wrote down, is something that I will remember all the time"

Hari itu saat matahari berwarna keemasan masuk melalui jendela membuat mata Sahla bergerak-gerak berharap cahaya itu padam segera, ia ingin tidur sedikit lebih lama karena kepalanya pening sekali, tetapi walau matanya sepenuhnya tertutup, telinganya terasa terbuka lebar, beribu suara masuk kedalam telinganya.

"Apa-apaan mereka?!" Sahla mencoba menajamkan telinganya, dan mendengar suara yang lain.

"Memalukan sekali!"

"Yang begini yang namanya anak kesayangan?!"

"Mereka romantis sekali, ya?"

"Keluarkan saja dari sekolah, kok bikin masalah terus?"

Ia tambah pusing mendengar suara-suara itu karena bukan hanya satu, tetapi rasanya beribu. Bukan hanya itu, ia juga merasakan tubuh seseorang dibawah kepalanya. Ia pun membuka matanya untuk pertama kali melihat wajah-wajah berputar-putar di atasnya, dari wajah satu berganti wajah yang lain, oh? ia merasa sangat pusing. Apakah sekarang ia bermimpi?! Mengapa matanya jadi berkunang-kunang?!

"Dia sudah sadar?"

"Gantian-gantian, dong, aku mau lihat."

"Antri dong, aku mau ambil foto mereka dulu."

Sahla mencoba berpikir jernih, mencerna apapun yang ada di kepalanya. Anak-anak itu memakai seragam sekolah. Hari sudah pagi dan matanya tidak lagi berkunang-kunang, melainkan semuanya terlihat jelas.

Terlihat jelas!

Sahla melotot kaget saat ia menangkap banyak tubuh di ruangan, berdesak-desakkan hingga tak ada ruang bernapas. Matanya melotot untuk kedua kalinya dan ia langsung terduduk. Belum apa-apa, mereka sudah melontarkan pertanyaan dan pernyataan.

"Nah, kan!"

"Gimana, La, malam pertamanya?!"

"Pastinya enak banget, ya?"

"Ia lah, siapa sih yang nggak mau sama kak Juan?" mereka tertawa, Sahla tambah pening saja.

"Aku juga mau dong tidur di atas dadanya Kak Juan," goda mereka.

Ruangan itu sungguh ramai bukan main. Sahla langung tersadar bahwa ia tengah menjadi tontonan, ia tidak tahu jam berapa itu, yang pasti sekolah sudah ramai. Ia mengitari seluruh ruangan dengan tatapannya dan setiap mata siap menghina, mengejek, dan sekaligus menghukum. Oh Tuhan, apa yang sebenarnya tengah terjadi? Apa yang ia lakukan? Sahla tak henti bertanya didalam dirinya. Ia merasakan telapak tangannya menabrak sesuatu dibelakangnya, ia memutar kepalanya dan melihat wajah Juan disana, tepat di belakang tubuhnya sedang tertidur sangat pulas. Laki-laki itu hanya mengenakan kaos singlet putih miliknya.

Sahla mulai berpikir tidak-tidak, dengan segala kemungkinan yang ada, omongan anak-anak, keadaan Juan dan dimana mereka sekarang. Tidak mungkin, memangnya apa yang terjadi, dia yakin semalam mereka tak melakukan apapun.

bibirnya terlalu kelu untuk berbicara, yang ada di pikirannya sekarang adalah bagaimana dapat pergi segera dari ruangan itu.

Ia berdiri segera dan langsung berjalan bertubrukan dengan bahu-bahu itu. Tidak peduli seberapa banyak lagi ejekan mereka. Ia terus berjalan dengan wajah tertunduk dan tangan yang membabi-buta mendorong. Hingga akhirnya ia berhasil keluar dengan susah payah. Dengan setengah berlari ia keluar dari sekolah.

Ia ingin sendiri, ia tidak menginginkan siapapun, pada kali itu ia membenci mereka, siapapun, orang-orang itu.

***

My Lovely Maidحيث تعيش القصص. اكتشف الآن