Part 22

18.6K 437 0
                                    

#DEVA
Dini hari aku terbangun ketika kurasakan mual dan muntah. Aku berlari menuju kamar mandiku secepatnya. Cairan bening yang kumuntahkan dan itu sangat menyiksaku. Aku lemas sekali. Apakah seperti ini kalau hamil'batinku
"Sayang..."panggil suamiku khawatir. Saking lemasnya aku tak bisa menjawabnya. Aku tau suamiku mencariku jika aku tak ada disampingnya.

"Hueeek hueeek hueeek"aku memuntahkan lagi. Kali ini aku sudah lemas sekali menahan tubuhku saja sudah nggak mampu. Aku hampir saja terjatuh. Namun mas erza menangkapku tepat waktu. Aku masih muntah dan mas erza memijit tengukku dengan telaten. Rasa muntahku sedikit terobati dengan bau parfum mas erza. Walaupun hanya tidur wangi mas erza tetap ada itu yang kusuka dan sekarang itu yang membuatku berhenti mual.

"Sudah baikan?"tanya mas erza lembut. Aku langsung memeluk mas erza.

"Bau kamu wangi mas,nggak bikin muntah lagi"kataku sambil memeluk mas erza.

"Yaudah...aku gendong ya kekasur..."aku hanya mengangguk. Mas erza menggendongku.

"Mas...aku ngantuk,peluk aku..."kataku manja. mas erza memelukku manja. Mengelusku dan membuatku tertidur pulas.

Jam meja menunjukkan pukul set 8 pagi. Lama sekali aku tidur. Melihat tidak ada mas erza aku langsung kembali mual. Aku lari kekamar mandi muntah lagi.
"Dedek,jangan buat mama mual sayang,masak karena nggak melihat papa kamu bikin mama mual.."kataku sambil mengelus perutku.

"Sayang...ini su...sayang kamu dimana?"tanya mas erza panik. Aku mendengarnya dari kamar mandi.

"Aku disini mas....hueek hueeek"muntah lagi. Seketika itu mas erza menghampiriku dan memijit tengukku. Dan seketika itu rasa mualku hilang seketika. Sungguh aneh,dedek kamu kangen papakah?'batinku.

"Udah enakan"tanya mas erza dan aku mengangguk. Mas erza kembali menggendongku dan mendudukkanku besandarkan kepala kasur.

"Minumlah susunya...."kata mas erza menyerahkan segelas susu. Pasti susu hamil.

"Dev...kasian dedeknya kalau kamu nggak mau makan..."kata mas erza sedih. Aku mengambil segelas susu itu. Aku ingin muntah seketika tetapi hilang mendadak. Dan kenapa hilang?mas erza mengelus perutku.

"Dedek,jangan nakal dong,papa nggak ingin dedek nakal...kasian mamamu dek"kata mas erza lembut.

"Minumlah...aku elus perutmu biar enakan"tapi benar saja,rasa mualku seketika ilang. Aku langsung meminumnya.

"Mas...kayaknya ya...mualku hilang kalau mas di sampingku...aneh"kataku menjelaskan.

"Itu tandanya anak kita nggak mau pisah sama papanya..."

"Mas..."

"Apa sayang???"

"Minggu depan mas jadinya berangkat tanggal berapa?"tanyaku penasaran.

"Melihatmu seperti ini,aku nggak tega meninggalkanmu,dan kalau mengajakmu aku takut kamu kelelahan sayang"kata suamiku paling ganteng.

"Mas...pergilah,aku tetap disini saja,kami menunggumu pulang..."

"Tapi...."aku langsung menutup mulutnya dengan mulutku. Padahal masih bau susu bumil.

"Mas...aku...kehamilanku aku nggak mau jadi penghalang proyek besarmu mas...pergilah mas"kataku meyakinkan.

"Nanti biar ibu dan mama menemaniku kalau mau sih hehehehe"tambahku dan senyumku.

"Yaudah...aku akan melihat kondisinya dulu..."

"Okey mas...kami sayang kamu mas..."aku langsung memeluk mas erza.

Sesaat kemudian terdengar
"Erza!!!Deva!!!"panggil seseorang. Dan aku paling hafal teriakan itu. Itu suara ibuku.

Perfect LoveHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin