5

31.2K 1.4K 23
                                    

"Ma Belle,"

"Ya ganteng?" Dengan berseri-seri Amy mengangkat telepon dari Lee. Nama yang tertera di ponsel Amy bertuliskan 'Pacar Amy' terlihat seperti ABG tapi Amy suka dan Lee pun tidak keberatan. Sedangkan nama Amy di ponsel Lee sama seperti biasa dia memanggil Amy, 'Ma Belle'.

"Aku akan pulang sangat larut hari ini. Sore hari aku harus meeting dadakan dengan tim development dan malam nanti ada pertemuan dengan calon investor. Pasti akan lama,"

"Ah, sayang sekali. Padahal aku sudah siap untuk masak buat kamu," sahut Amy kecewa.

"Aku juga sudah siap menikmati masakan kamu. Tapi maaf. Besok aku janji kita akan makan malam bersama. Kalau perlu aku yang belanja bahannya."

Amy tertawa. "Bahan-bahan di kulkas kamu atau aku masih banyak kok,"

"Baiklah,"

"Nah kamu jangan lupa makan ya,"

"Nanti sekalian makan malam kok. Mana aku lupa," Lee tersenyum di ujung sana. Ingin menenangkan kekasihnya.

"Sip. Take care, i miss you already," Amy mengeluarkan suara ciuman, membuat Lee tertawa.

"I miss you more,"

***

"Apa kabar, Mr. Lee An Kusuma?" Mr. Edward Sutedja baru tiba di dining room kantor Kusuma Corp namun malah dia duluan yang menjanat tangan sang pemilik sekaligus CEO.

"Great. Anda?" Balas Lee sembari menjabat tangan calon investornya lebih erat.

"Segar dan bugar," Mr. Edward tertawa. Lee memang bisa melihat bahwa meski usianya sudah 50 tahun, Mr. Edward selalu tampak segar dan lincah.

Lee memperkenalkan beberapa timnya yang ikut pada dinner meeting kali ini. Begitu pula Mr. Edward. Suasana yang tercipta cukup akrab dan menyenangkan, batin Lee. Semoga ini memudahkan proses investasi yang dimaksud.

"Saya percaya bahwa prospek Kusuma Corp ini bagus. Dengan berbagai macam bisnis dan bagaimana penanganannya. Saya tertarik dan mudah saja untuk berinvestasi dengan Anda," Mr. Edward menutup map berisi dokumen tentang Kusuma Corp.

Lee sumringah. "Terima kasih Mr. Ada beberapa dokumen yang harus diurus dan..."

Mr. Edward mengangkat tangannya. Menyela. "Saya ingin bertanya dulu."

Perasaan Lee mendadak tidak enak.

"Anda sudah punya istri, Mr. Lee?"

"Belum. Saya belum menikah," jawab Lee jujur. Mr. Edward mengangguk.

"Anda sudah punya kekasih?"

Lee langsung teringat pada Amy tapi ia merasa tak perlu membahas mengenai hubungan pribadinya.

"Kalau boleh tahu, apa kaitan antara kehidupan pribadi saya dengan pembicaraan kita?"

"Jelas ada," Mr. Edward meminum wine, menikmati kelezatannya lalu kembali memandang si CEO muda. "Seperti yang Anda tahu bahwa investasi saya tidak sedikit. Bahkan tetap lebih besar dari nilai investasi yang Anda miliki selama 4 tahun perusahaan ini berdiri."

Lee mendengarkan dengan saksama.

"Dan saya ingin ada imbalan lain yang lebih sepadan selain profit yang saya dapatkan."

"Yaitu?"

Mr. Edward meraih ponselnya. Memainkannya sebentar lalu mengulurkan pada Lee. Lee menerima ponsel yang layarnya sudah ada foto perempuan cantik.

"Alika Sutedja. Putri saya," kata Mr. Edward seakan menjawab pertanyaan Lee yang tertuang dalam pikiran. Lee selesai melihat foto itu dan menyerahkannya kembali kepada Mr. Edward. "Anda menikah dengan putri saya dan saya akan berinvestasi di Kusuma Corp."

Fated to Separate - END (GOOGLE PLAY)Where stories live. Discover now