20

18.5K 1.2K 6
                                    

"Kenapa?" Amy membelai lembut rambut pria yang berbaring di pangkuannya.

"Lika sudah tahu hubungan kita," kata Lee sambil memejamkan matanya. Kalimat itu menghentikan gerakan Amy. "Aku sudah bicara juga dengan Mr. Edward dan memintanya melepaskan aku. Dia bilang keputusan ada di tangan Lika."

"Dan menurut Lika?"

"Dia tidak mau melepaskan aku,"

Amy menghela nafas. Sudah Amy duga. Lika tidak akan mudah melepaskan Lee.

"Jadi itu jawaban kamu? Tidak perlu menunggu seminggu rupanya?" gumam Amy dengan kecewa.

Lee bergegeas bangkit dan menatap mata kekasihnya.

"Aku akan memanfaatkan waktu yang tersisa, Ma Belle. Kamu selalu jadi nomor satu, tidak pernah jadi opsi."

Amy memejamkan mata. Percaya bahwa ini tidak akan mudah. Rupanya ketika Amy memejamkan mata, Lee menyosor bibirnya, menikmati bibir lembut rasa leci, menghisap dan menggigit bibir wanita tercintanya.

Amy balas mencium Lee, menjelajahi isi mulut Lee dengan lidahnya. Perlahan tangan Lee bergerak membuka kancing piama yang dikenakan Amy. Sedangkan Amy membuka kancing kemeja Lee.

Keduanya melakukan aktivitas dengan beringas. Mencium, menggigit, meremas. Di balik piamanya, Amy tidak mengenakan apa-apa lagi. Sehingga ketika Lee berhasil membuka piama, payudara Amy langsung terpapar di hadapannya. Lee ganti menciumi kedua benda itu dengan penuh kerinduan. Amy memeluk Lee, mendesah nikmat.

Ciuman Lee turun hingga perut dan sembari mencium, tangannya menurunkan celana Amy, membuat Amy hanya tinggal terlindungi celana dalamnya. Lee mengelus milik Amy dan membuat si pemilik melenguh kesenangan.

Tak mau 'dipermainkan' sendiri, Amy mengulurkan tangannya dan membuka celana Lee. Menurunkannya sekali sentak dan membuat Lee tinggal bercelana dalam. Sama seperti dirinya.

Amy mengulurkan tangan, membelai junior Lee awalnya pelan lama kelamaan makin cepat. Lee tertawa bahagia. Amy kemudian membebaskan junior Lee sehingga tampaklah junior yang panjang dan sudah tegak itu.

Tanpa pikir panjang Amy langsung memasukannya ke dalam mulut. Menjilat, mengulum, sedikit menggigit. Tentu saja ini membuat Lee terbang kesenangan.

Amy melepaskan mulutnya ketika dirasanya sudah cukup. Ia mundur dan dengan gerakan menggoda, menurunkan sedikit celananya. Lee yang sudah tak tahan lagi menarik celana tersebut dan melemparkannya entah kemana. Ia ganti mencium dan menjilat milik Amy. Mata Amy membuka dan menutup, sangat menikmati. Amy meremas kepala Lee, menyebut nama kekasihnya berkali-kali disela desahannya. Apalagi saat tangan Lee meremaa payudaranya, memijat dengan lembut sekaligus kasar.

"Ma Belle, are you ready?" Lee sekarang berpindah menciumi leher Amy. Posisi Amy yang masih duduk, kakinya dibuka oleh Lee.

Dengan mata terpejam, Amy mengangguk. Pelan-pelan Lee memasukkan juniornya ke milik Amy. Amy mengerang dan mendesah tertahan. Tangannya mencengkram punggung Lee. Namun lebih dari itu Amy menikmatinya. Lee maju mundur dan diikuti oleh Amy yang bergerak seirama. Mereka saling bercinta seperti insan yang sudah lama tak bertemu.

"Aahhh Leeeee,"

"Ma Belle,"

Mereka berdua berseru bersama-sama ketika telah sampai di puncak kenikmatan. Lee melepaskan diri dari Amy lalu duduk di sebelah kekasihnya.

"Best as ever," gumam Amy.

"Only for you," bisik Lee.

Amy menarik nafas dalam dan memandang lekat-lekat pada Lee.

"Shall we try another place?"

"Surprise me," bisik Amy.

Lee bangkit, menarik Amy ke pelukannya. Menciumi wanitanya dengan bersemangat. Amy balas mencium Lee sambil tersenyum. Melupakan masalah yang membentang diantara mereka.

Lee rupanya mengajak Amy ke dapur. Mendudukan Amy di meja makan.

"Are you sure? The taste of my food will never be the same again," kikik Amy.

"Its the taste of love," jawab Lee.

Amy duduk di tepi meja makan. Lee berdiri dan menciumi seluruh senti badan Amy. Amy menyangga tubuh dengan kedua tangannya. Mengerang nikmat saat Lee mencium payudaranya dan membelai vaginanya.

Saat Amy sedang lengah, Lee selalu begitu. Ia memasukkan juniornya untuk kedua kali malam ini. Membuat Amy menjerit antara kaget dan terlalu nikmat.

"Awhhhh Lee ah ahhhhh," jerit Amy.

"Again babe?"

"More of it!" Amy menepuk pundak Lee. Akibatnya Lee semakin cepat memaju mundurkan juniornya. Amy tidak bisa apa-apa selain ikut bergerak, meraba bokong Lee, meremasnya. Balas menciumi pipi dan menggigit telinga Lee.

"I'm out.." Seru Amy.

"Me too, Ma Belle."

Mereka mencapai puncak bersama-sama. Keduanya tersenyum meski masih lelah.

"Still have the energy?" bisik Amy

"Still full charged," jawab Lee.

Amy turun, menarik junior Lee yang masih tegak, berjalan ke arah kamar. Lee tertawa karena Amy menyebtuh miliknya sambil mengelus.

Setelah sampai di kamar, Amy berbalik dan mendorong Lee hingga terjatuh. Wajah Lee kebingungan. Amy menaiki tempat tidur sambil merangkak. Payudaranya menggantung indah membuat Lee ingin meremasnya. Amy menggigit bibir merahnya membuat Lee tidak sanar ingin mengecupnya.

"Youre so nasty, Ma Belle," Lee tertawa.

"Rrawrr," kata Amy.

Amy membungkam tawa Lee dengan ciumannya. Tangan Amy bergerak mengelua bagian tubuh Lee. Sementara itu Lee mengelus pundak Amy, menepuk bokong Amy. Tak perlu berlama-lama, Amy sendiri yang memasukkan junior Lee ke miliknya. Menggoyangnya cepat, masih sembari mencium bibir si pemilik dengan sangat panas.

"Again?" Goda Amy.

"Yes yes," kali ini Lee yang berseru.

Amy semakin semangat bergoyang di atas Lee, tubuhnya yang semula di atas Lee, diangkatnya sehingga ia seperti koboy wanita di atas kudanya.

Lee tertawa, tangannya terulur menyentuh payudara Amy. Koboi itu sekarang ikut merem melek kesenangan.

"Lee, aku mau sampai,"

"Aku juga,"

Sedetik kemudian mereka orgasme bersama. Lee tidak peduli ketika spermanya masuk langsung ke tubuh Amy.

Setelah aksinya yang luar biasa, Amy mundur dan berbaring di samping Lee. Tiga kali dan Amy masih ingin. Lee juga. Namun Lee menepuk pipi Amy dan berkata, "We had worked so hard tonight. Let give ourself a break. Dont you feel pain on your vagina?"

"Okay," jawab Amy lalu mereka berciuman dan tidur sambil saling memeluk.

***

Lee terbangun pukul 6. Suasana terasa sepi, tak terdengar suara burung ataupun kendaraan karena ini lantai 18. Masih dengan Amy tertidur di pelukannya, Lee menyalakan TV dengan volume kecil.

Rupanya Amy tetap terganggu meski dengan volume kecil. Ia bangun dan mengucek matanya.

"Jam berapa ini?"

"Jam 6, Ma Belle," Lee menjawab lalu mencium kening wanitanya.

"Aku masih ngabtuk," gumam Amy manja.

"Tidurlah," Lee mengelus rambut Amy dan sekali lagi Amy memejamkan matanya.

"Jam berapa kamu ke kantor?" Amy bertanya meski masih memejamkan mata.

"Jam berapapun. Aku pemiliknya kan?"

Amy terkikik. "So, how about another round?"

Mata Amy cepat membuka dan mencondongkan tubuhnya ke arah Lee.

Lee tertawa.

"Siapa takut?"

***

Fated to Separate - END (GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang