22

18.9K 1.3K 22
                                    

"Ma Belle," Lee berseru girang saat pintu apartemen terbuka. Ekspresinya berubah saat melihat rupa Amy yang berantakan. "Heiii kenapa?"

Amy mengecup cepat bibir Lee lalu bergerak ke kamar mandi. "Your fiance is mad at me,"

Lee memutar bola matanya. "Lika?"

"Yeah,"

Amy membuka pakaiannya di kamar mandi dan melempar baju kotor ke keranjang cucian. Ia menyalakan air untuk berendam lalu masuk ke bathtub. Belum penuh air terisi, Lee sudah ikut masuk.

"Apa yang dia lakukan?" Lee duduk di tepi bathtub.

Amy menceritakan percakapan mereka sejak pagi dan malam hari. Lee menggeleng mendengarnya.

"Mengerikan sekali wanita yang sedang cwmburu ini,"

Amy tersenyum tipis. "Aku tidak akan bersikap begitu seandainya kamu memilih Lika."

"Dont say it. Lebih baik aku ikut mandi ya?" Lee menyeringai mesum.

"Mending kalau mau mandi kamu di shower aja deh. Kalau barengan ntar gak beres-beres. Aku mau cepet mandi biar bisa masak buat kamu. Oke?"

"Baiklah," Lee merengut tapi mengikuti saran Amy.

Setelah selesai makan, Lee pamit pulang karena Amy mulao menyuruhnya terbiasa menjaga jarak. Sekarang hari Kamis. Senin nanti jadi hari terakhir mereka bersama.

"Aku harus mulai terbiasa tanpamu kan Lee?" bisik Amy sambil memandangi jalanan kota Jakarta, mengenakan kemeja Lee yang disinpan di apartemennya.

***

Kya mengajukan surat pengunduran dirinya hari Jumat. Sepertinya ia sadar bahwa meskipun Lee memilih dirinya, ia tidak bisa terua menerus berada dalam satu kantor bersama atasan yang merupakan mantan dari pacarnya.

Amy tidak banyak bicara dan menyuruh Kya membereskan prosedur pengunduran dirinya dengan lancar dan tuntas. Hubungan keduanya memang tidak baik sejak insiden di Starbucks. Tapi tidak ada yang tahu. Toh pada dasarnya Amy memang dingin terhadap semua orang.

Sabtu pagi Amy bangun dan berenang di apartemennya. Ia memikirkan banyak hal di hidupnya selama ini. Sebentar lagi ia akan benar-benar berpisah dengan Lee. Meski rasa cintanya pada Lee rupanya sudah begitu besar. Sebentar lagi juga Arthur akan pulang. Mungkin saat itu Amy harus benar-benar menerima pinangan Arthur dan melaksanakan pernikahan.

"Halo," sahut Amy ketika iPhone-nya berdering.

"Ma Belle, aku jemput kamu jam 11 cukupkah?"

Amy melihat jam di iPhone-nya, masih jam setengah 9. "Its okay. Memang kamu mau kemana? Kita sebenarnya mau kemana?"

Lee meminta Amy menyediakan waktu hari Sabtunya seharian. Tanpa menyebutkan tujuan.

"Aku masih harus menyelesaikan set work out-ku. Ditambah mandi dan perjalanan, jam 11 baru sampai di apartemenmu."

Refleks, Amy menggumam mesra begitu Lee menyebut work out. Aktivitas itulah yang membuat tubuh Lee berotot dan Amy sangat menikmati melihat, meraba, dan menciumnya.

"Masih pagi, Ma Belle," Lee tertawa. Amy tersipu.

"Oke aku tunggu kamu ya. Will jeans and shirt okay?"

"No, better dress and heels,"

"Really?"

"See you Love,"

Amy terdiam. Mau dibawa kemana sebenarnya?

Pukul 11 kurang seperempat Amy sudah siap dengan floral dress dan pumps. Di tangannya ada clutch bag hitam. Tak lama kemudian Lee masuk dengan mengenakan jeans dan polo shirt. Rapi tapi santai.

Fated to Separate - END (GOOGLE PLAY)Where stories live. Discover now