7

27.7K 1.5K 11
                                    

Saat ini

"Mbak Amy sekarang beda banget ya," gumam Kya sambil memoles lipstick di bibirnya.

Amy yang sesang di dalam bilik toilet mendadak berhenti. Mereka sedang membicarakannya.

"Beda gimana Ky?" Una balas bertanya. Dia sendiri sedang merapikan alis.

"Dulu tuh waktu ngerekrut gue, orangnya ramah, murah senyum. Sekarang tuh dingin gitu..."

"Galak?"

"Bukan. Tetep baik. Tetep ramah. Tapi dingin. Gak banyak ngomong. Gak banyak senyum."

"Iya juga sih," Una mengangguk setuju. Ia juga merasakan bahwa Amy sedikit berbeda.

"Kenapa ya?" Kya bertanya lagi.

"Gak tau Ky. Gue juga ga pernah denger cerita Mba Amy ada masalah gitu sampai bikin dia berubah,"

"Terus dia jadi terasa jauh gitu. Gak lagi deket sama anak-anaknya, kita-kita ini,"

Una mengangguk setuju. "Bukan karena dia belum nikah kan?"

Kya melempar tisu bekas ke arah Una. "Jangan sembarangan. Ga gitu galaknya orang belum nikah,"

Amy masih mendengarkan percakapan staf-stafnya. Ingin tahu lebih banyak tentang pendapat mereka.

Una tertawa. "Ya maap. Lo sendiri gimana sama Mr. Lee?"

Amy dan Kya sama-sama berdegup lebih cepat jantungnya.

"Ya gitu ajaaaa," kata Kya malu.

"Apaaaa?" pancing Una.

"Ngobrol..."

"Terus?" Una masih terus berusaha menggali informasi dari Kya. Di dalam toilet, Amy juga menanti apa yang akan dikatakan oleh Kya. Ingin tahu bagaimana kekasihnya menghadapi wanita satu ini.

"Cuma pernah makan bareng beberapa kali aja, Na. Itupun selalu ada papa,"

"Gak pernah jalan berdua?"

"Lee gak pernah mau. Dia selalu bilang ada acara," Kya menghela nafas. Amy mengusap dadanya, lega. "Lee bahkan gak pernah mau menyentuh aku. Pegangan tangan pun gak mau."

"Lho kok gitu?" Una berseru jengkel. "Dia gak punya pacar kan Ky? Siapa tau gitu,"

Kya diam sejenak, tak menjawab. Ia mengangkat bahu namun tak dapat dilihat oleh Amy. "Gak tau sih. Pernah nanya, sekilas. Tapi Lee gak mau jawab,"

Amy sekali lagi merasa lega. Karena Lee masih setia padanya dan tak tergoda oleh Kya alias Lika. Lee juga tak menceritakan tentang hubungannya dengan Amy.

"Aneh juga sih. Kayak ada yang disembunyiin. Eh udah yuk, bentar lagi ada meeting,"

Amy mendengar pintu toilet dibuka dan Kya bersama Una sepertinya sudah keluar. Perlaha, Amy membuka pintu bilik, menghampiri wastafel dan menghela nafas. Ia mendadak rindu pada Lee.

***

"Ma belle," sapa Lee di telepon. Amy sudah sampai di apartemen.

"Hai, Ganteng," balas Amy sembari menyimpan tas dan membuka sepatunya.

"Sedang dimana?" tanya Lee lagi.

"Aku sudah di apartemen. Kamu?"

"Aku baru selesai meeting. Aku segera sampai ke tempatmu ya,"

"Aku tunggu dengan senang hati," Amy tersenyum lalu berjalan menghampiri kulkas. "Mau makan apa, ganteng?"

"Hmm, lagi pengen mie gitu,"

"Pake sayur ya. Mie tek tek aja gimana? Aku coba buat. Belum pernah sih,"

"Dengan senang hati. Masakan kamu gak ada yang gak enak,"

Lagi-lagi Amy tersenyum. Ia memang jadi lebih dingin dengan orang lain. Namun menghadapi Lee, ia masih bisa tersenyum dan jadi dirinya sendiri.

"Hati-hati di jalan," Amy menutup percakapan mereka. Bergegas ia menyiapkan masakan untuk Lee dan setelah itu mandi. Menyambut Lee dengan makanan dan penampilan yang segar.

Lee datang 30 menit kemudian. Mie tek-tek sudah terhidang di meja dan Amy menyambut dengan wangi lembut selepas mandi. Ia mengenakan gaun tidur yang indah namun tetap sopan.

"Miss you," Lee menghampiri dan langsung mencium Amy. Amy membalas ciuman Lee sembari tersenyum.

"Miss you more," gumam Amy. Ia merangkul tangan Lee dan bersandar. "Thank you ya ganteng."

"Untuk?"

"Mencintai dan setia kepada aku,"

Lee terpana. Ia mengelus rambut Amy dan menciumnya.

Seperti biasa, Lee selalu menghabiskan makanan yang dimasak oleh Amy. Mencuci piring yang digunakan dan setelah itu duduk di sofa bersama sang kekasih. Mengobrol sampai jam 9an lalu dia akan pulang. Kecuali jika ia akan menginap, setelah mencuci piring Lee akan mandi dan berganti baju. Setelah selesai mandi, tanpa menunggu, Lee langsung 'menerkam' Amy yang sedang menonton di sofa. menciumi Amy dari atas sampai ke bawah.

"Energi kamu lagi banyak ya?" sindir Amy begitu malam itu mereka menyelesaikan dua ronde.

"Entah, kamu masukin apa di mie-nya?" tanya Lee sembari memainkan rambut Amy.

Amy menyeringai saja dan menjawab dengan ciuman hangat. Membelai pipi kekasihnya. Selalu bahagia setiap ada sang kekasih di dekatnya. Saat seperti ini Amy lupa bahwa ada wanita lain yang mengharap cinta Lee. Lupa bahwa ia tidak diakui oleh Lee begitu mereka melangkahkan kaki keluar dari kediaman masing-masing. Lupa bahwa ia hanya kekasih rahasia.

***


Fated to Separate - END (GOOGLE PLAY)Where stories live. Discover now