27

19.1K 1.3K 28
                                    

6 months later


"Sayang," panggil Arthur dari ruang tamu

"Yaaa, sebentar," Amy menyahut dari ruang cuci. Akhir pekan adalah waktu dimana AMy dan Arthur mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Olahraga, mencuci pakaian, memasak makanan yang lebih unik, mencuci mobil. Setelah selesai mereka akan menikmati waktu santai, entah menonton film di rumah atau berjalan-jalan ke luar.

"Kenapa?" tanya Amy setelah selesai mengeringkan pakaian. Arthur tampak duduk di sofa dengan kaos dan celana pendek. Tadi dia baru selesai mencuci mobil.

"Ada undangan pernikahan nih," Arthur mengacungkan undangan berwarna biru muda dengan pita berwarna putih.

"Oh kapan? Siapa?"

"Minggu depan," Arthur hanya menjawab waktu tanpa memberi tahu siapa yang akan menikah. Membuat Amy harus mencari tahu sendiri. Dibaliknya undangan yang tadi dia lihat ditujukan untuk Mr. Arthur Watson dan istri, ke cover belakang yang menampilkan nama mempelai.

Alika Rezkya Sutedja.

Jantung Amy langsung berdebar lebih keras. wajahnya tiba-tiba terasa kaku. Amy memberanikan diri untuk melanjutkan membaca dan mendapati nama mempelai pria adalah..

"Panca Abyasa?" tanya Amy refleks. Ia mendongak, memandang Arthur.

"Panca is my high school friend. He knows Jen, too. And he invited me to the wedding," Arthur berdiri, mengambil undangan dari tangan Amy lalu membuka bagian dalamnya.

"Next Saturday, Kempinski. Shall we come?"

Amy menelan ludah. Dengan segala resikonya, ia bersiap untuk hadir.

***

Dengan mengenakan gaun yang senada dengan jas Arthur, Amy berjalan memasuki Kempinski sembari menggandeng tangan Arthur. Beberapa kepala menoleh kepadanya dan berdecak kagum. Beberapa pria tersenyum pada Amy, tak peduli Arthur berdiri di sampingnya. Sebaliknya, para wanita mendesah kecewa ketika melihat pria setengah bule ganteng ini memasuki ruangan sembari menggandeng perempuan cantik.

Amy sebenarnya gugup malam ini. Ia khawatir jika bertemu seseorang di sini. Seseorang yang menurut Amy seharusnya berada di pelaminan menjadi pendamping mempelai wanita. Bukan Panca Abyasa yang berdiri disana sekarang.

"Sayang," panggil Arthur. "Nyari apa?"

"Eh," Amy bengong. "Cari, er, toilet," Amy terpaksa berbohong.

"Keluar dulu, nanti ke sebelah kanan," jawab Arthur.

"Oh," Amy hanya menanggapi demikian.

"Bukan kebelet?"

"Gak sih, cuma nanya aja," Amy nyengir, berusaha agar Arthur tak menyadari kekhawatirannya.

"Kita ketemu pengantinnya yuk," ajak Arthur yang disetujui Amy.

Amy berjalan menuju pelaminan. Memperhatikan Lika yang tampak cantik dengan balutan gaun pengantin. Sekali-kali memperhatikan sekeliling. Was-was jika ternyata sosok yang dikhawatirkannya benar-benar muncul. Tapi apa iya?

"Congrats, Nca," sapa Arthur. Menyalami dan memeluk teman SMA-nya ini. Mereka tertawa dan saling menepuk punggung.

"Thank you bro. Jangan sampe keduluan gue punya anaknya nih," jawab Panca. Di sampingnya, Lika terpana melihat siapa yang datang bersama Arthur. Lika tahu Amy menikah dengan seseorang bernama Arthur namun tak tahu sebelumnya bahwa Amy menikah dengan teman suaminya. maka ketika melihat Amy disini, Lika begitu kaget.

Fated to Separate - END (GOOGLE PLAY)Where stories live. Discover now