12

21.5K 1.3K 5
                                    

Hati memang gak bisa berbohong. Pukul 7 Amy sudah berdandan rapi menunggu Lee menjemputnya untuk sarapan. Iya memang Amy yang meminta putus dengan Lee tapi tak bisa dipungkiri bahwa ia masih sangat mencintai Lee. Apalagi disini, di negeri orang, tak ada yang tahu bahwa Lee sebenarnya diakui kekasih orang lain. Disini Lee milik Amy sendiri.

Pukul 7 lewat 10 bel berdering. Amy melompat berdiri, mengambil tas dan laptopnya, lalu membuka pintu. Sama seperti dirinya, Lee juga sudah berpakaian rapi, siap bekerja.

"Siap?" tanya Lee sambil tersenyum.

Sudah berhari-hari Amy tidak tersenyum bahkan kepada keluarganya. Sudah berbulan-bulan Amy tidak tersenyum untuk orang lain. Tapi kali ini, saat Lee memandangi dirinya dengan senyum lebar di wajah, Amy kembali ingin kembali merasakan kebahagiaan dengan berbagi senyuman.

"Ya," jawab Amy, senyum mengembang di wajahnya. Dengan sepenuh hati Amy menerima uluran tangan Lee sehingga mereka pun berjalan beriringan.

"I miss you, Ma Belle," bisik Lee, mengangkat tangan Amy dan menciumnya. Ia memandang Amy begitu intens. Amy terpana, tatapan Lee tidak pernah berubah. Pengakuan Lee ditanggapi dengan genggaman tangan yang lebih erat dari Amy.

Mereka sarapan dan mengobrol seakan-akan tidak ada kata putus pernah terucap diantara mereka. Amy pun menceritakan tujuannya ke Thailand adalah untuk mewakili Bu Rita, atasannya dalam melakukan negosiasi dengan perusahaan telekomunikasi di Thailand. Sementara Lee, berangkat untuk menyuplai beberapa barang di pabriknya.

"And we met here..." ujar Amy, memandangi kekasihnya yang tampan.

"Artinya kita jodoh, Ma Belle," Lee menautkan jemarinya di jemari Amy. Ia berminat untuk mencium Amy jika bisa. Namun sepagi itu melakukan public display of affection, lee dan Amy sendiri keberatan.

"Kamu berangkat pakai apa?" Tanya Lee setelah mereka selesai sarapan.

"Taksi sepertinya,"

"Aku juga. Pukul berapa kamu pulang?"

"4?" Amy menoleh, tidak terlalu yakin juga.

"Hmm, kabari aku kalau kamu sudah selesai. Nanti kita habiskan waktu bersama ya?"

Amy mengangguk. untuk sekali ini saja tak masalah kan?

***

Amy menunggu Lee menjemput di lobby gedung kliennya. Tadi Amy mengabari bahwa urusannya sudah selesai. Lee meminta Amy menunggu karena Lee akan menjemput.

Ini seperti saat remaja, dimana sang gadis harap-harap cemas menunggu kehadiran kekasihnya. Kalau terlambat sedikit dari waktu yang dijanjikan, si gadis akan khawatir bahwa kekasihnya tak jadi datang. Namun jika ternyata betul hadir, kebahagiaannya luar biasa.

"What are you waiting for, Amy?" Mrs. Angela menepuk pundak Amy.

"Mrs. Angela," seru Amy sedikit lebih kencang karena kaget. "I'm waiting for someone to pick me up."

"Who?" Mrs. Angela ikut melirik ke arah pintu masuk.

"Ehm," wajah Amy bersemu merah sebelum menjawab. "My..."

"Boyfriend?" Tebak Mrs. Angela. Amy mengangguk.

"Masih lama kah dia datang? Kalau tidak, aku mau ajak kamu jalan-jalan dulu," Mrs. Angela mengedepikan sebelah matanya.

"Eh, saya tanya dulu." Amy lalu buru-buru menghubungi Lee dan tidak lama kemudian Lee menjawab. "Dia masih ada yang harus dikerjakan."

"Nice, kamu ikut saya ya."

Tanpa aba-aba, tangan Amy sudah ditarik oleh kliennya ini.

***

Mrs. Angela rupanya mengajak Amy ke mall. Siam Paragon tepatnya. Ia sendiri bilang ingin belanja dan melihat Amy sebagai teman belanja yang tepat. Amy hanya menyunggingkan senyum sedikit di bibir. Masih ragu-ragu apakah menemani kliennya belanja ini merupakan keputusan yang tepat.

Mrs. Angela sangat menggilai tas, dari apa yang Amy lihat. Sudah beberapa toko tas dia (mereka) kunjungi. Longchamp, Aigner, Miy Miu, Louis Vuitton, dan masih banyak lagi. Takjubnya, setiap keluar dari toko Mrs. Angela pasti menenteng satu tas baru. Tas itu dia seragkan kepada supirnya sehingga bisa leluasa mencari tas lainnya. Melihat tas-tas itu Amy hanya bisa menelan ludah. Namun mengingat suami Mrs. Angela adalah salah satu orang penting di pemerintahan, Amy hanya maklum.

"Where are you and your boyfriend going to tonight?"

"Eh?"

"Are you both planning on going somewhere?" Mrs. Angela mengulang pertanyaannya.

Amy mengangkat bahu. "I dont know, Mrs. We just met last night and today he didnt tell me anything. He just said that he's going to meet me after office hour."

"He must be planning on something. I'm sure. And for someone special, you need something special too,"

Amy tidak mengerti apa yang dibicarakan Mrs. Angela. Namun ketika Amy merasa mereka akan pulang, Mrs. Angela mengajak ke toko terakhir. Jimmy Choo.

"Please, choose one," ujar Mrs Angela sembari tangannya menunjuk ke seantero toko.

"Oh Mrs. You dont have to. This is too much," Amy menggeleng takjub.

"No no. You deserve this, honey. Take it as a gift from a friend. Come on, choose one. A shoe that comfort you the most. Moreover, makes him proud to see you."

Amy menggeleng tapi Mrs. Angela mendorong pundaknya. Mengarahkan Amy kepada petugas.

Harus diakui bahwa begiru banyak sepatu cantik di toko ini. Tapi Amy bingung memilih salah satunya. Saat akhirnya dia menemukan satu sepatu yang cantik, dia bingung menyampaikannya.

"You like this one Miss?" Petugas seperti bisa memahami isi kepala Amy. Mungkin karena Amy terdia cukup lama memandangi sepatu itu.

"Isnt she lovely?" Amy mengulurkan tangan dan membelai sepatu tersebut.

"100% fit for you," kata si petugas. Amy tersenyum namun masih ragu-ragu.

"That shoe is pretty. Take it,"

Amy belum sempat menjawab apa-apa, petugas dan Mrs. Angela sudah melakukan penbayaran. Tepat saat ponsel Amy berdering.

"In which stores are you, Ma Belle?"

"Jimmy Choo, Lee,"

"On my way," jawab Lee lalu menutup teleponnya. Amy berbalik tepat saat Mrs. Angela mengulurkan kantung berisi sepatu cantik itu.

"Shoes reflects the owner," Mrs. Angela mengedipkan sebelah mata. Amy tertawa, mengangguk dan berkali-kali berterima kasih.

Mereka berjalan keluar toko tepat saat Ler berjalan memghampiri mereka. Ia langsung tersenyum lebar saat melihat Amy.

"Ma Belle," sapa Lee dan mengecup pipi Amy. Sepertinya tidak sadar Amy tidak sendiri.

"Er," Amy berbalik ke arah Mrs. Angela. "It's my boyfriend,"

Lee tersadar ada orang lain di samping Amy. Segera ia mengulurkan tangan.

"I'm Lee An, Amy's boyfriend, luckiest guy alive," Lee memperkenalkan dirinya.

Mrs. Angela tertawa sementara Amy tersipu malu, mencubit Lee.

"I'm Angela. Amy's friend. Enjoy your time here, I gotta go. My husband is about to arrive at home,"

"Thank you once again, Mrs. Angela," Amy menghampiri, mengecup pipi kanan dan kiri.

"Oh its nothing. Have a great moment with him," bisik Mrs. Angela.

Tidak lama kemudian Mrs. Angela pun pergi bersama supirnya. Amy dan Lee berdiri berdampingan.

"Kamu belanja?" Lee menunjuk kantung Jimmy Choo.

"Nggak. Hadiah dari Mrs. Angela. Buat malam ini. Meskj aku gak tau malam ini mau ngapain,"

Wajah Lee tiba-tiba tersenyum. "Ikut yuk,"

***

Fated to Separate - END (GOOGLE PLAY)Where stories live. Discover now