5.Hiks

73.9K 2.5K 28
                                    

Rachel POV

Mimpi buruk gue adalah ketika hayalan gue jadi kenyataan. Kenyataan yang pahit. Sepahit obat diare yang pernah gue minum.

Hiks.

Bahkan air hangat yang gue rasakan kini, tak mampu mengembalikan keadaan hati gue yang udah pecah berkeping-keping. Seperti butiran debu.

Kenapa? Ada dua alasan.

Pertama. Buat kakak gue yang berhati bak malaikat, dengan mengorbankan adiknya sendiri untuk bisa bersama cinta sejatinya. Good banget!

Bawa kabur pengantin sahabatnya sendiri. Hahaha. Muka gue ditaruh dimana punya kakak kagak waras begitu?

Oh jangan lupa. Dia ngasih adeknya sendiri sebagai penggantinya. Baik banget gak tuh si Axel jahanam???

Hiks. Liat lo kak. Mampus lo di tangan gue!!!

Oke. Gue harus tenang. Sabar dan ikhlas menerima keegoisan sang kakak yang sudah mendorong adiknya sendiri ke jurang penuh kenistaan. Hiks, hidup gue hancur.

Dan yang kedua, apa gue harus jelasin juga?

"Gimana udah enakkan?"

Jangan tanya itu suara siapa! Gue gak mampu buat jelasinnya. Bahkan buat bernapas aja gue susah.

Gue pejamkan mata dengan terus merapalkan doa. Supaya gue bisa cepet-cepet menghilang dari tempat ini. Lebih tepatnya menghilang dari hadapan cowok di belakang gue. Hiks.

Bau levender bercampur musk, menusuk hidung gue. Membuat gue resah-seresah badan gue yang mulai memanas.

Bahkan air hangat yang kini merendam badan gue rasanya seperti air panas yang mendidih. Membuat keringat sebesar jagung mulai deras mengalir di kening gue.

Apalagi ditambah cowok di belakang gue ini, sedari tadi gak bisa diem. Bukan dianya nyerocos kayak kereta api. Lah diakan pelit banget ngeluarin suara.

Tapi tangannya tuh, sama bibirnya yang kagak bisa diem. Hiks. Makin menderita gue.

Cup.

Satu lagi kecupan di pundak gue.

Cup.

Lagi. Di tengkuk gue.

Cup.

Sekarang di leher gue.

Gue pengen terjun aja dari sini. Gak sanggup buat terusin hidup gue yang udah ternoda ini.

"K-kak.... " Bahkan untuk keluarin suara aja gue kagak bisa. Na'as.

"Ya Rachel"

Berbanding terbalik sama cowok di belakang gue, yang malah santai aja. Padahal gue udah panas dingin gini. Gara-gara ulahnya.

"K-kak jangan...." Memelas, gue menatap cowok dibelakang gue. Berharap dia bakalan lepasin gue.

Tapi apa? Nih cowok malah menggeleng.

Hiks. Dia nyiksa gue!

Gak puas apa dia udah bikin gue kejang-kejang tadi malam. Terus, pagi ini dia mau bikin gue kejang-kejang lagi? Begitu?

Bunuh gue. Velissssssssss!!!

"Kak... gue capek" Hiks malang nian nasipku. Memelas ala kucing kecebur got gue tampilkan. Dia malah meluk gue lebih erat lagi.

Gak tau apa. Efeknya bakalan Gimana? Badan gue jadi makin panas!!!

"Kak lepasin....gue gak bisa napas "
Kata gue tercekat. Tercekat gara-gara keadaan tubuh gue--yang gak banget. Hiks.

Gue pan lagi mandi. Dia juga. Jadinya kita sama-samaaaaaa.

Huaaaaaaaa kak Axel!!! Lo harus tanggung jawab. Pokoknya gara-gara ulah sobat lo yang mesum ini.

Huaaaaaaa Rachel udah kotor. Ternoda bagai pakaian putih yang udah terkena becek hujan. Hiks.

Mahkota gue udah hilang. Dirampas. Direnggut paksa oleh pangeran kuda putih gue, yang kini dengan seenak jidatnya nyium gue. Lagi. Gak tau apa bibir gue jadi jontor.

"K-kak... Jangan!!!" Pekik gue tertahan.

"Kenapa Rachel? Kamu lupa sekarang kamu udah jadi istri kakak. Milik kakak, sayang"

Gue speechless.

Sejak bangun tidur, kak Melvin jadi manis gini sikapnya. Bahkan cara ngomongnya pun lebih lembut ke gue. Malah ber-aku-kamu. Bikin melting.

Blushing. Di panggil Sayang. Huaaa Mommy!!!

"Ta-tapi kak.... " Cari alasan Rachel. Cariiiii! Gak mau berakhir di sini hidup gue.

"Tapi apa uhm? Kewajiban seorang istri loh ini"

"Aku....."

"Masih sakit ya sayang?"

"Sakit???"

APANYA YANG SAKIT???

"Itu " Mata kak Melvin mengarah ke bawah.Oh My God!!! Maluuuuuuuuu!

"Aish. Kak matanya gue colok ntar"
Gue pengen tenggelamin kapal tetanik! Eeh, Kapal tetanik udah tenggelam yaa? Telat dong gue.

"Bibirnya jangan digigit dong, sayang. Pengen kakak cium lagi?"

"Enggakkkkkkk!!!" Enak aja.

"Hahaha. Kamu lucu Rachel" Katanya sambil cium pipi gue. Gemes.

Ih. Modus banget.

"Kakak mau lagi Rachel," Mau apasih? Operasi otak gue lama mencerna, gara-gara tangannya parkir di paha gue. Bikin gue salah fokus.

"Mau apasih kak? Mau makan? " Dengan jengkel gue menyaut. Sambil berusaha pindahin tangannya yang aktif bergerak sana sini sedari tadi.

"Iya sayang," Bahkan makan pun dia minta izin dulu sama gue.

Lah dulu? Gue nanya, ngajak ngobrol dia. Beeh. Jawabnya singkat-singkat. Bahkan ada yang gak dijawab sama sekali.

Oh, jangan lupa.Tatapan jengah sama malas. Always dipasangnya saat gue nongol dihadapannya.  Kayak ilfeel bercampur enek.

Lah sekarang? Malah natap gue gak berhenti-berhenti. Bahkan sampai gak berkedip.

"Ya ke dapur sana. Aku gak bisa masak. Jadi jangan minta makan sama aku" Huh gue sebenarnya malas.

Dia malah terkekeh sodara-sodara.

Bikin kening indah gue berkerut menatap balasan dari cowok yang diberikan tampang Subhanallah indahnya. Terpahat sempurna oleh Tuhan Yang Maha Bijaksana itu.

"Aku maunya makan kamu, Rachel"

"Haa??? kakak kanibal yaa?"  Kaget, gue langsung menjauhkan diri dari kak Melvin menatap dia penuh rasa kaget luar binasa.

Tapi dia malah narik gue lagi, buat duduk di atas pahanya. Aah aku baper ini!!!

"Masa kamu gak ngerti sih? Kakak mau ngulang kejadian yang tadi malam Rachel..."

Deg

Gak mau!!!

"K-kak aku lapar beneran nih kak. Kemaren aku belum makan apa-apa. Nanti kalau magku kambuh, bisa berabe. Apalagi daritadi perutku keroncongan. Cacing-cacingnya minta makan semua. Pada demo Nih " Dengan penuh kebohongan gue berkata-kata. Sedikit bumbu kebenaran yang menguatkan.

Semoga temen kakak gue yang super tamvan ini percayaaa. Aamiin.

"Kamu lapar?" Aihhhhh nanya lagi.

"Iyaahhhhhh"

"Baiklah, kali ini kamu selamat sayang. Tapi setelah itu, gak ada alasan lagi nolak suamimu ini. Uhm"

Hiks

Tragis banget.

Bahkan cuma buat ngisi perut aja. Gue harus pasang wajah memelas segala. Baru bisa lepas.

Hiks. Salah apasih gue? Punya kakak, yang jeblosin adeknya sendiri ke kandang singa. Mesum lagi.

Kak Axel. Mati lo ditangan gue!!!

♥♥♥

Pengantin PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang