32.Melvin Ramadhan Bio

8.6K 455 28
                                    

"Sayang, kamu bangun yaa... " Lirih Melvin sambil mencium tangan mungil istrinya. Sudah tiga hari Rachel terbaring di ranjang rumah sakit ini dengan selang infus yang masih tertanam di punggung tangannya.

"Kakak kangen denger suara kamu, sayang. Kangen lihat wajah sejuta ekspresi kamu" Melvin menyadari begitu besar dampak Rachel bagi diriya. Satu-satunya wanita yang berhasil mengacaukan pikiran seorang Melvin Ramadhan Bio. Wanita yang mampu membuatnya tak berdaya seperti saat ini.

"Kamu bikin kakak frustasi, sayang" Ucap Melvin tersenyum pahit.

"Kakak mohon jangan jadi putri tidur. Kamu gak sedih lihat kakak kayak gini, Rachel?" Kemudian mengecup kening sang istri pelan. "Bangun ya sayang, kakak gak sanggup hidup tanpamu. Anak-anak kita butuh kamu" Ucapnya sambil mengelus perut sang istri.

"Uhukkkk"

Reflek Melvin menoleh ke asal suara. Menatap tajam orang yang masuk tanpa izin ke dalam ruang rawat istrinya.

"Ehem eh uhuk, tiba-tiba gue kesedek nih" Raxel berdehem sedikit lalu cengengesan sendiri saat melihat sang adik ipar tak sedikitpun berniat merubah ekspresinya. "Komuk lo bisa lebih friendly dikit gak sih, Vin? Berasa kehadiran gue di sini ganggu lo banget"

"Nyadar juga lo "

"Melvin, Melvin..." Raxel menggeleng lalu duduk di sofa hitam. "Asal lo ingat gue ini kakak kandung istri lo. Jadi gue punya hak untuk datang kapan aja" Lalu tersenyum miring "Dan hak buat gangguin lo juga"

Haha rasain! Dulu aja sok-sokan gak mau sama adik gue. Lihatkan kena batunya, jadi budak cintanya adek gue lo sekarang. Cibir Raxel di dalam hati.

Melvin tak menggubris ucapan sahabatnya itu. Matanya masih terfokus kepada wajah lelap sang istri. Harus ia akui istrinya ini memiliki rupa yang membuat orang tak akan bosan untuk menatap kearahnya. Mata bulat, hidung kecil dan bibir merah mungil sangat manis dan polos. Perpaduan yang begitu sempurna.

"Mending lo pulang, biar gue yang jagain Acel" Sela Raxel cepat sebelum lelaki di samping adiknya itu berubah menjadi tidak waras. Begini-begini ia mengerti arti pandangan pria kepada wanita. Dan pandangan Melvin ke adiknya itu berbahaya. "Lo butuh menjernihkan kepala" Sambung Raxel.

Melvin menggeleng. "Pikiran gue gak akan tenang"

"Lo butuh bersih-bersih Vin. Fyi aja ya adik gue itu jijik sama cowok brewokan" Raxel mencoba memberi penjelasan yang paling masuk akal.

"Dia gak akan lihat brewok gue saat dia bangun nanti"

Raxel angkat tangan. "Serah lo deh" Percuma, sobatnya itu tak akan mau. Boro-boro untuk pulang, beranjak sedikit saja dari sisi adiknya pria itu tak sudi.

"Selama tiga hari tiga malam lo di sini. Lo manusia bukan robot, lo juga butuh istirahat"

Mulai terganggu. Melvin berjalan mendekati Raxel. "Nyokap lo atau nyokap gue yang nyuruh lo untuk bujuk gue?"

"Aish. Fine! Nyak lo sama nyak gue yang minta gue bujukin lo. Mereka semua pada khawatir sama kesehatan lo" Raxel menghela nafas. "Gue juga punya alasan buat ke sini. Perusahaan lo butuh lo, Vin. Cukup selama tiga hari ini gue yang handle. Lo lupa gue juga punya kewajiban di perusahaan musuh lo itu"

"Kewajiban?" Melvin berdecak. Melemparkan air mineral ke arah Raxel yang langsung ditanggap olehnya. "Tugas lo cuma bangkrutin perusahaannya bukan jadi salah satu aset pria tua itu"

"Di sana lo punya setengah sahamnya. Apapun yang terjadi, lo juga kena dampaknya Vin" Balas Raxel sambil meneguk air mineral di botol tersebut.

"Gue gak peduli"

"Ayolah mana Melvin yang gue kenal. Jangan gara-gara adik gue lo jadi gegabah begini. Cukup kemaren lo ngamuk di kandang si Handoko tanpa mikir sedikitpun" Raxel ingat betul bagaimana bringas adik iparnya ini menghabisi semua anak buah Handoko. Dan bersyukur dirinya datang di waktu yang tepat sebelum pria tua itu merasakan kebrutalan dari mantan calon menantunya ini.

"Adik gue itu kuat, terbukti dengan sehatnya ponakan gue di dalam sana. Dia akan baik-baik aja. Jangan jadiin Rachel sebagai kelemahan lo Vin"

Melvin terkekeh pelan. Hal tersebut sukses membuat Raxel bergidik ngeri. Wajah datar dan tatapan mata tajam tak selaras dengan suara yang ia keluarkan. "Adik lo emang kelemahan gue, Raxel"

***

"Melvin kamu harus pulang dan istirahat. Rachel akan sedih kalau suaminya sakit" Bujuk Dara. Ia prihatin melihat keadaan menantunya itu. Mata panda dengan wajah penuh bulu-bulu halus yang tak tercukur. Berbanding terbalik dengan penampilan Melvin selama ini, selalu rapi dan bersih.

"Biar Daddy sama Mommy yang jagain Rachel, Vin" Sambung Mikail, menepuk pundak sang menantu. Entah kenapa hatinya lega. Keraguannya sirna tak membekas, pria ini memang tulus mencintai putri bungsu kesayangannya.

Melvin masih diam menggenggam tangan Rachel. Matanya tak lepas dari sang istri. Berharap ada pergerakan dari tubuh itu. Pertanda bahwa istrinya akan bangun.

"Rachel bukan istri kamu saja Melvin. Dia juga anak Mommy! " Ucap Dara dengan suara yang naik beberapa oktaf. Dirinya sudah kehabisan akal untuk membujuk menantunya ini. "Jangan egois. Kami juga butuh waktu dengan putri kami, Melvin"

Melvin tersenyum. "Baiklah" Lalu beranjak dari sisi Rachel. Tanggannya mengepal. "Bagaimanapun kalian orangtua dari istriku"

Mikail merangkul pundak Melvin. "Ini semua demi kebaikanmu, Nak. Istirahatlah"

"Bolehkah saya bertanya satu hal? "

"Tentu boy" Balas Mikail melepaskan rangkulannya. Berdiri berhadapan dengan suami putrinya itu.

"Jika Papa saya tidak menyelamatkan Rachel apakah anda tetap menerima lamaran saya? "

Mikail terbahak. Menepuk pundak Melvin. Lalu menetralkan raut wajahnya. "Kenapa kamu bertanya hal itu? "

Melvin berdehem. "Anda tak usah menjawabnya kalau begitu"

"Tak usah terlalu formal Melvin. Kamu sudahku anggap sebagai anakku sendiri" Kemudian tersenyum sambil menepuk punggung menantunya itu. "Daddy akan tetap menerima lamaranmu. Jika Rachel sendiri yang menginginkannya"

"Sekarang istirahatlah. Daddy akan mengabari perkembangan Rachel padamu nanti"

***

Ehem Kak Melvin mulai buka-bukain nih sama perasaannya. Acieeeeeeee

Btw, kejadian ini sebelum mbak acel bangun yaa jd jangan bingung2 club oke :)

Ada yang penasaran sama brewokan Mas Melvin?

Yok di saksikan!!!

Yok di saksikan!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pengantin PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang