30. Lift

17.4K 893 83
                                    


"Kamu udah makan?"

Rachel mengangguk sambil kembali menyuapkan nasi ke mulut suaminya. Lalu tersenyum manis saat melihat Melvin makan dengan lahap masakan pertamanya itu.

"Enak?" Matanya menatap penuh harap kepada sang suami. Sesekali membetulkan posisi duduknya yang sedikit, ehem 'enggak enak' ini.

Dirinya duduk di pangkuan Melvin dan itu sukses membuat otak seorang Bebby Rachel Mikaeyla tercemar sampai ke akarnya.

"Enak, sayang"

Pipi Rachel diusap lembut. Matanya seketika berbinar bahagia. Tak sia-sia perjuangannya selama sehari penuh ini. Dari membabu sampai melawan penjajahan.

Terbayar sempurna dengan senyuman menenangkan hati sang suami tercinta. Pengen cium!!!

Rachel membuang mukanya berharap pikiran kotornya segera menghilang.

Matanya seketika terpaku dengan bingkai foto di atas meja. Dua sosok laki-laki yang berbeda usia tersenyum lebar di dalam sana.

Ternyata wajah sempurna kak Melvin berasal dari orang itu...

"Difoto itu kakak sama Papa kakak ya? " Rachel mendongak memperhatikan raut wajah Melvin. Suaminya itu pasti sangat merindukan Papanya.

Rachel menggigit bibirnya. Meruntuki pertanyaannya sendiri. Gara-gara sering bergaul sama si duo nyinyir nih. Aish! Dirinya harus mengalihkan topik.

"Hehe pantasan kakak ada wajah kebule-buleannya, ganteng"

Garing. Namun sukses membuat pria yang menjadi suaminya itu terkekeh.

"Tadi ketemu sama Mama ya?"

Sekali lagi Rachel mengangguk. Sekarang matanya di fokuskan untuk menghitung berapa sendok lagi nasi di kotak bekal ini habis. Sebenarnya ia menghembuskan nafas lega, suasana kembali mencair.

"Mama gak ngomong kasar kan sama kamu? "

Dengan cepat Rachel menggeleng. "Mama baik kok kak, malah ajakin Acel makan tadi" Lalu menepuk perutnya sendiri. "Acel di traktir loh hehe sampai kenyang"

Melvin mengangguk. "Pantasan buncit"

"Apa??? " Rachel melotot tak terima. "Acel gak buncit!!! "Lalu mencubit tangan kiri Melvin yang entah sejak kapan sudah bertengger di atas perutnya.

"Sayang," Rachel tak menyahut. Dirinya sedikit kesal sekarang. "Kapan terakhir kamu datang bulan? "

"Ngapain nanya-nanya? "

Dagu Rachel diangkat. "Pertanyaan itu dijawab bukan ditanyakan lagi, sayang"

Rachel mendengus. Hatinya masih dongkol di katain buncit. Pikir aja ya wanita mana yang senang dibilang buncit sama suami sendiri? Nanggung, katain gemuk aja sekalian! Biar ngamuk beneran gue.

"Kakak serius, Rachel"

Rachel merengut tak suka. Jadi dia beneran buncit? Reflek Rachel mengelus perutnya sendiri untuk memastikan.

Gak kok...

Melvin menghela nafas. Dirinya harus sabar dalam memperlakukan istri mungilnya yang akhir-akhir ini sedikit sensitif. "Udah sebulankan, Kita ke dokter ya? "

"Untuk apa?! " Rachel teriak tak terima. "Kakak nyuruh aku sedot lemak? Operasi plastik? Iya?!"

"Sayang," Tangan Melvin di tempis dari pipinya.

"Kakak jahat! "

"Sayang, kamu dengerin kakak dulu... Jangan ngambil kesimpulan sendiri-" Bibir Melvin langsung di tutup oleh telunjuk Rachel. Handphone pinknya berbunyi.

Pengantin PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang