27. Tiga Cara Jitu

24.4K 1.1K 45
                                    

Biarlah semua mengalir apa adanya. Seperti aliran sungai yang pada akhirnya bermuara di laut.
Maka seperti itulah diriku. Berakhir pada pelukanmu.

"Habis masukin kaldu sapi, masukin apa lagi Mom? " Rachel menatap layar datar handphonenya dengan serius.

"Aduk aja dulu sampai mendidih, terus masukin sayurannya" Sahut sang Mommy sambil membalikkan majalah di tangannya. Sesekali melirik wajah putri bungsunya yang sedang kebingungan di dapur. Salah sendiri disuruh belajar masak dulu gak mau. Rempongkan jadinya.

"Kenapa gak beli aja si Cel? Tumben pake masak segala"

"Mommy tau gak ucapan orang jaman old? Ada tiga cara ampuh supaya suami selalu nempel sama istrinya" Sang Mommy sedikit penasaran menghentikan bacaannya lalu menatap handphonenya lekat-lekat. Menanti Rachel melanjutkan ucapannya.

"Karena yang pertama dan ketiga Acel udah berhasil, jadi tinggal yang kedua deh yang belum Acel tuntasin"

"Emang pertama dan ketiga apaan?" Dara memicingkan matanya saat melihat gelagat Rachel yang mesem-mesem sendiri.

"Masa Mommy gak tau sih? Mommykan pubernya di jaman old" Balasan dari Rachel berhasil membuat Dara menahan napasnya seketika. Emang kampret kids jaman now!

"Karena Mommy baik, mau jadi tutor masak Acel. Acel kasih tau deh" Rachel mulai memasukkan wortel dan kentang di pancinya dan kembali mengaduknya.

Hal itu tak lepas dari pengamatan Dara yang menyaksikan aktifitas sang anak. Walau harus Dara akui bakatnya sedikit menular pada Rachel. See? Bahkan dalam sekali petunjuk saja anaknya itu sudah mahir di dapur.

"Gak usah diaduk lagi Cel, jangan lupa masukin daging yang udah di rebus tadi lalu tutup" Rachel mengacungkan jempolnya tanda mengerti.

"Cara pertamanya apa Cel? Mommy dari tadi nunggu loh ini"

"Hehe gak sabar yaa mau praktekin?" Goda Rachel dibalas degusan sang Mommy. "Acel yakin kok Mommy udah berhasil jalanin tiga cara itu, buktinya Daddy gak bisa berpaling dari Mommy secara Mommy Acel kan ter-hawt" Nada bangga kontras terdengar di telinga Dara, membuatnya mau tak mau tersenyum lebar. Putrinya ini pandai sekali mengambil hatinya.

"Tapi Mommy masih penasaran Acel..." Rajuknya. Rachel terkekeh geli.

"Cara pertama menangin hatinya" Rachel mengangkat satu jari telunjuknya "Kedua senengin perutnya" Lanjutnya mengangkat jari tengahnya.

"Dan ketiga?"

"Puasin ranjangnya"

Hening.

Dara menatap putri bungsunya dengan diam. Bayangan saat sang anak baru lahir, menggantikan popoknya, belajar berjalan dan baru bisa berbicara tiba-tiba melintas di kepalanya bagaikan kaset rusak yang mengulang kejadian 19 tahun silam. Bahkan rasanya baru kemaren Rachel menangis karena terkejut dengan darah yang ia lihat di celana dalamnya saat datang bulan untuk pertama kalinya.

Lalu sekarang? Ada perasaan tak rela Rachel-nya beranjak menjadi wanita dewasa. Dewasa? Hei anaknya masih 19 tahun dan Desember besok baru genap 20 tahun. Masih kecil bukan? Putri kecilnya yang polos dan lugu.

Hati Dara teriris membayangkan Rachel telah berstatus istri orang. Ini salahnya.

Seandainya 2 bulan yang lalu saat Rachel merengek meminta ikut padanya dan suaminya ke Inggris ia perbolehkan. Mungkin saja status Rachel masih tetap menjadi putri kecilnya yang polos dan lugu. Tidak mengerti aktifitas-aktifitas dewasa di malam hari. Ia merasa gagal melindungi putrinya.

Pengantin PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang