34.Bring Back Memories

11.6K 487 47
                                    

"Sepertinya istrimu mengalami amnesia retrograde" Pria berjas putih itu memberikan hasil ronsen kepada Melvin.

Melvin menerimanya dan memperhatikan detail gambar tersebut. "Retrograde? Amnesia ini hanya terjadi kepada orang yang pernah cedera pada otak atau pernah menjalani operasi di bagian kepala. Rachel belum pernah mengalami keduanya, Dok"

Pria itupun mengangguk. Adik tingkatnya ini memang jenius. Melvin adalah juniornya saat masih kuliah di Harvard dulu. Siapa yang menduga mereka dipertemukan lagi. Setelah pria di depannya ini keluar dari kampus dan melepas beasiswanya begitu saja. Demi mengurus perusahaan peninggalan almarhum sang ayah.

"Kadang dipicu oleh trauma yang tidak dapat ia terima. Istrimu akan kesulitan untuk memperoleh kembali ingatan di masa lalunya" Sambungnya. Berjalan ke bagian lemari untuk mengambil rekap medis.

"Namun kasus pada istrimu ini sedikit berbeda Melvin, dia pernah mengalami amnesia transient global" Menaruh rekap medis itu di atas meja. Lalu duduk kembali di bangku kerjanya.

"Di saat ia menemukan ingatan mengenai kejadian yang pernah dilupakannya.  Secara otomatis otaknya akan merestar membentuk ingatan baru dan menghapus ingatan sebelumnya"

Melvin membeku. Ucapan dari dokter tersebut tergiang di telinganya. Ia pun menatap manik bulat itu dengan sendu. Wanita yang ia cintai kini melupakannya. Pandangan Rachel kepadanya pun berbeda. Tak ada lagi binaran mata untuknya di sana

"Melvin,  kamu dari mana saja? Mommy tungguin dari tadi" Melvin berjalan menghampiri ibu mertuanya. Tersenyum sopan sekedar menyapa.

"Nih istrimu bandel banget gak mau makan dari tadi" Dara mencubit pipi Rachel yang langsung di balas regekan manja sang anak.

"Mommy!!! Sakit" Ekspresi menggemaskan itu tak luput dari pandangan Melvin. Ia pun tersenyum kecil. Menahan diri untuk tidak memeluk sang istri kembali. Ia tak mau membuat Rachel merasa risih atas kehadirannya.

"Mommy orang ini bukan suami Acelkan?" Rachel menunjuk tepat di dadanya. Hal tersebut sukses membuat hati Melvin mencelos.

Dara terkejut. "Maksud kamu apa Acel? Melvin ini suami kamu! "

Mata Rachel berkaca-kaca. baru kali ini Mommy-nya membentaknya seperti itu. "Mommy jahat!" Kemudian menyembunyikan wajahnya di bawah bantal. "Acelkan masih 10 tahun Mommy! Masa udah punya suami aja"

"Astaga!" Dara menutup mulutnya. Menatap ke arah Melvin meminta penjelasan yang dibalas anggukan oleh menantunya itu.

Pertanda bahwa Melvin akan menjelaskannya nanti.  "Maafin Mommy ya sayang, suara Mommy suka cempreng kalau lagi kaget. Gak membentak kok"

Rachel mengintip sedikit. Mata bulatnya bertemu dengan mata tajam Melvin. Reflek kembali menutupi wajahnya dengan bantal.
"Mommy mau Acel maafinkan? " Cicitnya pelan.

"Iya,  sayang"

"Acel gak suka dia ada di sini" Sekali lagi menunjuk Melvin namun masih menutupi wajahnya dengan bantal. "Sekarang Mommy usir dia!"

"Rachel!!! " Hardik Dara. "Dia suami kamu! "

"Gak mau!!! "

Baiklah. Melvin menyerah. "Biar Melvin tunggu di luar saja, Mom" Lalu melirik sang istri yang kembali mengintip di sela bantal.  "Hanya untuk kali ini"

Setelah Rachel tertidur barulah Dara keluar menghampiri menantunya itu. Mikail yang baru datang pun menatap ke arah istrinya bertanya.

"Ini mengenai kondisi Acel sekarang, Mas" Ucap Dara menggenggam tangan sang suami.

"Maksud kamu apa? Rachel baik-baik saja. Benarkan Melvin?"

Melvin mengangguk. "Untuk kondisi pada fisiknya. Tapi psikisnya,  Rachel menyangka dirinya baru berusia 10 tahun"

Genggaman Dara terlepas di tangan Mikail. Tubuhnya hampir terjatuh ke lantai jika sang suami tidak merangkulnya. "Tenangkan dirimu,  sayang" Ucap Mikail mengusap bahu sang istri. Lalu menatap Melvin. "Lanjutkan Nak"

"Rachel mengalami amnesia retrograde. Amnesia itu akan membuatnya kehilangan memori masa lalu dan bertahan pada memori saat kejadian 10 tahun yang lalu" Melvin mengepalkan tangannya. "Kejadian 10 tahun yang lalu membuat Rachel mengalami amnesia transient global dan kalian menutupinya dariku"

Dara memeluk sang suami. Menangis.  Meratapi nasib putri mereka. "Acel Mas..." Isaknya.

Ternyata amnesia yang pernah dialami Rachel pada 10 tahun lalu pemicu utamanya. Awalnya ia kira hal tersebut adalah anugrah untuk putri mereka.  Anugrah karena dapat melupakan kejadian mengerikan itu. Namun, malah berubah menjadi sebuah petaka.

"Lalu apa Acel bisa sembuh? Terutama mengingat kamu Melvin sebagai suaminya?" Tanya Dara. Menantunya ini tampak kacau. Pembawaan Melvin yang tenang dan dingin tak akan bisa menutupi kegundahan yang lelaki itu rasakan sekarang.

"Pasti, Mom. Melvin akan berusaha untuk membuat Rachel mengingat Melvin kembali"

Mikail menepuk pundak menantunya. Seolah memberikan sebuah kekuatan. "Berjuanglah boy"

❤️❤️❤️

Ululuuu cian Kang mas Melvin :"( sama author aja deh kalau begitu hiyahiya.

Tenang everybody spoiler nih yaa mbak Acel nanti bakalan lucuu begete bikin gemes deh sama Mas Melvin sukses buat dia ketar ketir wkwkwk.

Ada yang makin bingung gak nih? Mau bertanya yok silahkan,  author ladenin. Asalkan jangan bertanya kapan author up yaa HAHAHA.

Nikmatin aja alurnya yaa, see u soon :*

Nikmatin aja alurnya yaa, see u soon :*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinopsis:

"Demi hadiah taruhan 50 juta plus tiket liburan ke Maldives selama sebulan,  siapa yang gak mau coba? Cuma rayu si GM yang suka sesama pisang buat kasih satu ciuman. Hitung-hitung bantu orang supaya kembali ke jalan yang benarkan?"

-Giara Agatha-

"Kamu mau bantu saya, Aira? Saya capek jadi bahan gosipan mereka setiap hari" Tatapan putus asa dari sang General Manager Limocom ini membuat gadis yang memakai rok span merah jambu itu menatapnya kasihan. Sedikit terenyuh mendengar suara permintaan tolong itu.

Aira terdiam, lalu tersenyum lebar. Hatinya bersorak, ini kesempatan emas!!!
"Ehem, bantu apa yaa Pak? " Balas Aira berusaha setenang mungkin. Bohong jika ia tak tau maksud dari laki-laki itu.

Well, bahkan ini lebih mudah dari yang ia bayangkan. Tanpa perlu bersusah-susah lebih lama lagi mengejar buruan akhirnya targetnya menyerahkan diri juga.

"Bantu saya menjadi pria normal" Raut putus asa dari netra coklat terang yang menatapnya itu berubah menjadi tatapan tajam. "Pria normal menurut mereka"

"Siap Pak! " Aira mengangguk antusias. Jujur ia ingin berlari keliling lapangan bola sekarang, saking senangnya.

Penasirin????  Mbak Aira ini adalah teman Mbak Acel.  Ituloh yang mbak sipit,  iya Tia lah kok jd Aira sih ntor? Kepokan. Uhmm mampir ke lapak author yaa say ^^ lapak yang disana maksudnya wkwkwk

Pengantin PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang