14.Runyem

51.2K 2.1K 58
                                    

Author P.O.V

"Kamu yakin anak saya disini?" Tanya wanita paruh baya itu menatap pemuda di sampingnya.

"Hehe ya Tan, soalnya Axel sama Melvin sering kesini kalau lagi sumpek di rumah" balas Raxel terkekeh jenaka.

"Sumpek Kamu bilang? Anak saya mana pernah bosan apalagi sumpek di rumahnya sendiri, Kamu jangan mengada-ngada ya Raxel. Tante gak suka Kamu adu domba saya sama anak saya"

Anjirrr kok gue jadi yang di marahin???

"Aduhhh Tan, jangan gitu dong... Axel gak pernah ngadu domba Tante sama anak Tante" kata Raxel membela dirinya.

"Cih, cepat deh Kamu buka pintunya,  saya gak mau anak saya lama-lama sama perempuan ular itu"

Deg.

Perkataan tersebut membuat Raxel membeku.

Perempuan ular? Maksudnya adek gue gitu?

"Asal Kamu tau aja yaa Raxel. Saya kurang suka anak saya nikah sama perempuan model begitu. Masa setiap hari bagunnya kesiangan mulu, dasar pemalas"

Deg.

"Terus gak bisa apa-apa lagi. Huh bisanya cuma godain anak saya aja setiap hari"

Jederrrrrrr.

Gue pengen mutilasi ni orang!!!

Tangan Raxel terkepal kuat. Menahan emosinya.

"Raxel Kamu kenapa begong, cepet buka pintunya. Kan Kamu udah biasa kesini sama Melvin. Tentu tau kan password Apartemennya"

"Sorry Tan, kayaknya Melvin udah ubah password. Mending Tante pencet bell aja..."

"Kamu kenapa si? Tapi katanya tau sekarang malah bilang gak tau. Kamu kan sahabat anak saya, masa Melvin ubah password Kamu gak tau sih?"

Raxel suabarrrrr!

"Seorang sahabat gak perlu tau semuanyakan Tan"

"Oke, saya mengerti sekarang Kamu sengaja yaa ngulur waktu. Apa jangan-jangan Kamu sekongkol sama perempuan itu biar saya dan anak saya berpisah"

"Tante stop negative thinking deh. Kenapa disini Axel rasa Tante deh yang berlebihan.Tante takutkan nantinya Melvin bakalan lebih sayang dan care sama istrinya dari pada sama Tante? Apa jangan-jangan Tante kayak gini gara-gara Melvin lebih milih istrinya?"

Skakmat.

Wanita itu terdiam.

Okey, gue tau alasannya sekarang.

Rachel kayaknya lo harus bersaing sama mertua lo sendiri deh dek, yang overprotective ini.

Dan sekarang gue harus mastiin sesuatu buat lo dek. Yaitu Melvin. Perasaannya.

Suasana menjadi hening, membuat Raxel merasa bersalah.

Apalagi melihat ekspresi Ibu dari sahabatnya itu yang menatap kosong kearah pintu bercat putih gading ini.

Aish. Kok gue ya yang merasa Jadi orang jahat disini? Au ah. Mending gue pecahkan teka-teki ini segara.

Dengan cekatan Raxel mengutak atik kode password Apartemen itu, mencoba berbagai spekulasi kode-kode angka di kepalanya.

Dari tanggal lahir sahabatnya, ibu, bapak sampai tanggal lahir dirinya sendiri.

"Coba tanggal kematian papanya"

Pengantin PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang