26. Lucky Girl

28.3K 1.2K 141
                                    

"Kak Melvin..." Rachel melingkarkan tangannya ke pinggang Melvin tak lupa kepalanya menyempil diantara lengan sang suami. Sambil mendongak ke atas.

Ia sedang bahagia sekarang. Rahasia hati suaminya sudah terbongkar dan itu akibat kejadian kemaren, walau di hati masih dongkol dengan wanita cabai itu. Tapi Rachel bermurah hati untuk kali ini memaafkannya. Ingat untuk kali ini saja.

Melvin menunduk tersenyum membalas Rachel. Hal itu entah yang keberapa kali ia lakukan. Mengingat kepalanya sedikit pegal sekarang. Apalagi konsentrasi memasaknya dari tadi terganggu akibat ulah istrinya ini yang mulai berprilaku 'nakal'. Memeluknya dari belakang.

Rachel menampilkan deretan gigi putihnya. Merasa senang mendapat respon positif dari Melvin, padahal ia sengaja ingin menganggu sang suami.

"Apa sayang?"

"Ti amo"

Melvin menggeleng sambil terkekeh. Dari semalam tak henti-hentinya Rachel mengulang kalimat itu. Seperti anak SD yang mendapatkan kata-kata gaul terbaru. Cukup membuat Melvin berkeinginan untuk menggigit bibir istrinya saking gemasnya.

"Kakak sedang masak sayang, nanti aja kita ti amo-annya"

"Oke" Rachel ngacir, memilih untuk duduk sambil menonton sang suami masak. Karena rencana untuk mengerjai Melvin tak berhasil. Ia mengalah. Jujur saja cacing di perutnya lagi berzumba ria.

Melvin menoleh memperhatikan Rachel yang telah duduk manis di depannya dipisahkan dengan kitchen set ini.

Sekali lagi iman Melvin diuji. Ternyata istrinya itu hanya mengenakan baju putih polos kebesaran dan itu sukses memancingnya.

"Ah, ini Acel pinjem ya kak. Bahannya dingin bikin adem. Acel suka" Sadar diperhatikan oleh Melvin. Lebih tepatnya kemeja yang ia gunakan Rachel nyengir ia lupa minta izin minjam kemeja suaminya itu.

Melvin mematikan kompornya. Berjalan mendekati Rachel. "Kamu suka?" Lalu memutar kursi Rachel supaya berhadapan dengannya.

"Iya, hehe boleh yaa untuk Acel?"

"Gak boleh"

"Lah kok pelit?" Rachel membulatkan matanya tak percaya.

"Nakal"

WTF? Laki gue sehatkan?

"Lah kok Acel dibilang nakal sih? Acel gak nakal yaa. Acel anak baik!" Wajah Rachel memerah. Ia tak terima dikatai nakal. Enak saja, Rachel pernah dinobatkan menjadi siswi teladan di sekolahnya dulu. Lah saat berumah tangga masa iya dinobatkan jadi--

"Buka" Mata Melvin mengelap.

"A-apa?"

"Buka, sayang" Serak. Suara Melvin memberat membuat bulu kuduk Rachel berdiri.

Dengan cemberut Rachel mulai membuka satu persatu kancing bajunya, namun berhenti dan mulai menatap Melvin memelas "Nanti aja yaa Kak, ntar Mama lihat. Malu"

Rachel tak mau merusak pagi yang indah ini dengan kicauan sang mertua. Gak kuat berperang lagi kan semalam habis tempur sama anaknya masa iya sama Maknya juga sih.

"Mama? "Ulang Melvin lalu tersenyum miring. "Mama udah pulang ke rumahnya. Tinggal kita berdua sekarang"

Seketika alaram bahaya berbunyi di kepala Rachel, dengan cepat Rachel turun dari kursi yang ia duduki. Berusaha kabur.

Namun sekali lagi ekspektasi tak sesuai realita, ia lupa suaminya tepat di depannya. Mau kabur kemana coba?

"Kakak mau mesumin aku lagi kan?" Tanya Rachel was-was. Saat Melvin mulai mengelus punggungnya di balik kemeja yang ia pinjam ini.

Pengantin PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang