Bagian 15

19K 1.3K 65
                                    

Lucy POV

Kalian tahu bagian terpenting dalam kehidupan? Ada banyak hal tentunya. Kalau menurutku, hal terpenting dalam kehidupan adalah seseorang yang selalu mendukung kita. Mendukung dalam berbagai macam masalah dan situasi. Entah itu akan sulit, membahayakan dirinya atau bisa merugikan dirinya. Seseorang yang sudah banyak sekali berkorban untuk diri kita itu adalah keluarga kita.

Menurutku, keluarga adalah seseorang yang harus aku jaga dan di sayangi setiap waktu. Harus kita bela, walaupun mungkin pembelaan itu bisa merugikan kita. Terkadang keluarga akan selalu membela dan membantu walau hal itu negatif atau tidak baik. Keluarga adalah seseorang yang akan selalu ada di samping kita. Keluarga yang sangat aku sayangi.

Hal kedua, dia. Mungkin dia sudah banyak berubah. Dia tidak terlalu peduli lagi denganku. Aku mewajarinya, kenapa? Karena ini semua salahku. Dulu, aku hanya seseorang yang tidak membuka mata dan pikiran secara dewasa. Apa yang di tanamkan orang lain di pikiranku akan selalu menjadi sebuah patokan untukku. Entah itu salah atau tidak.

Dulu, dia yang harus berjuang untukku. Sekarang, aku yang harus memperjuangkannya. Aku memang bodoh, membuang kesemptan dengan sia-sia. Tidak berani seperti dirinya. Selalu hanya berdiri dalam diam, memperhatikan dirinya. Tidak berani sedikitpun menyapa atau muncul di depannya.

Jujur, setelah aku kuliah dan tahu kalau dia tinggal di negara yang sama. Aku mulai sering mengikutinya dan melihatnya dari jauh. Apalagi aku mengetahui dia merusak dirinya sendiri karna diriku. Aku bersyukur, dia tidak melanjutkan semua yang dia lakukan.

Sebenarnya, aku berada di bandara saat dia pulang. Aku melihat dia tertawa untuk pertama kali di samping orang lain. Aku mengikuti dirinya, mungkin aku bisa di bilang sebagai penguntit. Aku tahu saat dia berada di Mall, menyanyikan lagu untuk perempuan yang tidak aku kenal. Aku sengaja pulang lebih awal agar hatiku tidak terlalu panas.

Saat sampai di rumah dia, aku bertemu dengan Dylan dan Ashley yang ternyata melihat diriku di Mall. Malu, tapi aku tidak apa-apa. Aku melakukannya dengan sepenuh hatiku. Mereka yang memaksaku untuk tetap tinggal sampai dia pulang.

"Jadi, apa yang membuat kakak manggil gue kesini?"tanya Ashley setelah lama kami terdiam.

Aku mengambil keberanianku dulu, "Perempuan yang dengan Ricky waktu itu, lo kenal?"

Ashley tertawa pelan melihatku, "Kenal, namanya Emily,"

Mataku membesar saat mendengar namanya, "Emily? Teman gue yang dulu?"

Ashley menggeleng, "Bukan, Emily yang ini aja baru pulang untuk pertama kalinya ke Indonesia,"

Aku ber-oh mendengar jawaban Ashley, "Jadi, kalau baru pulang kenapa bisa akrab?"

"Mereka teman dekat dulu, waktu SMP. Ya, memang bukan kak Ricky aja tapi semuanya. Thomas, kak Adlan, kak Mark sama kak Adlina,"jelas Ashley.

Tapi, menurutku Emily paling dekat dengan Ricky walau aku belum melihat bagaimana kalau Emily berkomunikasi dengan yang lain.

"Ricky ada perasaan dengan Emily?"tanyaku pelan, percuma pelan karna Ashley mendengarnya.

Ashley mengangguk, "Katanya sih ada, dulu ya waktu kak Ricky SMP. Kata Thomas juga, kak Ricky pernah nyari kak Emily sampai ke luar negri. Ya, udah ketemu sayangnya kak Ricky cuman diam jadi enggak jadi ketemu. Ya gitulah,"

Aku menghela napas, "Jadi, sekarang mereka udah ketemu dan kemungkinan mereka bisa saling suka lagi,"

Ashley menyipitkan matanya, "Kakak cemburu? Ays, harusnya gue rekam dan kasih ke kak Ricky,"

AftertasteWhere stories live. Discover now