••••
Niall mengeluarkan handphone nya dengan tangan yang bergetar. Ia segera menghubungi Liam.
"H-halo? L-liam?"
"Ya, Niall? Ada apa? Kenapa suara mu seperti itu?"
"Liam, k-kau b-bisa bantu aku?"
"Bantu apa? Hey, apa yang terjadi?"
"T-tolong jemput A-aster dan Derek, dan bawa mereka ke sini. A-aku akan SMS kan alamat mereka."
"Iya, tapi ke sini ke mana? Niall, bisa kau ceritakan apa yang terjadi?"
"K-ke Rumah Sakit. Aku akan SMS-kan juga alamat Rumah Sakit nya. A-akan k-ku ceritakan s-saat k-kau sudah s-sampai."
"Mengapa kau ada di sana? Kau baik-baik saja, kan?"
"I-iya, a-aku baik-baik s-saja. Tapi, Barbara t-tidak. T-tolong, ya. T-terimakasih, Liam."
Niall memutuskan sambungan telepon nya. Ia duduk di kursi yang telah disediakan. Bersandar ke dinding berwarna putih.
Bau obat-obatan menyeruak ke dalam indra pembau nya. Niall tidak suka berada di sini. Mata biru milik Niall hampir basah oleh air mata. Entah karena mengantuk, atau karena sedih.
"Mr. Horan?" sebuah suara membuyarkan lamunan Niall. Ia menoleh ke sumber suara dan melihat pria paruh baya dengan pakaian khas dokter baru saja keluar dari Ruang ICU.
"Bagimana, Dok? Dia baik-baik saja, kan?" tanya Niall dengan cemas.
"Apakah anda kekasih nya? Atau suami nya?" tanya Dokter itu memastikan.
"Ya, sebentar lagi kami akan bertunangan...." ucap Niall.
'Berbohong sedikit 'kan tidak apa,' batin Niall.
"Uhm, baiklah," ucap Dokter itu kurang yakin.
"Kita bicarakan di ruangan saya saja, ya," ucap Dokter itu.
Niall hanya mengangguk dan mengikuti nya. Berharap sesuatu yang buruk tidak terjadi.
flashback.
Niall turun dari mobil nya karena melihat segerombolan orang di pinggir jalan. entah kenapa, jantung nya berdegup dengan cepat.
"Ada apa, ya?" tanya Niall kepada seorang lelaki yang berada di situ.
"Ada kejadian tabrak lari. Korban nya seorang perempuan muda, cantik lagi. Tapi sepertinya, masih bisa di selamatkan, tapi tidak ada tumpangan," mendengar penuturan lelaki itu, Niall semakin cemas. Ia segera menerobos kerumunan itu.
YOU ARE READING
Ancient Princess.
Fanfiction❝Dia kuno, sangat kuno,❞ ucap Niall. Barbara Palvin, seorang putri dari Kerajaan Earladia, tahun 1824. Karena ingin mencari kebebasan, ia pergi ke 'masa depan', dan bertemu Niall Horan, seorang mahasiswa 'polos' di tahun 2016. Apa yang terjadi jika...
