Chapter 19: The 3 Words.

1.3K 211 29
                                    

••••

Sudah hari kedua Maura tinggal di flat milik Niall. Maura sangat baik kepada Barbara. Bahkan kepada Aster dan Derek -yang mengaku sebagi Paman dan Bibi Barbara.

Malam ini, Maura mengundang Aster dan Derek untuk makan malam di flat Niall. Maura sudah memasak berbagai macam makanan dari sore hari.

Niall juga ikut membantu. Kalau Barbara, ia hanya membantu membawakan bahan-bahan saja. Kalau Barbara yang memasak, bisa-bisa, dapur nya berubah menjadi kapal pecah, dan rasanya....tidak usah ditanya lagi.

Tepat pukul 7 malam, makanan sudah siap di atas meja makan. Aster dan Derek pun datang setelahnya.

"Barbara, apakah Mom boleh bertanya sesuatu?" Maura bertanya.

"Boleh, Tan- eh, Mom maksudnya," ucap Barbara.

"Sebenarnya, dimana kamu tinggal? Maksud Mom, lokasinya. Bukan maksudnya curiga, hanya saja.. Mungkin lain kali kita bisa bermain ke sana?" tanya Maura.

Barbara gelagapan dan menatap Aster san Derek untuk meminta bantuan. Keadaan menjadi hening untuk sekejap, sebelum akhirnya Barbara menjawab,

"Aku berasal dari Hongaria. Budapest, tepatnya," ucap Barbara dengan cepat, dan berbohong tentunya.

Tak lucu sekali jika ia berkata, 'Aku berasal dari Kerajaan Earladia yang wilayahnya mungkin sudah tidak ada, termakan oleh waktu.'

"Hm.. Cukup jauh, ternyata," pikir Maura tanpa curiga.

"Lalu, bagaimana kau bisa ada di sini? Maksudku, di London," tanya Maura lagi.

"Aku.. pergi dari Budapest ke London untuk ku-kuliah. Orang tuaku sudah meninggal, Mom. Maka dari itu, aku tak punya siapa-siapa di sini kecuali Paman, Bibi, dan Niall...." jawab Barbara pelan.

Aster dan Derek tersenyum lega.

"Maaf sekali, Barbara.. Mom tidak tahu akan hal itu," ucap Maura. Barbara hanya tersenyum dan mengangguk.

"Ah, Mrs.Horan, kami sangat berterima kasih karena Anda mengizinkan Barbara untuk tinggal bersama Niall. Karena, jika tidak ada Niall, mungkin kami tidak akan bertemu dengannya saat itu," ucap Aster -dengan sedikit kebohongan.

Maura tersenyum. "It's just Maura, Aster. Dan, ini sama sekali bukan masalah. Aku bangga pada Niall, dia rela berkorban untuk orang yang ia cintai."

Niall tersedak saat mendengar ucapan Maura.

"Mom! Apa maksudnya?!" bisik Niall tapi tetap keras.

"Oh, sudahlah. Akui saja kau jatuh cinta kepada Barbara. Tidak apa - apa kan, Aster? Derek?" goda Maura lagi.

Aster dan Derek hanya tertawa, dan Barbara hanya tersenyum malu.

***

Niall dan Barbara sedang menatap bintang lewat balkon kamar Niall. Aster dan Derek sudah pulang beberapa waktu yang lalu. Maura sudah pergi ke kamar tamu. Barbara tidur di kamar Niall sekarang, dan Niall tidur di sofa.

"Niall...." ucap Barbara. Niall menoleh, dan berdehem.

"Hm?"

"Apa benar yang tadi dikatan oleh Mom Maura?" tanya Barbara.

Niall menarik napas. "Yang mana? Mom mengatakan banyak hal."

Barbara terkikik. "Sudahlah, jangan malu-malu. Kau jatuh cinta, 'kan kepadaku?"

Niall melotot mendengar ucapan Barbara. "Kau kan sudah punya Cameron. Ingat, 'kan?"

"Astaga! Aku bahkan hampir lupa dengan keberadaannya!" ucap Barbara diselingi tawa.

"Jahat sekali," ucap Niall.

"Tau, tidak mengapa aku hampir melupakannya?" tanya Barbara. Niall menggeleng.

Barbara tersenyum jahil. "Karena, aku menemukan seseorang yang jauh lebih baik di sini. Yaitu kau, Niall."

"Benarkah?" tanya Niall. Barbara hanya mengangguk dengan semangat.

"Aku menyukaimu, Niall."

Keadaan menjadi hening. Niall tidak tahu harus bilang apa. Ia takut, salah langkah.nIa sudah nyaman bersahabat dengan Barbara.

"Niall? Kau tidak ingin berkata apapun?" tanya Barbara.

Niall tersadar dari lamunannya. "Kau ingin aku berkata apa?" tanya Niall.

"Aku ingin, kau menjawab pernyataan ku. Apa kau juga menyukaiku, atau tidak?" tanya Barbara.

"Tapi, aku tidak menyukaimu," ucap Niall. Barbara mengeluarkan suara 'huhh'.

"Yah, seperti itu, ya. Yasudah, deh aku juga sudah tau sebenarnya," ucap Barbara sedih.

Niall menghadap Barbara. "Tapi, aku mencintaimu."

***

Semenjak kejadian semalam, Barbara tersenyum sepanjang hari. Tidak, mereka tidak menjadi seorang kekasih. Mereka hanya mengutarakan perasaan masing-masing, dam tetap menjadi sahabat —yang saling cinta.

Apakah aneh menyebut mereka sedang 'jatuh cinta' kepada satu sama lain?

"Niall! Kau hari ini berangkat ke kampus, tidak?" tanya Barbara.

"Tidak. Aku harus mengantar Mom ke bandara. Hari ini dia pulang," ucap Niall.

"Pulang?" tanya Barbara. Niall mengangguk sambil terus membaca buku di tangannya.

"Terus, Mom dimana sekarang?" tanya Barbara lagi.

"Sedang belanja makanan untuk perjalan pulang," jawab Niall singkat.

Barbara hanya mengangguk mengerti. Ia melanjutkan lagi bermain games berjudul Candy crush di handphone milik Niall.

Saat Barbara mendongak, ia mendapati Niall sedang menatapnya dengan serius.

"Apa?" tanya Barbara.

"Tidak apa-apa. Kau terlihat...." Niall memberhentikan kata-katanya. Barbara yakin, pasti ia akan disebut 'cantik'.

"Mengerikan. Rambutmu seperti singa. Lebih baik, kau mandi," lanjut Niall. Barbara melotot mendengar ucapannya.

BUG!

"Aw! Sakit, tau! Dan satu lagi, ini benda mahal, Barbara. Jangan sembarang dilempar!" omel Niall ketika benda pipih berwarna silver itu mendarat mulus di pipinya, lalu turun ke sofa.

"Kau menyebalkan, sih! Dan satu lagi, aku tidak suka mandi jika tidak pergi kemana-mana!" ucap Barbara lalu pergi untuk menonton TV.

Niall hanya tertawa melihatnya. "Dasar Princess kuno!"

***

Barbara duduk di sebelah Niall yang sedang mengetik sesuatu di laptopnya.

Sekarang bulan Oktober. Yang berarti bulan kelahiran Barbara.

"Ni, kau ingat tidak besok hari apa?" tanya Barbara.

Niall menyudahi pekerjaannya. "Memang, besok hari apa?" tentu dia ingat. Besok Barbara ulang tahun.

"Ish! Besok itu 8 Oktober, Niall! Masa' kau tak ingat, sih. I'm turning 19 tomorrow!" seru Barbara sambil memukul pelan punggung Niall.

"19 tahun? Tidak salah? Bukannya, yang ke 211 tahun, ya?" ejek Niall.

"Ish! Menyebalkan sekali, sih. Katanya, kau mencintaiku. Bohong, ya?" ujar Barbara kesal.

Niall tersenyum geli. "Setiap orang punya cara berbeda untuk mencintai orang yang mereka cintai, Barbs. Dan ini caraku, dalam mencintaimu."

***

"Semuanya sudah siap?"

"Sudah."

[]

Ancient Princess.Where stories live. Discover now