3. Pertemuan mengejutkan!

8.6K 635 3
                                    


Arnold terlihat gugup di samping Pangeran Micheal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Arnold terlihat gugup di samping Pangeran Micheal. SUdah satu minggu berlalu sejak pertandingannya.

" Yang Mulia, ku mohon, jangan lakukan ini.. sebaiknya kita kembali! " Bujuk Arnold.

" Diamlah Arnold. Kau akan membuat kita ketahuan. Ini juga salah satu impianku." Ucap Michael dengan antusias.

" Jadi impianmu adalah masuk ke dalam Hutan Ksatria?" Arnold heran, tapi matanya waspada melirik ke kiri dan ke kanan.

Mereka saat ini berada hampir di depan gerbang menuju Hutan Ksatria sedang mengamati dari jauhdan mencari cara supayab bisa masuk ke dalam hutan tersebut. Tak beberapa lama kemudian Ia membisikkan sesuatu pada Arnold, dan Arnold tampak terkejut setelah Micheal selesai berbisik.

" APA? Aku tak mau. Jika ketahuan aku akan dibunuh." Protes Arnold.

" Percaya padaku. Tidak akan ketahuan dan kau takkan di bunuh." Micheal berusaha meyakinkan.

" Aku telah mempercayai anda beberapa kali dan hasilnya selalu mengecewakan." Michael terdiam mendengar respon Arnold.

" Benarkah? " Michael pura-pura tak tahu. " Kalau begitu percayalah padaku sekali ini." Bujuk Michael.

" Tidak. Aku tidak bisa. Aku tak akan mengorbankan diriku lagi untuk Anda."

***

" TOLONGGG.. TOLONGGG!! " Arnold berlari menuju para penjaga gerbang. Wajahnya terlihat sangat panik. Para penjaga terkejut dengan teriakannya dan berkumpul ke arahnya ketika ia tiba di depan gerbang.

" TOLONG..PANGERAN MICHAEL TERJATUH DI LUBANG JEBAKKAN!" Teriak Arnold panik dan tentu saja merupakan strategi Micheal.

" Lubang jebakkan? Bagaimana bisa?" Tanya salah satu penjaga.

" Tidak ada waktu lagi. Aku akan menjelaskannya kalau sudah sampai disana.. Ia jatuh dengan kudanya jadi kita butuh banyak orang.. Maksudku semuanya. Ayo cepat!" Arnold Gelagapan membujuk mereka.  Pasukkan yang menjaga gerbang berlari mengikutinya sehingga gerbang itu tidak ada yang menjaga.

Setelah mereka agak menjauh, Michael keluar dari tempat persembunyiannya. Ia bergegas menuju gerbang dan membukanya. Dengan susah payah ia akhirnya berhasil membuka gerbang itu. setelah masuk ia  terkejut. Tidak ada jejak menuju suatu tempat disitu. Semua hanya pohon-pohon besar yang ujung pohonnya dapat ia lihat dari luar gerbang. Ia menarik napas dalam.

" Sepertinya saat ini hanya instingku yang bisa kuandalkan." Ia memandang sekeliling untuk menentukan arah. " Dan kuharap Arnold baik-baik saja."

***

Arnold menelan ludahnya. Ia sudah berhenti berlari. Sekarang ia malah berhenti di tempat yang sama sekali tidak ada lubang jebakan, tanah itu rata, bahkan tak berbatu. Para pengawal memandangnya penuh tanya.

" Apa kaumengerjai kami?" Tanya salah seorang pengawal. Arnold semakin gugup. Ia berusaha memikirkan ide. 

" YA TUHAN, YA TUHAN!" Arnold berteriak histeris lagi. tampaknya ia menemukan ide itu. Ia berbalik dan menatap pengawal-pengawal tersebut.

" APAKAH AKU TERSESAT?" Ia pura-pura bertanya dengan panik. " Ya Tuhan, AKU TERSESAT!" Ia berbalik memandang para pengawal lalu melanjutkan aktingnya.

" OH PANGERAN MICHAEL, DIMANA KAU BERADA?" Teriaknya sambil mengambil jarak. " AKU AKAN MENCARIMU. TUNGGU AKU!" Arnold langsung berlari sekuat tenaga meninggalkan para pengawal yang kebingungan. Mereka saling memandang, lalu mengejar Arnold, tapi Arnold telah berlari menjauh dan bersembunyi.

" Apakah kita harus mencari Pangeran, Michael ?" Tanya salah seorang pengawal dengan napas tersengal karena kelelahan mengejar Arnold.

" Baiklah. Kita menyebar di sekitar sini dan kalau sudah menemukannya silahkan memberi tahu yang lain." Usul yang lain. Mereka lalu setuju dan memulai pencarian Pangeran Michael yang tentu saja tidak hilang.

***

Michael memutuskan untuk berjalan lurus, ia membuat goresan di pohon dengan pedangnya sebagai tanda supaya ia tidak tersesat. Ia membuat tanda berbentuk huruf 'M', dengan susah payah. Tanpa ia sadari ada tanda panah di samping pohon yang sedang ia tandai yang sedikit tertutup dedaunan dari pohon-pohon kecil yang ia tebas untuk membuka jalan. Dan ketika ia selesai membuat tanda itu, ia pergi kearah yang berlawanan.

Michael mengatur napasnya lagi. Ia sudah kelelahan. Ia berusaha untuk berjalan lagi. Baru ia mau melangkah kakinya tersangkut sesuatu. Ia merintih kesakitan dan bangun untuk melihat apa yang membuat ia tersangkut. Ia tercengang melihat tanda panah tersebut. Dan ketika ia menengok, ia melihat huruf 'M' yang terukir cukup jelek di pohon di samping tanda tersebut.

" Kerja bagus." Keluh Michael. Ia lalu mulai berjalan lurus mengikuti tanda dan kali ini ia memperhatikan jalan supaya tidak ada yang terlewat. Ia lalu menemukan tanda yang ke dua. Ia tersenyum senang.

" Aha. Kadang kau harus tersandung terlebih dahulu supaya kau tahu ada tanda yang harus diikuti. Menarik." Michael berbicara dengan dirinya sendiri. Ia tersenyum senang. Setelah beberapa tanda, dari kejauhan ia melihat sebuah rumah sederhana. Langkahnya terhenti. ia mengucek-ngucek matanya dan tak percaya apa yang dilihatnya di rumah itu.

 ia mengucek-ngucek matanya dan tak percaya apa yang dilihatnya di rumah itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" Wanita ? Di Hutan Ksatria? " Micheal terperangah.

Tatiana berjalan santai menuju sumur depan rumahnya. Ia hendak mengambil air untuk mandi. Ia baru saja selesai latihan. Ia menarik ember dari dalam sumur dengan cepat tapi telinganya mendengar langkah kaki kearahnya.

" Edward, tolong ambilkan ember disitu." Perintahnya tanpa menoleh. Michael yang ternyata sudah ada di belakangnya memilih bekerjasama, ia diam dan mencari-cari ember disekitarnya. Ia menemukannya dan memberikannya kepada Tatiana.

" Terima kasih Edward." Ucap Tatiana

" Sama-sama." Balas Michael.

Tatiana terkejut. Itu bukan suara Edward.

Refleks ia mengambil ember yang belum sempat diisi air, berbalik dan menyerang Michael.

Telak kena kepala.

" AUW!!" Teriak Michael kesakitan.

" SIAPA KAMU?" Tanya Tatiana panik. Michael belum menjawab, ia memegang kepalanya yag terkena pukulan. Ia merasa kepalanya berdenyut. Ia mengangkat wajahnya dan melihat Tatiana masih bersiaga dengan embernya. Ia juga masih sempat melihat wajah Tatiana yang terkejut.

" Pangeran.. Micheal ?" Itu kata-kata Tatiana yang di dengarnya. Dan kemudian semua menjadi gelap. 

Ia pingsan.

Knight Prisoner of The Prince (END)On viuen les histories. Descobreix ara