8. Terimakasih, untuk mimpi yang sejenak menjadi nyata

6.2K 524 4
                                    


Tatiana menelan ludah. jantung berdegup kencang. Apakah ia harus berlutut sekarang? setidaknya akan menyelamatkan Edward dan keluarganya. Tatiana hendak bangun dan melakukannya, Tapi tiba-tiba tawa Michael pecah.

Tatiana bertambah pucat. Ia juga bingung. yang ikut tertawa hanya Alex, karena ia tak tahu apa-apa.

" Mereka mengatakan kalau kau adalah ksatria bagi keluarga ini. Apakah itu benar?" Michael terus tertawa. Dia sangat senang mengusili Tatiana.

Tatiana terdiam dan Elisabeth ikut tertawa dalam kepanikkannya.

" Ya. Tia adalah ksatriaku! " Teriak Alex. Tatiana akhirnya mengerti. Michael sama sekali belum mengetahui tentang dirinya. Ia ikut tertawa saja.

" Jadi ternyata kau juga bisa bertarung juga melawan perampok?" Michael semakin penasaran.

" Tidak , Yang Mulia. Aku hanya beruntung waktu itu. Perampoknya terlalu bodoh. "

" Oh, ayolah. Kau merendahkan dirimu. "

" Ayolah Tia, ceritakan bagaimana kau menghajar pria-pria itu di pasar karna menggoda ibu." Pinta Alex.

" Benarkah? " Michael bertambah kagum.

" Tentu saja. Aku disana. " Alex dengan polos menambahkan.

Tatiana mencoba tersenyum.

 " Ayo kita makan, Yang Mulia. Makanannya nanti dingin." Tatiana mengalihkan pembicaraan. 

Makan malam hari itu terasa ramai karena Michael yang tidak pernah berhenti mengusik Alex sehingga Alex tidak berhenti menceritakan kisah kepahlawanan Tatiana. Sejenak mereka melupakan kalau Michael adalah seorang Pangeran. Michael membuat dirinya nyaman di dekat orang lain. Begitu humoris dan sikapnya hangat. Bahkan ia telah melupakan sikap Michael di arena pertandingan.

" Sejak kapan kau belajar berkelahi ?" Tanya Michael. Mereka telah selesai makan malam. Elisabeth pergi menidurkan Alex dan Tatiana sedang mengantarkan Michael menuju kudanya.

" Sejak umurku sepuluh tahun. Dan kata berkelahi membuatku terdengar seperti gadis yang suka mencari masalah. " Jawab Tatiana. Michael tertawa.

" Dengan melihatmu di Hutan Ksatria, pastinya kau memang senang berada di dalam masalah." goda Micheal lagi. Tatiana tersenyum.

" Kami dulu sering diserang dan Ayah tak ingin kami dipermainkan musuh. Karena itu aku di latih begitu keras."

" Tunggu dulu." Micheal berhenti. "Tapi Kerajaan ini tak pernah diserang." ia melanjutkan.


Tatiana  ikut menghentikan langkahnya, berbalik ke arah Micheal dan  memberanikan diri menatap Pangeran itu. Micheal sedikit bingung dan tersipu.

  "Aku bukan berasal dari Kerajaan ini." Jelas Tatiana. Michael terkejut. Ia terdiam beberapa saat.

" Jadi.." Micheal ragu. " dari Kerajaan mana kau berasal ? Bukankah kau saudari jauhnya Elisabeth."

" Keadaan yang rumit membuat aku ada disini, Yang Mulia. Ayahku dari Kerajaan penghasil pangan terbesar." Michael terdiam dan berpikir.

" Aku baru pertama kali mendengar nama Kerajaan sepanjang itu." Komentar Michael.

" Anda tidak tahu tentang Kerajaan itu?" Tanya Tatiana takjub. Walau ia tidak memakai nama yang sebenarnya seharusnya Michael tahu. tapi ekspresi Michael tak berubah. 

Tatiana terdiam sejenak dan memutuskan untuk tidak menjelaskan tentang asalnya lebih lanjut sebagai suatu keuntungan. lagipula Michael tidak bertanya lebih jauh. Tapi ia ragu apakah Micheal sedang tidak memikirkan perkataannya. Tatiana tertunduk, menatap rumput yang basah terkena embun malam. mereka berdua terdiam, terlihat kikuk.

" Tatiana." Panggil Michael lembut memecah keheningan.

" Ya, Yang Mulia." Jawab Tatiana .

" Aku benar-benar senang hari ini. Terimakasih." Ucap Michael tulus.

" Kami juga bahagia, Yang Mulia." Tatiana membalas.

"Bagaimana denganmu?  Apakah kamu senang? " Tatiana mengangguk malu menjawab pertanyaan Michael. Michael merasa senang.

" Jadi, apa kita bisa bertemu lagi? Aku benar-benar ingin bertemu denganmu lagi. Aku ingin lebih mengenalmu. " Pinta Michael gugup.

 " Pinta Michael gugup

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tatiana terdiam. Ia sedang berpikir, apakah baik baginya untuk terus menerus menemui Michael. Hatinya dilema. Ia ingin bertemu lagi dengan Pangeran ini, tapi jika demikian maka ia tak punya waktu untuk latihan dan kemungkinan terburuk adalah rahasianya akan terbongkar. Ia tak bisa selalu berada di kota. Ia harus kembali kehutan Ksatria. Jika tidak sangat berbahaya bagi Edward atau bagi Kerajaannya kalau mereka menyangka ia kabur karena ia tidak ada disana.

Michael masih menunggu jawaban. Ia semakin tak menentu karena Tatiana tidak langsung menjawabnya.

" Apa kau tak mau?" Tanya Michael tak sabar. Tatiana menatapnya.

" Aku hanya takut, Yang Mulia." Jawab Tatiana 

" Karena aku seorang Pangeran?"

" Itu salah satunya, Yang Mulia."

"Dan apa alasan lainnya? karena kau berasal dari kerajaan lain? " Michael bertanya lagi . Ia berharap bukan itu alasannya.

" Aku tak ingin banyak bermimpi, Yang Mulia." Jawab Tatiana membuat Michael terlihat bingung. Tapi Tatiana segera melanjutkan.

"Anda adalah seorang Pangeran dan lihatlah aku. Aku sangat berterimakasih Anda ingin bertemu lagi denganku." Tatiana mencoba tersenyum.  " Bagiku, saat ini, mimpiku sudah menjadi kenyataan. Tapi untuk bermimpi lagi, aku tak bisa ,Yang Mulia. Mimpi dengan Anda lagi di dalamnya.". Dengan hati yang berat dan segala keberanian ia melanjutkan lagi kata-katanya.

" Aku tak ingin jatuh cinta dengan Anda dan akhirnya terluka. Aku tak ingin berusaha mendapatkan hati Anda dan kemudian kehilangan segalanya." Tatiana mencoba menyadari kenyataannya. "Maafkan aku dan terimakasih untuk segalanya, Yang Mulia." Tatiana mengakhiri kata-katanya. Ia tidak menunggu jawaban Michael. Ia langsung berbalik dan pergi. Michael yang masih mencoba mencerna perkataan Tatiana tak dapat menahan gadis itu.

Michael menaiki kudanya dan beranjak pergi ketiak ia tak dapat lagi melihat punggung Tatiana. Ia sendirian dan sedih. Kudanya melangkah pelan. Ia tak pernah merasa terluka seperti ini. Ia hanya tak pernah merasa seperti ini.

" Mengapa ini sangat menyakitkan?" ucapnya sambil memegang dadanya.

Bagaimana semua menjadi berbeda dalam sehari? Ia menatap malam yang semakin kelam.



 ( haloo.. trimakasih sudah membaca. berikan dukungan kalian dengan vote ya. tinggal klik tanda bintang yang ada dibawah atau diatas untuk setiap chapter yang di baca supaya penulis tambah semangat ya. nggak ribet kan? trimakasihhhh!! )  

Knight Prisoner of The Prince (END)Where stories live. Discover now