20. Arena Terakhir

4.9K 446 5
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Suara riuh terdengar memekakkan telinga di arena pertandingan. Michael berdiri dengan tegap di pinggir arena. Di tempat jeda ia bersama Arnold dan para dokternya. Ia melemparkan pandangannya ke arah Raja dan kedua kakaknya. Dalam tempat yang sama ia bisa melihat putri Annabeth dan Raja Peter DeGreen. Putri Annabeth nampak tak tenang. Michael tahu itu. walaupun ada perjanjian antara dua Kerajaan, namun peraturan pertandingan ini tak dapat di ubah. Jika nanti Ksatria Tawanan terluka parah dan akhirnya memilih menyerah maka memilih hidup atau mati adalah keputusannya. Dan jika mereka bisa bertahan maka dia akan pulang karena Kerajaan yang telah memiliki hubungan dalam pernikahan tak boleh lagi memiliki tawanan.

Tiba-tiba suasana menjadi lebih riuh. Ksatria Tawanan Pangeran keluar dari lorongnya. Michael menatapnya dari seberang.

" Pangeran, anda pasti menang hari ini." Arnold memberi kekuatan di sampingnya.

" Aku memang tidak berencana untuk kalah hari ini, Arnold." Kata Michael. ia memang telah berjanji untuk memberikan yang terbaik.

" PANGERAN DAN KSATRIA TAWANAN SILAHKAN MAJU KE TENGAH ARENA!" Teriak sang wasit. Mereka berdua lalu melangkah masuk ke lingkaran tengah arena di mana wasit itu berdiri.

" Apa kedua Ksatria sudah siap?" Tanya si wasit kepada Michael dan Tatiana. Mereka berdua mengangguk tanpa suara.

" Baiklah." kata wasit. Ia lalu keluar dari arena dan menuju tempat ia mengawasi mereka. Ia kembali mengambil pengeras suara dan bersiap-siap memberi aba-aba.

" KEDUA KSATRIA SIAP!" teriaknya dan suara teriakkan terdengar semakin kencang. Tentu saja semua mengelu-elukan sang Pangeran. Annabeth meremaas jari-jarinya. Ia sangat gugup dan takut. Ia memang memprediksikan kalau hari ini mereka hanya akan memperebutkan angka. Dengan begitu Tatiana akan pulang dengan selamat.

" SATU.. DUA..TIGAAA!!" tanda pertandingan dimulai telah di buka. Dengan cepat Michael menebas pedangnya keras. Tatiana terkejut dan menangkis. Tapi dengan tangan kirinya yang tak terbiasa menahan pedang, pukulan pedang Michael terasa begitu keras, ia terlempar dan jatuh. Ia merasakan lukanya terbuka, pedangnya terlepas, ia hanya terbaring dan meringis kesakitan. Ia tak tahu harus menahan sakit di bahu atau di pinggangnya. Penonton tiba-tiba hening sejenak lalu bersorak kencang. Michael yang terkejut.

" APA YANG TERJADI PENONTON? APAKAH KEKUATAN PANGERAN KITA BERTAMBAH HEBAT?" Pertanyaan komentator di jawab dengan sorak-sorak. Michael berdiri di tempatnya menunggu Ksatria Tawanannya bangun. Tapi Tatiana merasa tak ada kekuatan untuk bangun.

" APAKAH KSATRIA TAWANAN PANGERAN TELAH MENYERAH?"

Annabeth menangis. Ia menatap Ayahnya.

 " Ayah," Tapi Raja peter hanya menggenggam tangannya.

"Percayalah padanya, Anna." Raja Peter menguatkan putri sulungnya.

Michael masih berdiri dengan berbagai pikiran. Dan menduga-duga apakah memang kekuatannya sebesar itu. tak lama, Tatiana akhirnya mengumpulkan segala kekuatan dan berdiri. Darah nampaknya menetes dari balik baju zirahnya. Michael melihat itu dan panik.

Knight Prisoner of The Prince (END)Where stories live. Discover now