18. Permintaan Tia

5.2K 415 1
                                    



Arnold berjalan mengikuti langkah langkah Michael yang pelan dan terasa lemah. Ia terlihat begitu lesu. Sepertinya kurang tidur. Mereka sedang berjalan menuju tempat latihan. Tapi Michael terlihat tidak begitu bersemangat.

Sampai di tempat tujuanpun kondisi tidak berubah. Tidak ada semangat sedikitpun terpancar dari wajah Michael.

" Apakah Anda baik-baik saja, Yang Mulia." Tanya Arnold. Tapi kemudian ia menyadari bahwa pertanyaanya sangat bodoh. Pertanyaannya yang sangat jelas sudah terlihat jelas dari ekspresi Michael.

Michael tak menjawab. Atau kemungkinan besar tak mendengar pertanyaan Arnold dan ia mencoba menebak dalam pikirannya bahwa ini adalah masalah cinta. Michael mengambil pedang dan mulai mengayun-ayunkannya dengan lemah.

" Apakah Tatiana – " Arnold menghentikan kata-katanya karena pedang di tangan Michael terlepas tepat setelah nama gadis itu disebut. Michael hanya berdiri. Tak ada gerakan untuk mengambilnya. Lalu dengan sukarela dan gugup Arnold mengambil pedang itu. ia menyadari pasti ia mengatakan sesuatu yang tak boleh di sebutkannya. Bukankah ia yang membuat Tatiana meninggalkan Michael. Seharusnya ia tak menyinggungnya lagi.

Dengan pelan ia menyerahkan pedang kepada Michael. Michael menerimanya tanpa melihat Arnold sama sekali. Ia melanjutkan kegiatannya semula. Tapi hanya beberapa detik saja. Ia berhenti dan menatap Arnold yang di sampingnya. Cukup lama. Sampai membuat Arnold salah tingkah.

" Mungkinkah kau tahu," Michael bersuara.

" Tahu apa? " Tanya Arnold.

" Apa yang terjadi ketika waktu selesai tapi aku dan Ksatria Tawanan masih tetap berdiri? " Tanya Michael.

" Nilai kalian akan di hitung. Dari babak pertama." Jawab Arnold.

" Menurutmu siapa yang akan menang ? " Tanya Michael penasaran.

" Dari pengamatanku," Arnold mulai bertindak seperti pengamat sejati. " kalau menang poin, kemungkinan besar Anda akan menang, Yang Mulia." Jawab Arnold dengan percaya diri.

" Benarkah? " Respon Michael. Kemudian ia terlihat berpikir sangat keras dan membuat Arnold tak dapat menahan diri untuk bertanya.

" Apa yang kau pikirkan?" Tanya Arnold.

" Hah," Michael terkejut. " Tidak ada, aku tak berpikir apa-apa." Jawab Michael cepat. Tapi tentu saja Arnold tak percaya.

" Anda tidak berpikir untuk kalah bukan?" Arnold mulai menebak. Tapi Michael tak menjawab. Kali ini ia dengan serius mengayunkan pedangnya. Arnold tambah curiga.

" Ayolah, Yang Mulia. Anda tidak berpikir untuk kalah di pertandingan nanti kan? Dimana semangat Anda untuk menang dahulu? " Arnold terus menyerangnya dengan pertanyaan. Tapi Michael tidak peduli. Arnold akhirnya terdiam. ia mencoba membuka pembicaraan yang baru.

" Apakah putri Annabeth cantik?" tanya Arnold. Michael menatapnya.

" Memangnya apa yang kau lakukan kalau dia cantik?"

" Aku hanya bertanya."

" Jangan kau andalkan kecantikan. Kecantikkan itu sementara kau tahu." Michael mengajari Arnold.

" Ya, tapi bukankah Tatiana juga cantik? " Arnold dengan berani berpendapat. Ia lupa lagi dengan apa yang seharusnya ia tidak katakan. Michael berhenti. Pandangannya menerawang. Ia membayangkan wajah Tatiana, tapi tak memberi jawaban atas pertanyaan Arnold.

" Anda benar-benar menyukai gadis itu,bukan?" Arnold mendekat. Michael tetap tak menjawab. Ia meletakkan kembali pedangnya dan meninggalkan Arnold.

Knight Prisoner of The Prince (END)Where stories live. Discover now